visitaaponce.com

Makna Filosofis di Balik Karakter Superhero

Makna Filosofis di Balik Karakter Superhero
Batman, salah satu karakter Superhero(Unsplash.com/Serge Kutuzov )

Manusia pada umumnya tidak menyukai kejahatan dan ketidakadilan. Ketika ada orang atau sosok yang tampil untuk menumpas semua ini, mereka pun dibuat kagum. Inilah yang menjelaskan mengapa film-film superhero, seperti Superman, Batman atau Spiderman, banyak digemari dari kalangan anak-anak hingga orang dewasa.

“Masyarakat cenderung menggilai superhero atau pahlawan super karena adanya nilai-nilai keadlian yang dibawa dalam film-film tersebut. Fenomena superhero tidak hanya menjadi sebuah industri hiburan semata, tetapi jika ditelaah lebih dalam ada nilai-nilai filosofis dari karakter yang diciptakan  para senimannya,” demikian ungkap Saras Dewi, saat menjadi moderator diskusi daring dengan tema Filsafat dan Pahlawan Super, pada Minggu, (14/3).

Diskusi ini diselenggarakan oleh Yayasan Rizoma, sebuah komunitas diskusi yang berfokus pada kajian filsafat, seni budaya, dan isu kemanusiaan. Diskusi ini menghadirkan para pegiat filsafat, seni dan budaya yang juga merupakan pendiri dan anggota Yayasan Rizoma, seperti Saras Dewi, Tommy F. Awuy, James F Madrofe, Ikhaputri Widiantini, Syarif Maulana, dan Rizqi Musmarth.

Masyarakat mengenal sosok superhero melalui tayangan film yang antara lain diproduksi DC Comics dan Marvel Cinematic Universe (MCU). Pahlawan super ini pertama kali muncul pada awal abad ke-20 melalui tokoh Superman yang diproduksi DC Comics pada 1938.

Saras yang juga dosen filsafat di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia, mengungkapkan kehadiran sosok superhero dalam budaya popular dapat dilihat lewat jalan cerita yang disajikan dengan mengangkat nilai-nilai yang ada di masyarakat, seperti isu krisis lingkungan, ketimpangan sosial, masalah gender, serta moral dan etika.

Tommy Awuy menilai superhero dan filsafat memiliki keterkaitan satu sama lain. Kata dia, banyak karakter superhero yang mengadopsi pemikiran-pemikiran para filsuf. Konsep nilai yang disajikan oleh Marvel dan DC lewat karakter superhero memiliki kesamaan nilai dan ajaran yang ada dalam konsep aliran filsafat.

“Superhero lahir karena adanya konstruksi dikotomi pemikiran yang selalu berkembang, misalnya baik dan buruk, kaya dan miskin, senang dan sedih. Konsep superhero datang untuk membebaskan suatu sistem buruk di masyarakat, dibuat menjadi sebuah agen yang kuat untuk menyelamatkan nyawa manusia.” tutur dosen filsafat UI tersebut.

Manusia sering membayangkan hal-hal yang menjadi keterbatasan dan kekurangan dirinya sendiri, sehingga dengan munculnya karakter superhero yang bisa melakukan hal-hal di luar batas manusia, hal itu menjadi angin segar bagi imajinasi banyak orang sehingga menggemari karakter-karakter tersebut.

“Superhero mengandung nilai sakraliasi dan mitologisasi. Sosok superhero klasik seperti Robin Hood bercerita tentang hak kepemilikan, atau Iron man yang bercerita tentang sains modern. Semua ini berkaitan dengan nilai-nilai yang ada di dalam ajaran filsafat.” tutur Syarif Maulana, salah satu pembicara lainnya dalam diskusi itu.

Penting bagi masyarakat untuk melihat bahwa superhero bukan hanya sekedar karakter yang disajikan untuk kepentingan hiburan, tetapi juga memiliki makna dan nilai-nilai yang berkaitan dengan kehidupan sosial-politik masyarakat. untuk itu, filsafat menjadi salah satu kajian ilmu yang tepat untuk membedah fenomena superhero. (M-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat