visitaaponce.com

Para Pecinta Gerhana Bersiap Menyaksikan Fenomena Alam yang Langka

Para Pecinta Gerhana Bersiap Menyaksikan Fenomena Alam yang Langka
Sebuah keluarga yang bersiap menyaksikan gerhana matahari total di Southern Illinois University(Scott Olson/Getty Images/AFP )

Setelah berkendara hingga 20 jam atau bahkan menyeberangi lautan, puluhan orang itu mendirikan tenda atau rumah mobil di sepanjang tepian sungai di Ingram, sebuah kota di Texas selatan, untuk menyaksikan sesuatu yang langka dan indah; gerhana matahari total.

Sungai ini mengalir di samping taman bernama Stonehenge II, yang menampilkan replika monumen prasejarah. Ingram terletak pada apa yang disebut jalur totalitas, di mana Bulan akan mengaburkan cahaya Matahari sepenuhnya.

Di sini, Senin (8/4) siang hari ini, diperkirakan akan berubah menjadi malam dan tetap seperti itu selama lebih dari empat menit, mulai pukul 13.32 waktu setempat.

Baca juga : Ini yang Dicari Ilmuwan saat Gerhana Matahari Total di AS

Lembaga Prakiraan cuaca memperkirakan cuaca berawan dan ada peringatan badai, sehingga pemerintah negara bagian memiliki tim darurat yang bersiaga.

Namun itu tidak  mematahkan semangat para pengunjung yang bersemangat ini, yang mengharapkan langit lebih cerah, Beberapa di antara mereka bahkan ada yang membawa teleskop dan lensa telefoto yang canggih.

“Kami punya pepatah di Texas bahwa jika Anda tidak menyukai cuacanya, tunggulah lima menit,” kata Jennyth Peterson, Direktur Acara Khusus untuk Hill Country Arts Foundation, yang mengelola taman tersebut.

Baca juga : Beyonce Memasuki Era Cowboycore dengan Album Barunya yang Kaya dengan Akar Texas

Shelli Ezell, 44, datang ke Texas bersama keluarganya dari Alabama. Dia seorang pecinta gerhana. Dia memakai anting-anting berbentuk matahari dengan bagian tengah berwarna hitam. Kukunya dicat seperti bintang.

Ezell memiliki seorang putra berusia 10 tahun dan seorang putri berusia 15 tahun. Pada gerhana tahun 2017 di Idaho, putrinya yang lain, Mary Elizabeth, ikut bersama mereka. Namun, gadis itu kemudian meninggal karena kanker pada usia 12 tahun.

"Itu adalah momen yang indah. Dan kenangan itu saya simpan dengan baik di hati saya," kata Ezell.

"Saya akan menikmati hari ini. Dengan menyaksikan fenomena ini, Anda benar-benar merasakan betapa kecilnya Anda dibandingkan dengan seberapa besar alam semesta. Dan pada momen itu, saya pikir saya mungkin merasa lebih dekat dengan putri saya," kata Ezell.

Sekitar 2.500 orang diperkirakan berkumpul di Stonehenge II pada saat gerhana terjadi -- sebagian kecil dari jutaan orang yang akan menyaksikan gumpalan cahaya kegelapan merangkak dari Meksiko melalui Amerika Serikat hingga berakhir di Kanada. (AFP/M-3)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat