TGIPF Pemilik Klub Seharusnya tidak Jadi Pengurus PSSI
ANGGOTA Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Akmal Marhali mendorong adanya aturan tegas yang melarang rangkap jabatan di pengurus PSSI.
Menurutnya, salah satu persoalan besar dari federasi ialah pemilik klub yang juga menjadi pengurus PSSI atau Komite Eksekutif (Exco) PSSI. Kondiis tersebut bisa membuka konflik kepentingan dalam pengambilan keputusan penting untuk sepak bola nasional.
Pernyataan Akmal merespons keputusan Exco PSSI yang mempercepat Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI. Menurutnya, KLB itu harus jelas tujuannya. Pihaknya pun mendorong perbaikan dari statuta PSSI.
Baca juga: PSSI belum Bisa Pastikan Kelanjutan Liga 1
Dalam rekomendasi TGIPF ke PSSI, poin C menyebutkan agar PSSI melaksanakan prinsip tata kelola organisasi yang baik. Sehingga, penting bagi PSSI untuk merevisi statuta dan peraturan PSSI.
Saat PSSI dipanggil TGIPF, lanjut dia, sempat disinggung pengurus PSSI yang juga pemilik klub. Adapun salah satu anggota TGIPF bertanya soal status Iwan Budianto, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum, namun memiliki saham di Arema FC.
Iwan Budianto saat itu membenarkan, namun dirinya berdalih hal itu tidak dilarang. Bahkan, klaim Iwan, syarat dari terpilihnya menjadi pengurus PSSI harus aktif di klub.
"Iwan jawab saya ini dipilih peserta Kongres. Aturannya memang demikian, orang yang dipilih aktif lima tahun di sepak bola. Saya aktif di klub. Tentu TGIPF berpandangan ini ada conflict of interest," ungkap Akmal saat dihubungi, Sabtu (29/10).
Baca juga: Suporter Tuntut Klub Desak KLB PSSI
Akmal sependapat dengan usulan Direktur Utama Persis Solo Kaesang Pangarep, agar ada revisi statuta PSSI yang melarang pemilik klub rangkap jabatan sebagai pengurus PSSI. Sejak awal, TGIPF menilai ada yang janggal dari statuta PSSI.
Termasuk, adanya soal cross ownership atau pihak yang memiliki lebih dari satu klub. Menurut dia, cross ownership merupakan hal yang terlarang oleh FIFA, karena berpotensi terjadinya match fixing.
"Artinya, ini juga jadi konsen dari TGIPF. Salah satunya ada poin merevisi statuta PSSI. Sepak bola ini kan selama ini jadi tirani, kekuasan untuk kelompok tertentu saja," pungkasnya.(OL-11)
Terkini Lainnya
Total Hadiah Liga 1 Naik Jadi Rp7,5 Miliar
Borneo FC dan Pupuk Kaltim Bersinergi Cari Bibit Pesepak Bola Muda
Arema FC Lega Tutup Liga 1 Musim 2023/2024 Tanpa Degradasi
RANS Nusantara FC Antisipasi Serangan Dua Striker Persija Jakarta
Persab Brebes Optimistis Menang dalam Liga 3 Putaran Nasional
Di Laga Pamungkas, Tiga Tim Berjuang Keras Agar Tak Tersingkir dari Liga 1
Kata Eks TGIPF Soal Sidang Perdana Tragedi Kanjuruhan
FIFA Restui Percepatan KLB PSSI
Rhenald Kasali: Seluruh Pengurus PSSI Mestinya Mundur Bersama-sama
Erick Thohir Diusulkan Jadi Ketum PSSI untuk Sepak Bola yang Lebih Baik
Mahfud MD: KLB PSSI Sesuai dengan Rekomendasi TGIPF
Dede Yusuf: Jangan Sampai Temuan TGIPF Hanya Berupa 'Paper Works' Saja
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap