visitaaponce.com

Kepunahan Massal Diprediksi bakal Kembali Terjadi pada 2100

Kepunahan Massal Diprediksi bakal Kembali Terjadi pada 2100
Ilustrasi: Grafik Peta persebaran gajah Afrika berikut kronologi tindakan perlindungannya.(AFP)

Sebuah penelitian dari tim Ilmuwan Australia dan Eropa telah mengembangkan 'Bumi Virtual' untuk mengantisipasi dan memetakan kepunahan global yang disebabkan oleh perubahan iklim dengan lebih baik.

Tim juga mengklaim bahwa bumi akan menghadapi kepunahan massal pada tahun 2100 sehingga dapat menghilangkan lebih dari seperempat keanekaragaman hayati dunia.

Seperti dilansir dari Daily Mail, Kamis (21/12), hasil penelitian menunjukkan kepunahan 10% yang melibatkan semua spesies tumbuhan dan hewan pada tahun 2050 meningkat menjadi 27% pada akhir abad ini.

Menurut para ilmuwan, eksploitasi sumber daya yang berlebihan, perubahan penggunaan lahan, pemanenan yang berlebihan, polusi, perubahan iklim dan "invasi biologis'' adalah beberapa kejadian yang menjadi penyebab kepunahan massal.

Studi tersebut dipimpin oleh ilmuwan Komisi Eropa Giovanni Strona dan Profesor Corey Bradshaw dari Flinders University, Adelaide, Australia.

"Anak-anak yang lahir hari ini yang hidup hingga usia 70-an dapat menyaksikan hilangnya ribuan spesies tumbuhan dan hewan, dari anggrek kecil dan serangga terkecil hingga hewan ikonik seperti gajah dan koala," kata Profesor Bradshaw.

Para akademisi mengatakan planet bumi telah memasuki peristiwa kepunahan massal keenam, didorong oleh aktivitas manusia dan perubahan iklim. Menurut daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN), lebih dari 42.100 spesies terancam punah.

Para ilmuwan juga menggunakan superkomputer untuk menciptakan dunia dengan lebih dari 15.000 'jaring makanan' untuk memprediksi nasib spesies yang saling berhubungan.

Mereka mengatakan alat itu dapat memetakan kepunahan di mana-mana di Bumi' dan memprediksi masa depan yang suram bagi keragaman global, tim menegaskan tanpa keraguan bahwa dunia berada dalam pergolakan peristiwa kepunahan massal keenam.

Bahkan, pendekatan yang digunakan juga mampu memastikan tanpa keraguan bahwa dunia sedang menghadapi fase kepunahan massal keenam.

Kepunahan tersebut mengacu pada spesies yang punah karena spesies lain yang mereka andalkan tidak mampu bertahan pada perubahan iklim atau perubahan habitat mereka. "Bayangkan spesies predator yang kehilangan mangsanya karena perubahan iklim," kata Profesor Bradshaw.

Sejarah mencatat bahwa bumi telah mengalami kepunahan massal sebanyak lima kali yang dimulai sejak ratusan juta tahun lalu. Para peneliti dari University of California-Riverside (UCR) dan Virginia Tech, Amerika Serikat pernah mengungkapkan kepunahan massal pertama bumi terjadi sekitar 550 juta tahun lalu selama periode Ediakars atau sebelum era dinosaurus.
 
Penelitian yang didokumentasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS) itu dengan tegas mengatakan jika perubahan iklim yang menyebabkan hilangnya ribuan spesies endemik setiap tahun terus meningkat,
 
Sebelum penemuan ini, kepunahan massal yang menyebabkan dinosaurus menghilang tercatat terjadi 66 juta tahun lalu pada akhir periode kapur (cretaceous). Kepunahan massal lainnya yang memusnahkan makhluk Bumi juga terjadi antara periode Permian dan Trias sekitar 252 juta tahun lalu.
 
Meski terdapat kejadian besar, seperti hilangnya kehidupan pada periode Ediakara, peneliti belum mengetahui dengan jelas penyebab dari kepunahan massal tersebut. Sebab, hilangnya persentase organisme yang hilang pada masa tersebut mirip dengan peristiwa yang tengah terjadi sekarang. (M-3)

 

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat