visitaaponce.com

Ini Alasannya Mengapa Maag Terasa lebih Buruk di Malam Hari dan Cara Pencegahannya

Ini Alasannya Mengapa Maag Terasa lebih Buruk di Malam Hari dan Cara Pencegahannya
Ilustrasi penyakit GERD dan maag(Freepik )

Bagi penderita maag, pasti pernah merasakan sensasi terbakar di dada. Rasa tak nyaman ini tampak semakin buruk ketika mereka mencoba untuk tidur.  Lalu, apa alasannya?

Menurut ahli gastroenterologi Scott Gabbard, MD itu disebabkan oleh gaya gravitasi alami. Saat kita duduk atau berdiri, gravitasi membantu memindahkan makanan melalui kerongkongan dan masuk ke perut tempat pencernaan terjadi.

 “Saat  berbaring, Anda kehilangan bantuan gravitasi dalam memungkinkan kerongkongan untuk membersihkan makanan, empedu, dan asam. Itu bisa membuat maag terjadi,” ujarnya seperti dikutip healthline.com, Rabu (7/9)

Pengalaman setiap orang dengan sakit maag memang berbeda-beda, tapi umumnya hal itu terjadi pada siang dan malam hari.  Namun, banyak yang merasa lebih sulit untuk mengontrol di malam hari.

Apa yang menyebabkan sensasi terbakar di dada?

Melansir dari situs clevelandclinic.org, saat kita makan, makanan melewati tenggorokan menuju perut. Di situ ada otot (sfingter esofagus bagian bawah) yang mengontrol pembukaan antara kerongkongan dan lambung. Ia tetap tertutup rapat kecuali saat kita menelan makanan.

Ketika otot ini gagal menutup setelah makanan melewatinya, isi asam lambung dapat naik kembali ke kerongkongan. Dokter menyebut gerakan mundur ini sebagai refluks. Ketika asam lambung mengenai bagian bawah kerongkongan, dapat menghasilkan sensasi terbakar.  Inilah yang disebut maag atau gastroesophageal reflux disease (GERD).

"Sekitar satu dari 10 orang dewasa mengalami sakit maag setidaknya sekali seminggu, dan 1 dari 3 mengalaminya setiap bulan. Sekitar 10 hingga 20% orang dewasa menderita maag kronis," kata Dr. Gabbard.


Tips Mengurangi Maag di Malam Hari

Dr. Gabbard merekomendasikan langkah-langkah berikut untuk mengurangi gejala maag di malam hari.

1. Jangan langsung tidur setelah makan

Untuk seseorang dengan sakit maag kronis, makan kurang dari 500 kalori dan 20 gram lemak sangat ideal. Tunggu setidaknya tiga jam setelah makan untuk tidur.  Perut membutuhkan empat hingga lima jam untuk mengosongkan makanan sepenuhnya, jadi berikan setidaknya tiga jam.

2. Perhatikan sensitivitas makanan.  

Hindari makanan yang dapat memicu masalah pencernaan seperti tomat, lemon, produk susu, atau bahkan alkohol. Melansir dari situs Healthline, Anda dapat mencoba makanan yang berbeda.  Makan lebih banyak sayuran dan oatmeal, yang merupakan salah satu makanan yang membantu mengurangi gejala refluks asam lambung.

Selain itu, Anda juga perlu mengunyah makanan secara perlahan dan menyeluruh yang membuat makanan lebih kecil dan dapat membuat pencernaan lebih mudah.

3. Gunakan bantal

Dr. Gabbard merekomendasikan penggunaan bantal tubuh atau perangkat pemosisi tidur yang membantu Anda tetap miring ke kiri dengan kepala ditinggikan.  Berbaring di sisi kiri Anda memungkinkan asam lambung melewati sfingter esofagus bagian bawah ke dalam perut.  Selain itu, mengangkat kepala Anda memungkinkan gravitasi bekerja.

4. Mengurangi stres.

Anda dapat mencoba yoga, meditasi, atau menemukan cara sehat lainnya untuk meningkatkan suasana hati Anda untuk mengatasi stres.

5. Berhenti merokok.

Merokok dapat mengiritasi kerongkongan, saluran udara, dan dapat menyebabkan batuk yang dapat memicu refluks asam atau memperburuknya.

6. Hindari pakaian ketat

Anda harus menghindari pakaian yang terlalu ketat di pinggang Anda.

7. Jalan-jalan santai.  
Cobalah berjalan-jalan atau melakukan gerakan santai setelah makan malam untuk membantu memperlancar pencernaan dan mengurangi risiko asam lambung merembes ke kerongkongan.(M-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat