Menurunnya Gletser Membuka Lahan Baru bagi para Pelestari Lingkungan
![Menurunnya Gletser Membuka ‘Lahan Baru’ bagi para Pelestari Lingkungan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/10/d5670f34d5cedafda12ae83e6986e2e7.jpg)
Gemericik air mengalir melalui ngarai yang dipenuhi bebatuan abu-abu yang terpencil ke dalam sebuah danau biru. Pemandangan yang baru terungkap dalam beberapa dekade terakhir ini terjadi karena gletser di Prancis sejauh ini telah menyusut. Untuk diketahui, gletser adalah sebuah bongkahan atau endapan es yang besar dan tebal yang terbentuk di atas permukaan tanah.
Para ahli dari proyek penelitian Ice and Life menyatakan bahwa tugas mereka kini bukan lagi mencoba melindungi gletser. Pemanasan global yang disebabkan oleh aktivitas manusia telah menyebabkan berkurangnya hujan salju di musim dingin dan gelombang panas di musim panas, yang berdampak buruk dan sebagian besar tidak dapat dicegah lagi pengaruhnya terhadap gletser.
"Kita (manusia) telah mencairkan gletser. Kita belum berhasil melestarikannya. Tapi mungkin kita punya kesempatan kedua," kata Jean-Baptiste Bosson, ahli glasiologi dan koordinator Ice and Life, kepada AFP.
“Sekarang tinggal bagaimana kita melestarikan alam yang muncul setelah kejadian ini. Bisakah kita menciptakan tempat perlindungan bagi kehidupan baru ini?,” imbuhnya.
Pada ketinggian sekitar 2.000 meter (6.600 kaki), meleehnya gletser telah membuka jalan bagi munculnya sebuah danau dan kolam-kolam kecil yang dikelilingi oleh aliran sungai liar. Bunga-bunga kecil berwarna-warni perlahan-lahan juga tumbuh di tepi danau.
Bagi Bosson dan timnya, bentang alam ini dapat memainkan peran besar dalam mitigasi perubahan iklim, baik dengan menyaring air, menyimpan karbon, atau meningkatkan keanekaragaman hayati.
Namun, tim tersebut mengatakan bahwa lanskap pasca-glasial sebagian besar tidak terlindungi dan akan segera menjadi mangsa kepentingan komersial, seperti perusahaan dan resor wisata yang ingin mengeksploitasi cadangan mineral atau air yang tersedia.
Alam yang menentukan
Sejak berakhirnya Zaman Es Kecil, periode yang sangat dingin di Eropa dan Amerika Utara dari abad ke-14 hingga tahun 1850-an, sebuah area yang berukuran empat kali lipat di Paris muncul dari bawah es di Pegunungan Alpen Prancis.
Fenomena semacam ini bersifat global. Bumi adalah habitat bagi sekitar 210.000 gletser dan para ahli memperkirakan wilayah bebas es seluas Nepal atau Finlandia akan muncul pada tahun 2100.
Salah satu keunikan ekosistem ini adalah bahwa mereka sama sekali tidak tersentuh oleh pembangunan manusia. “Di sini, alamlah yang memutuskan, dan mengambil keputusan yang terbaik,” kata Bosson.
Rekannya, ahli geografi Kenzo Heas, menjelaskan bahwa tanaman yang muncul juga akan mati, membentuk bahan organik dan lahan subur untuk padang rumput atau tegalan. Hutan primer telah juga muncul di bagian bawah gunung.
Bawa ke KTT
Para ahli menyoroti bahwa lahan basah dan danau adalah pilihan terbaik berikutnya bagi gletser untuk menjaga siklus air tetap berfungsi dengan baik.
Namun Bosson khawatir bahwa lanskap baru yang muncul akan membuat perusahaan mineral dan operator tur siap mengeksploitasinya. Bosson mengatakan kawasan seperti itu dapat dilindungi dengan memberinya status khusus, yang mungkin tercantum dalam perjanjian internasional.
“Ada kudeta nyata yang harus dilakukan di sini – biaya ekonomi dan politik yang rendah untuk mendapatkan keuntungan yang besar,” katanya, sambil menunjukkan bahwa sebagian besar lahan yang terkena dampak berada dalam domain publik dan tidak menjadi milik pribadi.
Organisasi Ice and Life bermaksud untuk membawa proposalnya ke KTT One Planet di Prancis bulan depan, yang disebut sebagai KTT internasional pertama mengenai gletser dan kutub.
Mereka juga berharap dapat mencapai kemajuan di tahun-tahun mendatang setelah PBB menetapkan tahun 2025 sebagai "Tahun Internasional untuk Pelestarian Gletser". (AFP/M-3)
Terkini Lainnya
Belanja Etis, Beli Kebutuhan Sembari Lestarikan Lingkungan
Indonesia Diapresiasi karena Gunakan Teknologi untuk Pantau Hutan Dan Karhutla
Upaya Adaptif Mengatasi Perubahan Iklim
Menteri LHK Siti Nurbaya Teken Kerja Sama Dengan Bezos Earth Fund
Nana Sudjana Berkomitmen Selesaikan Dampak Krisis Iklim di Jateng
Properda Emas Pemprov Kaltim Berhasil Dipertahankan Sembilan Kali
Ketahanan Pangan Hadapi Tantangan Perubahan Iklim
ADB Dukung Bisnis Pabrik Daur Ulang Alba Tridi
Pemerintah Dorong Penguatan Budi Daya Ikan di Tengah Perubahan Iklim
89% Program Lembaga Filantropi sudah Selaras dengan SDGs
Edukasi Siswa SD Mengenal Keanekaragaman Hayati
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap