Bagaimana Nasib Bumi jika Matahari Mati
![Bagaimana Nasib Bumi jika Matahari Mati?](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/06/6b1d5b102821427a3fc3ea56017c7b70.jpeg)
Matahari merupakan pusat dari Tata Surya yang selalu menyinari Bumi setiap hari hingga saat ini. Keberadaannya sangat penting bagi planet-planet yang mengorbit di sekelilingnya.
Matahari merupakan salah satu bintang yang memiliki energi. Namun, sama seperti bintang lainnya, Matahari memiliki batas usia. Lantas apa yang akan terjadi jika Matahari mati dan berhenti menyinari Bumi?
Sebuah sistem planet memiliki sebuah bintang atau Matahari yang menjadi induk atau pusat sistem planet tersebut. Ketika bintang atau Matahari mati maka planet-planet yang berada di sekitarnya akan mulai dikoyak dan dimakan oleh bintang tersebut. Fenomena predator planet ini tidak asing asing untuk bintang katai putih, yakni fase bintang saat berada di ujung masa hidupnya.
Untuk pertama kalinya, para astronom melihat salah satu dari bintang-bintang bernama G238-44 disebut yang disebut sebagai predator, telah menelan materi bagian dalam dan luar sistem planetnya pada saat bersamaan, hingga dalam jangkauan yang paling jauh sekalipun. Tampilan kanibalisme filial bintang ini masih terus diamati sampai saat ini.
Di atmosfer bintang G238-44, para astronom telah mendeteksi jejak unsur-unsur yang menunjukkan bahwa bintang mati baru-baru ini mengumpulkan material metalik dan berbatu. Seperti misalnya asteroid bagian dalam Tata Surya, serta material beku sedingin es yang dapat ditemukan di atmosfer sabuk Kuiper bagian luar Tata Surya.
“Kami belum pernah melihat kedua jenis material ini menyatu menjadi katai putih pada saat yang bersamaan,” kata fisikawan dan astronom Ted Johnson dari University of California Los Angeles seperti dilansir dari sciencealert.
“Dengan mempelajari katai putih ini, kami berharap bisa mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang sistem planet yang masih utuh,” tambahnya.
Diketahu Katai putih merupakan tahap evolusi akhir bintang bermassa kecil dan menengah yang berukuran delapan kali massa Matahari. Saat bintang berevolusi, ia akan kehabisan bahan untuk melebur, kemudian mengembang hingga ukuran raksasa sebelum akhirnya meledak. Inti bintang menjadi runtuh di bawah gravitasi untuk membentuk objek padat, bersinar terang dengan cahaya sisa panas.
Meskipun proses ini menyulitkan planet-planet yang mengorbit bintang tersebut, baru-baru ini, para astronom telah menemukan bukti yang menunjukkan bahwa beberapa bagian dari sistem planet yang mengorbit dapat bertahan hidup. (ScienceAlert.com/M-2)
Terkini Lainnya
Mengenal Asteroid Ryugu, Benarkah berusia Lebih Tua dari Matahari?
Daftar 5 Komet Paling Terang hingga saat Ini
Ketika Bumi Berhenti Mengitari Matahari, Apa yang Akan terjadi ?
Bunda, Ini Panduan Memilih Sunscreen untuk Si Kecil
Menikmati Keindahan Sunset Terbaik di Seminyak di Oyster Dealer Beach Haus
Kemenag Ajak Masyarakat Berpartisipasi di Hari Sejuta Kiblat
11 Tips Membuat Rumah Ramah Lingkungan
Ini 4 Hal yang Salah dari Gen Z Tentang Penyamakan Kulit
Tak Bikin Kusam, Laura Siburian Pilih Sunscreen Lokal untuk Bekal Liburan
Gejala Tidak Nampak, Cegah Tumor Kulit Sedini Mungkin
Seperti Apa Gejala Kanker Melanoma? Simak Penjelasannya
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap