visitaaponce.com

Vialli Meninggal Dunia Usai Lawan Kanker Pankreas

Vialli Meninggal Dunia Usai Lawan Kanker Pankreas
Gianluca Vialli(AFP/ FILIPPO MONTEFORTE)

GIANLUCA Vialli, 58, mantan bintang Sampdoria, Juventus dan Chelsea, mundur dari perannya sebagai asisten pelatih bersama Italia bulan lalu, untuk fokus mengatasi penyakit kanker yang diidap.

Vialli pertama kali didiagnosis menderita kanker pankreas pada tahun 2017 dan dinyatakan sembuh setahun setelahnya. Ia pun menerima izin dari dokter untuk tetap dapat beraktivitas di dunia sepak bola.

Vialli kemudian memainkan peran penting sebagai koordinator tim dalam kemenangan Italia di Euro 2020 bersama Roberto Mancini, teman dekat dan rekan setim lamanya di Sampdoria.

Namun, mantan penyerang yang mencetak 16 gol dalam 59 pertandingan dan mewakili Azzurri di dua Piala Dunia, mengonfirmasi pada Desember 2021 bahwa kankernya telah kembali.

Dengan kondisinya yang semakin memburuk menjelang akhir tahun lalu, ibunya Maria Teresa dan kakaknya Nino dikabarkan bergegas ke London untuk menemaninya di rumah sakit.

Saat berita sedih mengenai kematiannya muncul, Chelsea mencuitkan pesan: "Anda akan dirindukan oleh banyak orang. Legenda bagi kami dan seluruh sepak bola. Beristirahatlah dalam damai, Gianluca Vialli."

Graeme Souness, yang bermain bersama Vialli di Sampdoria, juga tampak emosional saat memberikan penghormatan kepada mantan rekan setimnya di Sky Sports.

"Saya tidak bisa memberitahu Anda betapa baiknya dia. Lupakan sepak bola, dia memiliki jiwa yang indah. Dia hanya manusia yang benar-benar baik. Dekat dengannya adalah hal yang luar biasa. Dia pria yang suka bersenang-senang, penuh kenakalan, pesepak bola yang luar biasa dan manusia yang hangat,” ujar Souness.

“Orang-orang akan mengatakan hal-hal tentang kemampuan sepak bolanya yang luar biasa, dan memang benar demikian, tetapi di atas semua itu adalah manusia yang luar biasa,” lanjutnya.

"Bela sungkawa saya sampaikan kepada keluarganya. Anak-anak diberkati memiliki ayah seperti itu, istrinya diberkati menikah dengan pria seperti itu,” pungkasnya.

Baca juga:  Mantan Bintang Sepak Bola Italia Gianluca Vialli Meninggal Dunia

Federasi Sepak Bola Italia telah mengumumkan semua pertandingan di bawah yurisdiksi mereka akhir pekan ini akan didahului dengan mengheningkan cipta selama satu menit untuk menghormati Vialli.

Presiden Federasi Gabriele Gravina mengungkapkan kematian Vialli meninggalkan luka yang mendalam di sepak bola Italia.

"Saya berharap sampai saat terakhir dia bisa melakukan keajaiban lagi, namun saya terhibur dengan kepastian bahwa apa yang dia lakukan untuk sepak bola Italia dan seragam biru tidak akan pernah terlupakan,” ujarnya.

"Gianluca adalah orang yang luar biasa dan meninggalkan kekosongan yang tidak dapat diisi di tim nasional dan semua orang yang menghargai kualitas kemanusiaannya yang luar biasa,” lanjutnya.

Vialli memulai karirnya di klub kampung halamannya di Cremonese sebelum menjadi bintang untuk Sampdoria dan Juventus, serta memenangkan gelar Serie A bagi keduanya. 

Pemain populer Italia itu bergabung dengan Chelsea secara gratis pada 1996 saat Ruud Gullit sedang melanjutkan revolusi yang digagas oleh Glenn Hoddle di Stamford Bridge.

Namun, hubungannya dengan pelatih asal Belanda itu memburuk dan dia sering tersisih dari starting line-up. Tapi, dia mencetak dua gol dalam kemenangan comeback 4-2 atas Liverpool di putaran keempat Piala FA di jalan menuju Wembley, yang berakhir dengan kemenangan Chelsea atas Middlesbrough di final Piala FA, Mei 1997.

Menyusul pemecatan Gullit awal tahun berikutnya, Vialli mengambil peran dan berhasil memimpin tim London itu meraih kesuksesan di Piala Liga dan Piala Winners Eropa.

Chelsea juga berhasil memenangkan Piala Super dan finis di urutan ketiga di Liga Premier musim berikutnya, sebelum mengangkat Piala FA pada Mei 2000.

Musim 2000-01 dimulai dengan kemenangan atas Manchester United di Community Shield, yang dikenal sebagai Charity Shield pada saat itu, tetapi Vialli dipecat hanya beberapa minggu kemudian saat Chelsea sedang berjuang untuk mendapatkan performa terbaiknya.

Setelah beberapa waktu istirahat, dia mengambil kendali di Watford pada 2001-02 saat klub Hertfordshire membuat perubahan besar dan mahal pada staf permainan dan pelatih.

Tetapi ketika Hornets - julukan Watford - finis di urutan ke-14, Vialli dibebaskan dari tugasnya.(OL-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat