visitaaponce.com

Benda-Benda Langit dalam Tata Surya selain Planet

Benda-Benda Langit dalam Tata Surya selain Planet
Ilustrasi.(AFP/Ethan Miller.)

TATA surya tidak hanya terdiri dari delapan planet. Selain planet, ada banyak sekali benda langit lain yang menjadi penghuni Tata Surya. 

Pembahasan kita kali ini akan dibatasi pada benda langit yang memberi banyak pengaruh terhadap kehidupan di Bumi. Apa saja itu? Yuk belajar benda langit dalam Tata Surya yang dikutip dari buku Ilmu Pengetahuan Alam SMP Kelas VII karya Victoriani Inabuy dkk.

1. Satelit.

Setiap benda langit yang berputar mengelilingi benda langit lain disebut satelit. Bumi disebut satelit Matahari karena mengelilingi Matahari. Bulan disebut satelit Bumi karena mengelilingi Bumi. Meski demikian, kita sudah terbiasa menyebut satelit hanya untuk benda-benda langit yang berputar mengelilingi planet. 

Baca juga: Karakteristik Delapan Planet dalam Tata Surya Kita

Tercatat oleh NASA, ada lebih dari 200 satelit di Tata Surya. Kali ini kita akan mengenal beberapa di antaranya. 

a. Ganymede.

Ganymede adalah satelit Jupiter dan merupakan satelit terbesar di Tata Surya. Tidak hanya ukurannya yang menjadikan Ganymede istimewa. Saat ini, ia satu-satunya satelit yang memiliki medan magnet sendiri. Adanya medan magnet ini menyebabkan di Ganymede sering muncul aurora, semacam semburat cahaya yang berpendar di sekitar 
kutubnya. 

Baca juga: Isi Tata Surya dan Pengelompokan Planet 

Ditemukan sejak 1610, Ganymede menarik perhatian banyak astronom untuk terus mempelajarinya. Berdasarkan hasil penyelidikan, ditemukan bahwa atmosfer Ganymede mengandung sejumlah kecil oksigen. Meski demikian, menurut ilmuwan, oksigen tersebut terlalu tipis untuk dapat memungkinkan ada kehidupan seperti di Bumi.

b. Titan.

Titan adalah satelit terbesar planet Saturnus dan menjadi satu-satunya satelit yang terbukti memiliki lapisan atmosfer dengan kandungan yang penting. Seperti Bumi, atmosfer Titan mengandung lebih banyak nitrogen. 

Baca juga: Pelajari Tujuh Hewan ini yang Punya Ciri Khusus

Keistimewaan lain dari Titan yaitu bukti-bukti bahwa Titan mengandung cairan di permukaannya dalam bentuk sungai-sungai, danau, dan lautan. Cairan ini berupa hidrokarbon seperti metana dan etana. 

Kondisi itu membuat sebagian ilmuwan menyimpulkan bisa jadi di Titan terdapat kehidupan yang makhluknya tersusun atas kandungan kimiawi yang berbeda, tidak seperti makhluk Bumi. Tentu saja, ini semua belum dapat dibuktikan. 

c. Io.

Io adalah satelit ketiga terbesar milik Jupiter dengan keaktifan vulkanis yang sangat tinggi. Ledakan-ledakan vulkanik ini disebabkan gaya gravitasi Jupiter sebagai planet induknya dan dua satelit tetangga yang jaraknya cukup dekat yaitu Europa dan Ganymede. 

Seperti Ganymede, Io memutari Jupiter dengan posisi sisi yang sama sepanjang waktu. Adanya tetangga satelit ini menyebabkan gerakan Io nyaris tak beraturan. Aktivitas vulkanik yang terus menerus dan radiasi membuat ilmuwan meyakini sulit untuk hidup di satelit ini

2. Planet kerdil.

Ada juga kategori planet kerdil. Salah satu contoh planet kerdil adalah Pluto. Secara umum, planet kerdil memang memiliki banyak kemiripan dengan planet biasa. Keduanya sama-sama mengelilingi Matahari. Keduanya juga memiliki gaya gravitasi sendiri. 

Hal yang membedakan ialah pada planet kerdil gaya gravitasi ini tidak cukup besar untuk menjaga kestabilan bentuknya. Gaya gravitasi yang kurang kuat ini juga yang menyebabkan orbit planet kerdil tidak benar-benar bersih dari benda-benda langit lain. 

Bahkan pada kasus Pluto, ia punya satelit yang ukurannya lebih besar dan memiliki gaya gravitasi yang kuat, sehingga menyebabkan Pluto sering terganggu dan mudah goyah. Mungkin rasanya sama seperti saat kendaraan yang kita tumpangi disusul oleh kendaraan yang jauh lebih besar dengan kecepatan yang lebih tinggi.

a. Pluto.

Pluto ialah benda langit yang mencuri perhatian. Pernah dianggap planet untuk waktu yang cukup lama tetapi ilmuwan yang melakukan penyelidikan intensif menyadari perbedaan antara Pluto dengan delapan planet lain di Tata Surya. Selain itu, planet kerdil ini memiliki fisik yang menarik, yaitu satelit-satelit yang berputar-putar, gunung-gunung yang tinggi, serta salju yang berwarna merah. 

Posisinya begitu jauh dari Matahari atau setara dengan 40 kali jarak Matahari ke Bumi. Pluto terletak di area yang disebut Sabuk Kuiper. Sabuk Kuiper dimulai dari Neptunus, sehingga benda-benda langit yang berada di daerah ini juga disebut sebagai objek trans-Neptunus.

Perubahan status Pluto dari planet menjadi planet kerdil berlangsung pada 2006. Ini merupakan hasil dari pertemuan umum International Astronomy Union (IAU). Pluto bergabung dengan empat planet kerdil lain, yaitu Eris, Haumea, Makemake, dan Ceres. Ilmuwan meramalkan bahwa dalam Tata Surya kita setidaknya ada 50 planet kerdil, tetapi saat ini belum ditemukan. 

Dilansir dari Live Science, untuk menjadi planet, benda langit harus memenuhi tiga kriteria. Kriteria itu sebagai berikut:

1. Planet harus mengorbit matahari. 
2. Orbit planet harus bersih dari dari benda-benda langit lain. 
3. Planet harus bulat.

Nah, Pluto tidak memenuhi ketiga kriteria tersebut. Pluto hanya mengikuti dua kriteria, yakni bulat dan mengorbit Matahari. Pluto dikelilingi oleh ribuan benda langit lain dan bongkahan puing. Ia belum membersihkan lingkungan di sekitar orbitnya.

b. Ceres.

Kalau Pluto terletak di area Sabuk Kuiper, Ceres yang dulunya dimasukkan dalam golongan asteroid ini tinggal di Sabuk Asteroid. Sabuk Asteroid terletak di antara Mars dan Jupiter.

Ceres ialah objek terbesar di Sabuk Asteroid. Bahkan dibandingkan dengan asteroid lain, ukuran Ceres memang jauh berbeda. Itu pula yang menjadi salah satu penyebab Ceres berganti status menjadi planet kerdil. 

Meski belum terbukti memiliki lapisan atmosfer di permukaannya, ilmuwan masih menimbang kemungkinan Ceres berpotensi dapat menopang kehidupan. Pertimbangan ini karena ada temuan bahwa di Ceres terdapat air. 

c. Haumea.

Satu lagi benda langit yang unik, mari berkenalan dengan Haumea.  Planet kerdil ini berbentuk oval seperti telur dan tidak bulat seperti kebanyakan planet. Haumea juga termasuk dalam objek trans-Neptunus, dan memiliki dua satelit yang berputar mengelilinginya, yaitu Namaka dan Hi'iaka. Bentuknya yang oval disebabkan oleh gerak rotasinya yang sangat cepat. 

Pengetahuan tentang Haumea masih sangat terbatas. Ilmuwan masih terus berusaha menyelidikinya. Sejauh ini yang diketahui ialah suhu permukaannya yang dingin sangat ekstrem. 

Haumea juga tidak memiliki medan magnetik sendiri. Selain itu, Haumea ternyata memiliki cincin. 

d. Makemake.

Berlokasi yang sama dengan Pluto, Haumea, dan Eris, Makemake ialah objek paling terang kedua di Sabuk Kuiper setelah Pluto. Penemuan Makemake dan Eris yang membuat ilmuwan kembali mempertimbangkan ulang mengenai syarat benda langit yang disebut planet, hingga terciptalah istilah planet kerdil.

Letaknya yang sangat jauh dari Bumi menyebabkan pengamatan pada bentuk fisik permukaan Makemake masih cukup sulit dilakukan. Dari jauh, terlihat warna Makemake seperti Pluto, merah kecokelatan. Ilmuwan juga menemukan metana dan etana beku di permukaannya. 

e. Eris.

Ukuran Eris yang sedikit lebih besar dari Pluto menyebabkan astronom berdebat mengenai definisi planet. Permukaannya juga mirip Pluto, berbatu-batu. Ilmuwan menduga suhu permukaannya berkisar -217 derajat C hingga -243 derajat C.

3. Asteroid.

Memiliki nama lain yaitu planet minor atau planetoid, asteroid adalah benda langit yang juga mengorbit pada Matahari. Ukurannya jauh lebih kecil dibanding planet. 

Ada tiga kelompok asteroid yang diketahui saat ini, yaitu Sabuk Asteroid Utama, Trojan, dan Asteroid Dekat Bumi. Saat ini sudah 995.413 asteroid yang ditemukan di Tata Surya. 

Orbit asteroid bisa terganggu bahkan berubah arah jika menemui gaya gravitasi planet yang kuat. Beberapa asteroid sampai terlempar keluar orbitnya dan mendekati orbit planet lain. 

Ilmuwan terus menerus mengamati pergerakan asteroid terutama pada perlintasan-perlintasannya dengan orbit Bumi. Secara ukuran, asteroid lebih kecil dari planet, tetapi lebih besar dari meteoroid. 

Asteroid juga berbeda dengan komet. Salah satu asteroid yang menarik untuk diamati ialah 243 Ida dan 4 Vesta.

4. Meteor, meteorit, dan meteoroid.

Sekilas tampak sama, tetapi ketiganya dibuat untuk menandai benda langit yang berbeda. Meteoroid adalah benda langit yang ukurannya sangat bervariasi. Sebut saja mereka ialah batu luar angkasa. 

Saat meteoroid itu memasuki atmosfer Bumi, ia akan terbakar dan jatuh ke permukaan Bumi, lalu berubah nama menjadi meteor. Setelah berhasil melalui atmosfer Bumi, terbakar, dan menyentuh tanah, inilah yang kita sebut meteorit. 

5. Komet.

Komet adalah benda langit yang berasal dari sisa-sisa pembentukan Tata Surya. Ia dapat berupa debu, batu, maupun es. Seperti juga benda langit lain di Tata Surya, sisa-sisa pembentukan Tata Surya ini bergerak mengikuti orbit tertentu. 

Saat posisinya terlalu dekat dengan Matahari, komet menjadi panas dan memuntahkan gas dan debu. Pemanasan yang 
lama menyebabkan komet berpendar di bagian intinya dan membentuk semacam ekor cahaya yang membentang panjangnya hingga jutaan km. Ukuran kepala yang bersinar ini bisa berkali lipat besarnya dibandingkan ukuran semula.

Komet bergerak dengan kepala mengarah ke Bumi. Ekornya terlihat semakin memudar di ujungnya. Jika masih berada di luar angkasa, ekor komet selalu menjauhi Matahari. Orang biasanya menyebut komet sebagai bintang berekor. Istilah ini tidaklah tepat, karena komet tidak termasuk golongan bintang. 

Komet memiliki orbit yang lebih lonjong dibandingkan benda langit lain. Sebagian komet muncul sekali saja selama hidupnya. Ada juga komet-komet yang muncul secara periodik, berulang kehadirannya dalam kurun waktu tertentu. Contoh komet ini adalah Komet Halley yang muncul setiap 76 tahun sekali, Komet Hartley setiap 6 tahun sekali, dan Komet Encke setiap 3 tahun sekali. Kemunculan yang berulang ini berhubungan dengan periode orbit mereka mengelilingi Matahari. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat