visitaaponce.com

Cara Membedakan Makanan Alami vs Organik. Mana yang Lebih Baik

Cara Membedakan Makanan Alami vs Organik. Mana yang Lebih Baik?
makanan organik( Unsplash.com/Magalie De Preux )

Selama beberapa dekade terakhir, Industri makanan organik dan alami meningkat signifikan dengan sistem produksi, distribusi, dan ritel yang berbeda.

Belakang ini, sering juga dijumpai bahan organik pada sebagian besar produk, mulai dari makanan hingga perawatan kulit. Namun, sebelum Anda membeli sesuatu, sangat penting untuk mengetahui apa arti organik dan alami, apakah makanan alami memiliki manfaat keamanan dan kesehatan yang sama dengan makanan organik?

Seperti dilansir Indian Express, salah satu pendiri youcarelifestyle.com sekaligus pelatih gaya hidup sehat, Luke Coutinho berusaha mendobrak  mitos umum di masyarakat mengenai diskursus makanan alami. Dia mengatakan bahwa "Alami tidak berarti selalu organik.”

Produk Organik

Program Organik Nasional [NOP] di bawah pengawasan Departemen Pertanian Amerika Serikat [USDA] mendefinisikan produk organik sebagai bahan baku yang diproduksi oleh petani dan dapat melestarikan tanah, air, dan sumber daya terbarukan untuk meningkatkan kualitas lingkungan guna meningkatkan kuliatas hidup generasi mendatang.

Coutinho menjelaskan produk organik lahir dari praktik pertanian holistik yang berfokus pada keanekaragaman hayati, kesehatan tanah, input bebas bahan kimia, dan lain-lain. Hal ini dilakukan dengan sebuah metode pendekatan CSR seperti tanggung jawab lingkungan dan sosial sesuai dengan standar produksi organik. 

Lebih lanjut, Luke mengatakan bahwa makanan organik belum tentu sama dengan makanan sehat. Sebagai contoh, mentega organik memiliki lemak dan kalori yang sama dengan mentega biasa.

"Meskipun makanan organik memiliki bahan yang lebih bersih,  mentega organik tidak bisa membantu menurunkan berat badan. Konsep mindful eating harus selalu menjadi prioritas,” tegasnya.

Produk Alami

Produk berlabel "alami" umumnya diproses dengan bahan yang minim atau bahkan bebas dari zat aditif sintetis atau buatan. Barang-barang ini tidak diubah secara kimia sehingga mengandung lebih sedikit bahan pengawet dan bahan buatan. “Namun, produk alami tidak bisa dikategorikan seperti produk organik,” katanya.

“Suatu produk dianggap alami ketika mengandung bahan-bahan yang ditemukan di alam, misalnya seperti buah-buahan, sayuran, daging, dan produk susu. Anda juga dapat melihat bumbu dan rempah-rempah di beberapa produk alami. Alhasil, penyedap atau pewarnanya pun dibuat dari bahan-bahan alami. Tapi satu kelemahannya adalah produksi makanan alami belum diatur oleh negara, sehingga banyak produsen yang menyalahgunakannya,” tambahnya.

Menurut Coutinho, penipuan dan pelabelan yang salah dapat terjadi ketika pemilik bisnis makanan melabeli suatu produk sebagai organik ketika mengandung bahan non-organik atau ketika standar organik tidak diikuti.

“Bila pangan organik bersertifikat, berarti harus memenuhi standar yang ditetapkan,” katanya.

Perbedaan Mendasar

Coutinho menyoroti bahwa kata "alami" dan "organik" mungkin terdengar sama tetapi ternyata memiliki perbedaan.

“Produk organik ditanam tanpa menggunakan bahan kimia sintetis seperti pestisida, pupuk konvensional dan tidak mengandung organisme yang dimodifikasi secara genetik (GMO), sementara produk alami tidak menjanjikan semua ini tetapi mungkin bebas dari bahan sintetis atau buatan atau aditif," jelasnya berkata.

Buah-buahan dan sayuran adalah contoh organik. Buah dan sayuran organik bersertifikat ditanam di tanah yang bebas dari bahan kimia dan pestisida sintetis berbahaya.

Produk organik selalu diawasi oleh badan bersertifikat dan sesuai dengan pedoman yang ketat. Sedangkan produk alami tidak bersertifikat. Semua produk organik dapat dianggap alami, tetapi tidak semua produk alami dapat dianggap organik.

"Meskipun demikian, produk alami masih lebih sehat dan lebih aman daripada produk konvensional," tambahnya.

Sebagai konsumen yang harus dilakukan adalah pilih produk berdasarkan bahannya, dan bukan dari klaim label yang ditempel pada kemasan. Lihatlah fakta dan bahan nutrisi, lalu putuskan apa bahan makanan yang penting bagi Anda.

"Studi juga menunjukkan bahwa pestisida dapat menyebabkan potensi kerusakan pada sistem saraf, sistem endokrin, dan sistem kekebalan tubuh yang mengarah pada peningkatan risiko kanker, ”kata Coutinho.

“Seringkali orang ragu untuk membeli makanan organik karena kurang percaya dengan keasliannya. Oleh karena itu, selalu bijaksana untuk membaca label nutrisi sebelum membeli. "(M-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat