Algoritma TikTok Disebut bisa Rugikan UMKM Nasional
![Algoritma TikTok Disebut bisa Rugikan UMKM Nasional](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/06/7a2c139eeae320ed8b36d9ceab77ff99.jpg)
SEBUAH aporan dari Financial Times, beberapa waktu lalu menulis rencana ekspansi TikTok yang disebut sebagai Project S. Project S merupakan rencana korporasi Tiktok di pasar UK dalam memasarkan produk-produk asal Tiongkok melalui platfromnya.
Baca juga: Cara Mengaktifkan Fitur dan Belanja di TikTok Shop
Namun, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengingatkan potensi penyalahgunaan data pribadi.
"Algoritma TikTok dikritik oleh beragam pemerintah di negara tempat TikTok beroperasi karena memungkinkan platform menggunakan data pribadi tanpa persetujuan pengguna," ujarnya lewat keterangan yang diterima, Jumat (23/6).
Baca juga:Belanja Lewat Live Streaming Makin Digemari, Shopee dan TikTok Jadi Platform Teatas
Menurut dia, algoritma TikTok itu berisiko digunakan untuk mendorong penjualan barang impor asal Tiongkok. Jika situasi ini dibiarkan, penjual yang menjual barang impor makin populer yang berimbas pada neraca perdagangan.
Di sisi lain, Bhima meminta pemerintah berhati-hati dengan TikTok. Meski nilai investasinya besar, perusahaan bestuan Tiongkok itu tengah agresif masuk ke ranah jual beli barang online.
"Sementara pengawasan dan aturan soal social commerce di Indonesia masih abu-abu," kata dia.
Selain itu, ia menilai aturan perpajakan social commerce masih banyak yang belum adil. "Termasuk pemberlakuan PPN 11%, padahal transaksi ecommerce melalui platform resmi dikenakan pajak," tandasnta.
Adapun Financial Times menulis bahwa pengguna di UK akan menemukan fitur belanja dalam aplikasi sosial media Tiktok yang bernama “Trendy Beat”. Tiktok Shop ala UK ini akan mengoleksi data produk-produk yang sedang menjadi trend dan menjualnya.
“Semua produk akan dikirim dari China, dijual oleh perusahaan yang terdaftar di Singapura yang juga dimiliki oleh ByteDance yang merupakan induk usaha Tiktok yang berbasis di Beijing,” tulis Financial Times.
Menurut Financial Times, ke depan dengan data yang dimiliki Tiktok seperti produk yang paling laku dijual, perusahaan akan memproduksi sendiri di Cina dan menjual sendiri di Trendy Beat. Hal ini sedikit berbeda dengan Amazon yang mereplika produk terlaris dan menjualnya. Trendy Beat, justru akan memproduksi, mempromosikan dan menjual sendiri produknya.
Saat ini, bisnis model TiktokShop, termasuk di Indonesia, masih mengizinkan penjual lain untuk berjualan diplatform ecommercenya dengan mengambil sedikit fee. (H-3)
Terkini Lainnya
Pahami Algoritma Media Sosial, Perbanyak Konten Positif untuk Hindari Rabbit Hole
Perkiraan Halving Bitcoin 2024
Kubu Anies-Muhaimin Duga Sistem KPU sudah Dirancang Menangkan Capres Tertentu
Transformasi Media Terus Berubah, Jurnalisme Berkualitas Harus Terus Bertahan
Antisipasi Project S TikTok Shop, Menteri Teten Minta Revisi Permendag 50 Dipercepat
Keluarga Juga Harus Berperan dalam Upaya Pencegahan Kejahatan Siber
20 Orang Ditangkap Polisi di Vietnam Terkait Pencurian Akun Facebook
Masyarakat Harus Tanggap Waspadai Penipuan Digital dan Pencurian Data Pribadi
UU Perlindungan Data Pribadi (PDP) Masih Perlu Pembahasan Lebih Jelas
Ada Paradoks Kenyamanan dan Keamanan Data Pribadi di Internet
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap