3 Sektor Ini Rentan Jadi Sasaran Serangan Siber, Apa Saja
Sektor teknologi, media, dan telekomunikasi (TMT) menjadi sektor yang paling banyak mengalami serangan siber di Indonesia pada 2023. Hal ini diungkapkan penyedia solusi keamanan siber komprehensif terbesar di Asia (Ensign).
Dalam Laporan Lanskap Ancaman Siber 2024 (Cyber Threat Landscape Report), Head of Consulting Ensign InfoSecurity Indonesia Adithya Nugraputra mengungkapkan saat ini sektor teknologi, media, dan telekomunikasi (TMT) menjadi target utama serangan siber di Indonesia (14,1%). Hal ini karena terintegrasi ke dalam aktivitas bisnis digital dengan akses dan konektivitas penanganan data sensitif, dan juga investasi teknologi yang mengalir ke Indonesia dengan menarik keuntungan finansial, serta pencurian informasi.
Selanjutnya diikuti oleh sektor jasa keuangan (14%), sektor pemerintahan (12%), sektor energi (8,3%), dan manufaktur (8%).
Baca juga : Meneropong Kebutuhan Jaringan Internet 5G di Indonesia
Adithya mengatakan dari semua serangan siber yang masuk dalam pengamatan di Indonesia, 42% tujuan utamanya adalah untuk tebusan uang. Ini menggambarkan semakin tingginya ransomware secara global bagi sektor korporat.
Selain tebusan uang, laporan ini juga menyoroti penjualan akses awal (38%) dan penjualan data (8%).
"Selain meminta tebusan, penjualan akses (kredensial login yang dicuri dan intel access) juga menjadi motivasi utama bagi para cybercriminals," kata Adithya dalam media briefing di Jakarta, Rabu (15/5).
Baca juga : Delegasi Israel Kunjungi Indonesia pada Akhir Juli
Cara hacker membobol sistem keamanan perusahaan beragam, namun yang menjadi pilihan paling umum di Indonesia adalah brute force.
"Serangan brute force menjadi metode peretasan paling umum. Metode ini mengggunakan percobaan berulang kali untuk meretas kata sandi, kredensial login, dan kunci enkripsi agar bisa mengakses akun pengguna atau jaringan organisasi," pungkas Adithya.
Berikut 6 Tren Ancaman Utama di Tahun 2023, menurut hasil laporan Ensign:
1. Dampak AI pada pertahanan dan serangan.
2. Kepercayaan dalam dunia digital menurun.
3. Peningkatan serangan cyber supply chain.
4. Evolusi taktik penyerang.
5. Geopolitik memengaruhi keamanan siber.
6. Pembelahan teknologi karena pengurangan risiko.
Terkini Lainnya
Berikan Akses Layanan Digital Kepada Pelaku Bisnis termasuk UMKM
Kinerja Kuartal III Meningkat, Surge Komitmen Ekspansi Infrastruktur Internet Terjangkau
Mind ID Pamerkan Masa Depan Industri Pertambangan di D Futuro Futurist Summit
7 Keunggulan JBL Tour PRO 3, TWS Canggih Rp4 Jutaan
Danone SN Indonesia Raih Pernghargaan Customer Service Team
Wowrack Technology Event Ajak Masyarakat Intip Masa Depan Teknologi
Telkom Group terus Berinovasi dengan Berlandaskan Prinsip Keberlanjutan
Bali Annual Telkom International Conference Dihadiri 1.300 Peserta
Telkom Siap Bagi Dividen 80 Persen dari Total Laba Bersih 2024
Resmi Dibuka, KIMFest Jadi Ajang Pengembangan Kreativitas dan Inovasi
Telekomunikasi Jadi Sasaran Utama Serangan Siber di Paruh Pertama 2024
Tiang Kabel Bersama untuk Pengaturan Kabel Serat Optik
Prabowo dan Asa di Tanah Papua
Pahlawan dan Korupsi
Meja Makan Sekolah untuk Pendidikan Karakter
Robohnya Mahkamah Kami
Jangan Sia-siakan Hak Demokrasi: Jadilah Pemilih Cerdas
Kematian Sinwar dan Perang Abadi
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap