visitaaponce.com

Pelatih Kamerun Sebut Rangking FIFA tidak Berarti di Piala Dunia

Pelatih Kamerun Sebut Rangking FIFA tidak Berarti di Piala Dunia
Pelatih timnas Kamerun Rigobert Song(AFP/ISSOUF SANOGO)

PELATIH timnas Kamerun Rigobert Song, Rabu (23/11), mengatakan rangking dunia tidak berarti saat Kamerun bertekad menjadi tim berikutnya yang membuat kejutan di Piala Dunia 2022.

Kamerun tampil di Piala Dunia untuk kedelapan kalinya namun perempat finalis Piala Dunia 1990 itu hanya berperingkat 43 dunia dan kesulitan melaju ke Qatar.

Kemenangan terakhir Kamerun di Piala Dunia terakhir pada 2002 dan mereka dipandang sebagai underdog di Grup G yang juga berisi tiga tim kuat yaitu Brasil, Serbia, dan Swiss.

Baca juga: Swiss Bidik Poin Lawan Kamerun

Di Piala Dunia 2022 ini telah terjadi dua kejutan dengan Arab Saudi mengalahkan Argentia 2-1 pada Selasa (22/11) dan Jepang mengalahkan Jerman dengan skor yang sama, sehari kemudian.

Song menyebut dua hasil itu menjadi bukti bagi Kamerun bahwa mereka bisa membuat kejutan, dimulai dengan laga melawan Swiss, Kamis (24/11).

"Kita telah melihat kejutan di Piala Dunia kali ini. Kami menghormati lawan kami namun di lapangan, Anda akan melihat siapa yang lebih kuat," ujar Song.

"Peringkat dunia terlupakan saat Anda berada di lapangan," imbuh mantan pemain berusia 46 tahun itu.

Mantan bek Liverpool, yang baru ditunjuk sebagai pelatih timnas Kamerun pada Maret lalu, mengatakan para pemain Kamerun sukses bersiap tanpa gangguan apa pun.

"Kami sangat tenang dan puas bahwa kesalahan di masa lalu tidak terulang lagi," ungkap Song.

"Kami tidak menghadapi masalah soal gaji atau uang. Segalanya telah berubah di federasi sepak bola Kamerun sejak Samuel Eto'o menjadi presiden."

"Dia adalah pekerja keras. Dia ada setiap hari untuk memastikan para pemain timnas siap bertanding. Semoga kali ini kami bisa berbicara banyak," lanjutnya.

Song telah bermain di empat Piala Dunia dan dirinya berharap bisa menggunakan pengalamannya untuk membantu timnas Kamerun mengatasi tekanan di Qatar.

"Ketika saya berbicara dengan para pemain muda, mereka tahu apa yang harus dilakukan. Saya hanya berusaha mendukung dan membantu mereka mengatasi emosi di turnamen ini dan menghindari kekalahan di masa lalu," pungkasnya. (AFP/OL-1)
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat