Es Antartika Mencair Hingga 70,8 Miliar Ton dalam Setahun
LAPISAN es di Denman, Antartika bagian timur, mencair hingga mencapai 70,8 miliar ton dalam satu tahun di antara 2020 hingga 2021. Angka itu jauh lebih tinggi dibandingkan jumlah lelehan es sepanjang 1979 hingga 2017, yakni sebanyak 268 miliar ton atau sekitar 7 miliar ton per tahun.
Angka itu diketahui dari hasil penelitian dan pengumpulan data yang dilakukan oleh Badan Sains Nasional Australia dan sekelompok peneliti dari Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization (CSIRO) pada Desember 2020 hingga pertengahan 2021. Penelitian tersebut menemukan fakta, pemanasan global menjadi penyebab utama lonjakan lelehan es tersebut.
Peneliti CSIRO, Esmee van Wijk, mengatakan mencairnya gletser disebabkan oleh masuknya air laut yang panas. Pengamatan mereka juga menunjukkan gletser Denman berpotensi berisiko mundur tidak stabil.
“Gletser Denman di Antartika timur yang terpencil, berada di atas ngarai darat terdalam di dunia dan dapat menampung volume es yang setara dengan kenaikan permukaan laut 1,5 meter. Sampai saat ini diperkirakan Antartika timur tidak akan mengalami kehilangan es yang cepat seperti yang terjadi di barat. Tetapi beberapa penelitian terbaru menunjukkan air hangat telah mencapai bagian benua tersebut,” ujar Wijk, dilansir dari theguardian.com, Senin, (17/10).
Para peneliti menggunakan pengukuran dari pelampung profil untuk menunjukkan seberapa banyak air laut yang mencapai palung dalam yang membentang di bawah gletser. Melalui dari data itu, para ilmuwan membuat perkiraan seberapa cepat air laut yang hangat menyebabkan lapisan balok es mencair.
"Es yang mengalir dari Antartika ke lautan yang menaikkan permukaan laut," ujar peneliti lain, Stephen Rintoul.
Salah satu kesimpulan dari penelitian ini mengatakan wilayah Antartika tmur dan Antartika barat bisa menjadi salah satu ukuran yang tepat untuk melihat berapa banyak permukaan laut yang akan naik di masa depan.
Rintoul mengatakan para peneliti berharap untuk mengumpulkan data lebih lanjut menggunakan kapal pemecah es baru Australia, RSV Nuyina, dalam perjalanan yang direncanakan awal 2025. Dia mengatakan gletser Denman akan menjadi fokus penelitian untuk program Antartika-Australia di tahun-tahun mendatang.
“Gletser Denman berada di wilayah yang sangat terpencil di Antartika timur, yang secara historis sulit diakses, jadi sangat fantastis untuk melihat pengamatan langsung dari wilayah ini,” ujarnya.(M-4)
Terkini Lainnya
Hari Air Sedunia ke-74, BMKG Ajak Kolaborasi Hadapi Perubahan Iklim
PBB Nyatakan 2023 Tahun Terpanas yang Pernah Tercatat
Lama Nyangkut, Gunung Es Sebesar Enam Kali Jakarta Mulai Bergerak
Menurunnya Gletser Membuka ‘Lahan Baru’ bagi para Pelestari Lingkungan
Panas Ekstrem Dua Tahun Cairkan 10% Volume Gletser Swiss
Jenazah Pendaki yang Hilang di Swiss 37 Tahun lalu akhirnya Ditemukan
Puluhan Warga Asing Diduga Imigran Gelap Terdampar di Pantai Tegalbuleud
Timnas Tetap Berpeluang, meski tidak Semudah yang Dibayangkan
Hasil Drawing Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia: Indonesia Masuk Grup C Bersama Jepang
Pendiri WikiLeaks Julian Assange Pulang ke Australia sebagai Pria Bebas Setelah 12 Tahun
Kabupaten Bandung Raih 3 Penghargaan dari Pemerintah Australia
Populasi Greater Sydney Meningkat, Hunian Mixed-use Jadi Trend
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Manajemen Haji dan Penguatan Kelembagaan
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap