visitaaponce.com

Ilmuwan Ungkap Air di Bumi Berasal dari Proses Hantaman Asteroid

Ilmuwan Ungkap Air di Bumi Berasal dari Proses Hantaman Asteroid 
Ilustrasi asteroid(AFP/European Space Agency )

PARA ilmuwan telah lama memperdebatkan asal usul air Bumi. Satu teori menunjukkan air mungkin telah dibawa oleh asteroid dan komet yang bertabrakan dengan Bumi. Pendapat lainnya, air selalu ada di bebatuan mantel bumi dan secara bertahap dilepaskan ke permukaan melalui gunung berapi.

Penelitian terbaru mengungkap kemungkinan besar air di permukaan Bumi berasal dari luar angkasa dan dibawa oleh proses hantaman asteroid. Teori tersebut muncul setelah para peneliti menguji sampel asteroid yang dikumpulkan dari misi luar angkasa Hayabusa Jepang.

Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature Astronomy ini menjelaskan tujuan misi tersebut untuk mengungkap asal usul kehidupan dan pembentukan alam semesta dengan mengamati kristal garam yang hanya terbentuk jika ada air. 

Seperti dilansir dari Forbes pada Senin (19/6), hal itu disebabkan Bumi, Mars, Venus dan Merkurius terbentuk di dekat matahari dengan  temperatur yang terlalu tinggi sehingga menyebabkan uap air tersebut mengembun dan berubah menjadi cair.

Akan tetapi, studi ini menunjukkan asteroid tipe S yang paling umum dibawa ke Bumi, kemungkinan mengandung komponen mentah kehidupan. Pada tahun 2005 ditemukan sampel asteroid yang mengandung air, kemudian pada 2010, wahana antariksa untuk misi Hayabusa Jepang berhasil membawa sampel berupa butiran-butiran dari permukaan asteroid bernama 25143 Itokawa. 

Dari butiran-butiran tersebut, para peneliti berhasil menganalisis ada air yang terkandung di dalamnya dengan menembakkan ion pada sampel untuk mengetahui komposisi dari permukaan asteroid tersebut. Penelitian lebih lanjut mengungkapkan sebagian besar asteroid di tata surya bagian dalam adalah tipe S, maka bisa jadi ada banyak asteroid basah di luar sana.

Baca juga: Bahan Organik pada Asteroid Ryugu Bisa Menjelaskan Asal-usul Kehidupan di Bumi

Para peneliti di Laboratorium Lunar dan Planet Universitas Arizona menemukan jejak garam natrium klorida pada sampel.

“Sudah lama diperkirakan bahwa meteor chondrite biasa merupakan sumber air yang tidak mungkin ada di Bumi,” kata Shaofan Che, penulis utama dan direktur Fasilitas Pencitraan & Karakterisasi Material Kuiper.

Menurut Che, penemuan natrium klorida menunjukkan populasi asteroid ini bisa saja menyimpan lebih banyak air daripada yang kita duga.

“Sebagian besar asteroid terbakar di atmosfer Bumi dan tidak pernah sampai ke permukaan. Untuk itu dibutuhkan batuan yang cukup besar untuk bisa mempertahankan zat tersebut dan mengantarkan air sampai ke bumi,” ungkap Che.

Penelitian sebelumnya mengungkapkan pada awal pembentukan tata surya, molekul air bisa jadi terperangkap dalam mineral asteroid dan selamat dari proses tabrakan Bumi. Ketika air kemudian hilang selama proses pembentukan awal planet Bumi, air kemudian muncul lagi akibat tabrakan-tabrakan dari asteroid tipe S.

Hal ini terbukti dari kesamaan komposisi isotop hidrogen antara Bumi dan asteroid Itokawa. Penelitian tersebut menunjukkan jumlah air di lautan samudra dapat terbentuk hanya dengan mekanisme tabrakan asteroid tersebut. 

“Jika ternyata saat ini asteroid yang paling umum mungkin jauh lebih basah daripada yang kita duga, itu akan membuat hipotesis pengiriman air oleh asteroid menjadi lebih masuk akal,” kata Tom Zega, penulis senior penelitian dan profesor ilmu planet di Lunar and Planetary Laboratory.(M-4)
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat