visitaaponce.com

Meneropong Kebutuhan Jaringan Internet 5G di Indonesia

SEIRING dengan terus berkembangnya lanskap digital, penerapan teknologi 5G dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) memiliki potensi besar untuk mentransformasi industri dan mengubah cara manusia terhubung, berkomunikasi, dan berkolaborasi.

Sejalan dengan hal tersebut, Asosiasi IOT Indonesia (ASIOTI) bersama Bisnis Indonesia Intelligence Unit (BIIU) meluncurkan hasil survei yang melibatkan 20 CEO & CTO dari 11 industri vertikal, terkait penerapan jaringan 5G dan AI di Indonesia.

Kepala Riset BIIU, Dias Rima Sutiono, mengatakan bahwa berdasarkan hasil survei, 95% CEO dan CTO menyatakan siap untuk menerapkan teknologi 5G dan AI. Para CEO dan CTO ini juga berharap internet 5G akan menghasilkan konektivitas yang lebih baik, memenuhi permintaan pelanggan yang semakin peduli dengan sustainability (keberlanjutan), dan membuka peluang kerja sama baru

"Para CEO dan CTO telah menyadari bahwa teknologi 5G dan AI memiliki dampak yang signifikan terhadap bisnis. Mereka meyakini bahwa kedua teknologi ini dapat meningkatkan efisiensi bisnis, membantu pengambilan keputusan dan penerapan otomatisasi dengan cerdas, serta meningkatkan pengalaman pelanggan," ucap Dias dalam diskusi di Jakarta, Kamis (9/11).

Dias menambahkan, para CEO dan CTO juga memprediksi 5G akan menjadi platform yang bermanfaat untuk memfasilitasi inovasi di masa depan. Bahkan, perusahaan-perusahaan yang disurvei mengungkapkan telah menyiapkan anggaran untuk penerapan 5G.

"Perusahaan yang disurvei juga telah mengalokasikan anggaran dalam jumlah yang beragam untuk penerapan, pengoperasian, dan pengelolaan teknologi 5G dan AI. Sebagian besar mengalokasikan anggaran hingga 40% untuk implementasi dan operasional, sedangkan beberapa perusahaan lainnya mengalokasikan lebih dari 40%," ujarnya.

Namun demikian, Dias mengungkapkan bahwa masih banyak tantangan yang perlu diatasi seperti pembangunan infrastruktur, kesenjangan keterampilan hingga kerangka peraturan. Dia pun mendorong pemerintah bersama stakeholder terkait dapat segera menyelesaikan permasalahan tersebut.

"Pemerintah dan stakeholder industri perlu berkolaborasi untuk memastikan bahwa teknologi 5G ini dapat mencakup area yang luas, menetapkan peraturan yang mendukung, dan mendorong penggunaan teknologi ini di berbagai sektor," jelasnya.

Menjawab pertanyaan terkait tantangan besar yang perlu dibereskan Indonesia untuk dapat segera menerapkan jaringan internet 5G, Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Setiadi menyebut, penyediaan infrastruktur teknologi menjadi salah satu hal yang perlu segera dilakukan.

"Kendala masih ada di spektrum frekuensi, menjadi tugas pemerintah untuk segera menyediakan spektrum frekuensi baru minimal 100 megahertz," sebut Heru.

Dia mengungkapkan, jaringan 5G tak hanya sekadar evolusi dari teknologi komunikasi saja, tetapi juga sebuah revolusi yang akan membuka banyak peluang di berbagai sektor. Industri manufaktur, layanan kesehatan, dan transportasi diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang signifikan berkat penerapannya.

"Dengan konektivitas berkecepatan sangat tinggi, latensi rendah, dan konektivitas perangkat yang masif, teknologi 5G akan mendorong transformasi dalam berbagai aspek. Dampak ekonomi global dari penerapan 5G diproyeksikan akan mencapai USD$13,1 triliun pada tahun 2035," terangnya.  (M-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irana Shalindra

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat