visitaaponce.com

Supertext, Platform Digital Jangkau Kawasan Pedalaman Indonesia

Supertext, Platform Digital Jangkau Kawasan Pedalaman Indonesia
CEO Supertext Martin Jacobson(MI/Siswantini Suryandari)

BELUM semua daerah di Indonesia terkoneksi dengan internet. Padahal di era digital ini, komunikasi antardaerah, antardesa, dan wilayah bisa dengan cepat melalui koneksi internet.

Apalagi di daerah-daerah pegunungan, pedalaman, perbatasan wilayah, dan desa-desa masuk dalam kategori daerah tertinggal, terdepan, dan terluar membutuhkan alat komunikasi yang terjangkau.

Platform Supertext menjadi salah satu solusi dalam menjembatani kesenjangan digital untuk mendukung komunitas di Indonesia dan Asia Tenggara.

CEO Supertext Martin Jacobson kepada wartawan di Jakarta, Selasa (22/11) mengatakan lebih dari 8 tahun Supertext sudah melayani daerah perdesaan dan pedalaman di Indonesia dengan teknologi hybrid dalam bentuk aplikasi 2G hingga 4G.

"Adanya aplikasi messenger ini memungkinkan pengguna di seluruh Indonesia bisa berkomunikasi baik dari pulau, daerah terpencil hingga pusat kota dan perkotaan dengan atau tanpa internet," kata Martin.

Saat ini penggunannya sudah mencapai 8,3 juta orang, dan mayoritas di wilayah Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Selatan, sebagian Kalimantan terutama masyarakat di kawasan marginal. Mereka adalah para petani, nelayan, polisi, tentara, ojek, mahasiswa dan relawan bencana.

Martin menjelaskan pada saat sebuah daerah dilanda bencana, petugas atau relawan kebencanaan akan kesulitan bila mengabarkan peristiwa bencana melalui ponsel pintar karena jaringan internet mati. "Ini cocok juga sebagai alat komunikasi kebencanaan karena aplikasi ini bisa digunakan tanpa internet," lanjutnya.

baca juga: Didukung PSN, Satelit Nano Pertama Indonesia Segera Meluncur ke ISS via SpaceX

Pengguna Supertext dari beragam komunitas, seperti petani, nelayan, guru, pelajar, dan semua lapisan masyarakat yang tinggal di kota hingga bekerja di ladang mereka di desa dapat dengan mudah berkomunikasi dan bahkan bagi pengguna yang berada di daerah tanpa internet. Ia juga menjelaskan untuk platform 2G dapat menggunakan Layanan Supertext dengan Telkomsel secara gratis.

"Mengirim dan menerima pesan tanpa biaya. Ini adalah upaya Supertext untuk menyediakan layanan digital bagi mereka yang tidak mampu dan merupakan salah satu cara Supertext mendukung transformasi digital Indonesia seperti yang dibagikan dalam acara B20 dan G20 minggu lalu di Bali," lanjutnya.

Martin menambahkan bahwa misi Supertext adalah untuk mendukung komunitas di seluruh kepulauan Indonesia dengan menjembatani kesenjangan digital di antara warganya, baik yang memiliki internet maupun yang tidak.

Ia mencontohkan saat mahasiswa UGM melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kabupaten Pegunungan Jayawijaya Papua, alat komunikasi yang digunakan adalah Supertext.

Pengusaha Indonesia yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menggandeng perusahaan Swedia tersebut untuk meningkatkan produktivitas perikanan dalam negeri.

Kadin bekerja sama dengan Supertext untuk pemberdayaan komunitas perikanan, utamanya nelayan dan pembudidaya untuk meningkatkan produktivitas dan bisnis di sektor ini.

Martin Jacobson adalah CEO dan pendiri platform Supertext Messenger Swedia-Indonesia. Martin adalah pengusaha dan investor. Berlatar belakang sebagai konsultan manajemen di McKinsey & Co, Supertext adalah perusahaan ketiga yang Martin dirikan. (N-1)

 

 

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat