visitaaponce.com

Terlalu Banyak Aplikasi Buat Gawai Jadi Rentan Diretas

Terlalu Banyak Aplikasi Buat Gawai Jadi Rentan Diretas
Ilustrasi(Medcom)

PAKAR keamanan siber dan forensik digital dari Vaksincom Alfons Tanujaya menyebut gawai yang memiliki terlalu banyak aplikasi rentan diretas.

"Semakin banyak aplikasi, kamu semakin banyak menyediakan pintu untuk orang asing masuk," kata Alfons, dikutip Sabtu (6/5).

Di era kemajuan teknologi saat ini, beragam jenis aplikasi semakin menjamur, dengan tujuan menunjang keseharian penggunanya. Namun, tanpa pengetahuan dan kewaspadaan, siapa pun yang lengah dapat menjadi korban eksploitasi data, salah satunya dari aplikasi yang digunakan sehari-hari.

Baca juga: Duolingo Luncurkan Fitur Premium Super Duolingo di Seluruh Wilayah Asia Tenggara

"Setiap aplikasi itu pasti ada setidaknya satu persen atau 0,1% celah keamanan. Kalau di ponsel ada 10 aplikasi saja berarti kerentanannya 10 kali lipat lebih tinggi," jelas Alfons.

Alfons mengatakan banyak kasus eksploitasi data yang telah terjadi dari aplikasi atau perangkat lunak tanpa disadari penggunanya sehingga celah keamanan tidak bisa dianggap sepele.

Pendiri perusahaan antivirus komputer Vaksincom itu menyarankan para pengguna gawai untuk secara rutin melakukan declutter, yakni merapikan, termasuk menghapus beberapa aplikasi yang jarang bahkan tidak pernah digunakan.

Baca juga: Tinder Tambahkan Swavideo untuk Verifikasi

Cara memulainya susun aplikasi ke dalam beberapa kategori, misalnya kategori game, finansial, media sosial, dan lain-lain. Dengan ini kita akan menyadari aplikasi mana saja yang tidak perlu," kata Alfons.

Selain itu, menurut Alfons, update atau memperbarui seluruh aplikasi yang dimiliki adalah suatu keharusan. Setiap aplikasi pasti akan memerlukan pembaruan secara berkala, untuk menambah beberapa fitur baru hingga membenahi beberapa kesalahan atau bug.

Alfons menjelaskan pembaruan itu juga kerap kali untuk memperkuat sistem keamanan aplikasi dari serangan para peretas.

"Meski sudah diperbarui pun masih ada kemungkinan kerentanan, tidak 100% aman, namun, setidaknya mengurangi risiko itu," ujar Alfons.

Aplikasi yang jarang atau bahkan tidak pernah diperbaharui, jelas dia, sangat berbahaya dan rentan untuk dieksploitasi oleh para peretas. Terlalu banyak aplikasi juga membuat pembaruan secara otomatis terhambat. (Ant/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat