Ketahui Bahaya Mendiagnosa Diri Sendiri
![Ketahui Bahaya Mendiagnosa Diri Sendiri](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2021/09/f4b0ff1c2f0f39c9951c08d8dc69452e.jpg)
Meski secara umum depresi memiliki gejala yang sama bagi semua orang di berbagai kalangan usia, seseorang tidak bisa melakukan self-diagnosis atau mendiagnosa diri sendiri, kata psikolog dari Universitas Indonesia Kasandra A. Putranto.
Menurut Kasandra, mendiagnosa diri sendiri mengidap penyakit atau gangguan tertentu, misalnya depresi, merupakan sesuatu yang berbahaya. "Menyebabkan kekhawatiran yang tidak perlu dan jika kekhawatiran memburuk maka dapat mengembangkan gangguan kecemasan," kata Kasandra Jumat (10/9).
Kasandra menambahkan, mendiagnosa diri sendiri juga dapat membuat seseorang tidak bisa mendapatkan penanganan yang tepat.
Bahkan, masalah lain yang bisa saja lebih serius menjadi tidak terdiagnosis karena terlalu fokus pada penyakit atau gangguan yang belum tentu diderita.
"Dengan mendiagnosa diri dengan penyakit atau gangguan yang tidak tepat, dia akan mencari treatment yang tidak tepat pula. Hal itu juga bisa menyebabkan masalah lain tidak terdiagnosis, misalnya dia tidak sadar kalau punya komorbid," ujar Kasandra.
Oleh karena itu, Kasandra mengatakan pentingnya menghindari self-diagnosis dengan langsung konsulitasi kepada psikolog atau psikiater dan menyampaikan keluhan yang dirasakan agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat.
"Boleh riset dari sumber terpercaya, namun jangan terpaku pada satu jawaban dan tetap konsultasi pada orang yang tepat," kata Kasandra.
Ada pun tanda-tanda seseorang harus segera menemui psikiolog atau psikiater adalah ketika sudah mengalami kesulitan dalam mengontrol emosi dan tidak dapat bekerja atau melaksanakan tanggung jawab dengan efektif, mengalami gangguan pada pola tidur dan nafsu makan, mengalami trauma, tidak lagi menikmati aktivitas yang biasanya disukai, atau merasa kesulitan untuk membangun dan mempertahankan hubungan dengan orang lain.
"Kemudian juga saat sedang berduka atau merasa ingin memperbaiki diri tetapi tidak tahu bagaimana cara memulainya," tambah Kasandra.
"Apalagi ketika individu sudah menggunakan obat-obatan atau seks sebagai cara coping, silakan konsultasi," pungkasnya. (Ant/OL-12)
Terkini Lainnya
Polusi Udara Bisa Picu Depresi dan Rusak Kesehatan Mental
Ini Dampak Judi Online terhadap Kesehatan Mental
Komunikasi Bisa Cegah Lansia Alami Depresi
Diduga Depresi, Bule Asal Amerika Sayat Lehernya dengan Pisau
5 Fakta Terkait Pembunuhan Balita oleh Ayah Kandung di Serang
Ini Bahaya Terlalu Sering Mendengarkan Lagu Galau Bagi Kesehatan Mental
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap