visitaaponce.com

Kinerja Produk Digital PT Telkom sudah pada Jalur yang Benar

Kinerja Produk Digital PT Telkom sudah pada Jalur yang Benar
Direktur Digital PT Telkom Indonesia Tbk Muhammad Fajrin Rasyid memaparkan perkembangan ekonomi digital di Indonesia(MI/RAJA SUHUD)

EKONOMI digital Indonesia, yang terutama didorong oleh penyedia
aplikasi digital, kian moncer tahun ini.

Data ekonomi digital yang dirilis Google bekerja sama dengan Temasek, dan Bain & Company dalam laporan bertajuk "e-Conomy SEA 2022" menyatakan ekonomi digital Indonesia diperkirakan mencapai US $77 miliar selama 2022.

Angka ini, tulis laporan tersebut, meningkat 22% dari tahun sebelumnya
serta naik 19,8% dari tahun 2020 (sebesar US$44 miliar). Kontribusi
terbesar berasal dari penjualan kotor barang dan jasa dari sektor
e-commerce dengan nilai estimasi US$59 miliar.

Kemudian disusul jasa transportasi dan pesan-antar makanan, pemesanan
tiket perjalanan, serta media online.

Data Indonesian Digital Empowering Community (Idiec) menyebutkan, sepanjang 2022, tekfin dan e-commerce banyak diguyur dana investor pada Januari-Februari karena keduanya memang memiliki potensi pasar terbesar di dalam bisnis digital saat ini. .

Produk digital PT Telkom dengan umbrella brand Leap sepanjang 2022
juga agresif pada sektor tersebut yakni PaDI UMKM di bidang ekosistem
e-Commerce serta Logee untuk jasa transportasi. Langkah tersebut dinilai para pengamat ekonomi digital di Tanah Air, sudah pada jalur yang benar.

Nur Islami Javad, Chief of DEF (Digital Startup, E-Commerce & Fintech)
Lembaga Riset Telematika Sharing Vision mengatakan, akselerasi nyata
dirasakannya bila melihat kinerja Leap Telkom sepanjang tahun lalu.

"Jika mayoritas startup perlu 2 tahun untuk akselerasi tembus pasar
dengan growth hacking yang signifikan, saya menilai Direktur Digital PT
Telkom dan jajarannya sudah bisa mempersingkat itu menjadi kurang dari 2 tahun," katanya, Rabu (4/1).

Menurut Jeff, sapaannya, growth hacking semacam itu wajar terjadi karena Telkom tak terkendala modal kerja. Di sisi lain, strategi khas startup dengan membentuk Tribe Leader secara remote juga dilakukan oleh Telkom Leap.

"Setahu saya ada ratusan kawan-kawan penggiat startup Bandung yang
direkrut untuk mendukung Leap, mereka direkrut memperkuat tim digital PT Telkom dengan posisi tetap di Bandung. Ada yang jadi programmer, agile scrum, product manager, macam-macam itu," ujar Vice President Startup Bandung ini.

Kolaborasi juga terbuka kepada akademisi yang memiliki keahlian terkait
seperti kecerdasan buatan dan big data. Pola kerjanya adalah koordinasi
via layanan video conference dan sesekali rapat koordinasi secara
luring.

Strategi aneka kolaborasi yang serba digital ini membuat Leap, produk
digital PT Telkom, bisa cepat menyatu dalam platform ekosistem digital.
"Sebagai sebuah produk, Leap cepat jadi walau untuk jadi mesin duit
tentu perlu waktu. Jangankan produk digital, produk konvensional pun
tidak bisa langsung cetak banyak keuntungan, ada proses yang harus
dilewati dulu," ujar pria alumni Magister STBM ITB tersebut.


Agen pembangunan


Danrivanto Budhijanto, pakar hukum teknologi informasi dari Unpad
menyatakan, Leap sebagai produk digital Telkom sudah on the track untuk
sebuah produk digital. Sebab, selain sesuai tren global operator
telekomunikasi, pihaknya juga melihat ada spirit kehadiran BUMN sebagai
agen pembangunan negeri.

"Nuansa kehadirannya menjadi agent of change dirasakan. Terutama dalam
memperluas prinsip keadilan sosial bagi seluruh rakyat, itu sudah dan
terus dilakukan layanan digital PT Telkom," ujar peraih Master of Laws
in Information Technology & Privacy Law (LL.M in IT Law) di John
Marshall Law School, Chicago ini.

Menurut dia, sebagai badan usaha milik negara, layanan inti yang
memudahkan masyarakat Indonesia, wajib terus diberikan. Akan tetapi,
inovasi layanan berupa produk digital harus simultan dilakukan sekalipun kompetisinya tidak mudah.

"Inovasi ini adalah mandatori ke badan usaha milik negara, yang
dilakukan tak semata-mata agar mampu memberi profit perusahaan dan
dividen negara, juga untuk terus menjaga daya saing BUMN," pungkas Staff Khusus Menkominfo 2014-2019 tersebut.

Sementara itu, masih dalam data tersebut, Google, Temasek, dan Bain &
Company memproyeksikan ekonomi digital Indonesia akan terus tumbuh dan
tetap menjadi yang terbesar di Asia Tenggara sampai 2030. Namun, ada
sejumlah tantangan ekonomi makro yang berpotensi membebani prospek
pertumbuhan ini.

"Dengan perlambatan ekonomi dan pasar tenaga kerja yang melemah,
pengeluaran non-esensial konsumen akan berkurang," tulis riset itu. (N-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat