Kemunculan Komet Setan saat Gerhana Matahari Jelang Lebaran
![Kemunculan Komet Setan saat Gerhana Matahari Jelang Lebaran](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/03/2a1e366a93279db6cf173c05e9b5e04c.jpg)
KOMET setan atau devil comet dengan ukuran Gunung Everest yang masuk ke bagian dalam tata surya 70 tahun sekali dapat terlihat dengan mata telanjang selama beberapa minggu ke depan. Objek yang terlihat sekali atau mungkin dua kali seumur hidup dan dikenal sebagai 12P/Pons-Brooks akan berdekatan dengan matahari pada Minggu (21/4), ketika matahari sedang ada di titik paling terang.
Waktu tersebut bertepatan dengan gerhana matahari pada Jumat (8/4). Uniknya, tanggal itu ialah waktu menjelang Lebaran 2024 bagi umat Islam yang jatuh pada Rabu (10/4)-Kamis (11/4).
Kendati demikian, wakil direktur eksekutif di Royal Astronomical Society Dr. Robert Massey menyatakan fenomena ini tidak mudah terlihat dengan mata telanjang. "Jangan berharap cahayanya sangat terang, seperti gambar yang Anda lihat di foto. Tidak akan seperti itu," kata Massey sebagaimana tertulis di phys.org, pada Senin (25/3).
Baca juga : Setelah Mendarat di Bulan, India Menatap Matahari
Untuk melihat komet setan dengan mata telanjang, Massey menambahkan terdapat kriteria lingkungan yang harus terpenuhi. Dia juga mengungkap, fenomena ini akan lebih mudah dinikmati dengan teropong.
"Ini sesuatu yang mungkin hanya terlihat dengan mata telanjang jika Anda tidak memiliki bulan di langit dan tidak ada polusi cahaya. Jika cuacanya sangat cerah, Anda mungkin punya peluang," Massey berujar.
"Namun bagi sebagian besar dari kita, kita perlu membawa teropong," lanjutnya.
Baca juga : Kenali Akibat Terjadinya Revolusi dan Rotasi Bumi, Apa Saja?
Ada alasan tersendiri dengan penamaan setan pada komet jenis ini. Komet setan dinamakan demikian karena memiliki bentuk lancip, menyerupai tanduk. Bentuk tanduk terjadi akibat letusan dari penumpukan gas.
Komet jenis ini juga punya ekor karena terdapat kandungan es mencair yang dilepas sebagai gas saat mendekat ke matahari. Warnanya pun hijau karena mengandung molekul yang disebut karbon diatomik.
Nama 12P/Pons-Brooks diambil dari astronom Prancis Jean-Louis Pons. Ia merupakan penemu komet ini pada awal abad ke-19. Namanya juga diambil dari astronom Inggris-Amerika William Robert Brooks yang mengamatinya pada orbit pada 1883.
Sebagai informasi Gerhana Matahari Total akan terjadi pada 8 April. Namun sangat disayangkan fenomena ini tidak melintasi Indonesia. Wilayah yang dilintasinya yakni Arktik, Eropa Barat, Amerika Selatan, Amerika Utara, dan Samudra Pasifik. (Z-2)
Terkini Lainnya
NASA Ungkap Temuan Pertama dari Asteroid Bennu, Petunjuk Asal Usul Kehidupan di Bumi
Komet Sebesar Tiga Kali Gunung Everest Mengarah ke Bumi
Wah, Komet Nishimura akan Terlihat di Langit Malam Akhir Pekan ini
Pengertian Komet serta Ciri-ciri, Jenis, dan Nama-namanya
Ilmuwan Ungkap Air di Bumi Berasal dari Proses Hantaman Asteroid
Para Pecinta Gerhana Bersiap Menyaksikan Fenomena Alam yang Langka
Apa yang Diharapkan Ilmuwan dari Gerhana Matahari Total di AS?
Waspada! Bahaya Melihat Gerhana Matahari Tanpa Perlindungan
Kenali Akibat Terjadinya Revolusi dan Rotasi Bumi, Apa Saja?
Gerhana Matahari bukan Sekadar Fenomena Alam, Ini Esensinya Menurut Al-Qur'an
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap