Mengenal Sampah Luar Angkasa dan Cara Penanganannya di Masa Depan
![Mengenal Sampah Luar Angkasa dan Cara Penanganannya di Masa Depan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/02/28b37a2f69c488e8cbd05a82891a1956.jpg)
Ancaman sampah tidak hanya terjadi di permukaan Bumi. Sampah luar angkasa juga menjadi hal yang serius yang banyak dikaji para ilmuwan dan astronom untuk segera ditangani karena dapat mengancam satelit aktif. Jika tidak diatasi serius, sampah luar angkasa ini juga akan semakin bertambah dan sehingga makin sulit ditangani.
Dilansir dari Science ABC pada Selasa (14/2), awal mula adanya sampah luar angkasa terjadi pada tahun 1950 sejak dimulainya era antariksa. Sejak saat itu, lebih dari 13.630 satelit telah ditempatkan di orbit, sementara sekitar 8850 di antaranya tetap berada di luar angkasa yang berpotensi menjadi sampah. Sementara hanya sebagian kecil, sekitar 6700 yang tetap beroperasi.
Kondisi ini mengakibatkan ribuan satelit mati yang masih mengorbit planet Bumi dengan puing-puing roket yang telah diluncurkan selama bertahun-tahun itu secara kolektif dikenal sebagai puing-puing luar angkasa atau sampah luar angkasa.
Menurut NASA, ratusan ribu objek yang tidak dapat dilacak di orbit di sekitar planet kita membahayakan satelit yang berfungsi dan bahkan astronaut. Semakin banyak objek yang berpotensi menjadi sampah luar angkasa yang bertabrakan satu sama lain, orbit Bumi akan semakin sulit dinavigasi.
Aktivitas peluncuran satelit menuju orbit Bumi dengan kecepatan tinggi hingga mencapai beberapa kilometer per detik. Jika suatu objek bergerak dengan kecepatan yang ekstrem itu menabrak benda lain di wilayah orbit, kondisi tersebut bisa menimbulkan puluhan ribu pecahan puing yang mencemari ruang angkasa dan berpotensi menjadi bencana besar.
Sebelum mencari cara untuk membersihkan sampah antariksa tersebut, cara yang lebih baik adalah memahami bagaimana meminimalkan proses peluncuran dan mencari cara yang efisien untuk menghasilkan lebih sedikit puing. Tentunya, hal ini membutuhkan perencanaan yang matang pada tahap awal misi karena ini bukan hal yang mudah dan para astronaut perlu merencanakan implementasi yang ekstensif.
Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan semua organisasi diharuskan untuk menghapus satelit dari orbit dalam waktu 25 tahun setelah misinya berakhir. Mengurangi jumlah waktu satelit tetap berada di luar angkasa dapat secara drastis mengurangi kemungkinan tabrakan
Sementara itu, untuk membersihkan limbah luar angkasa, dibutuhkan proses daur ulang sampah luar angkasa yang berasal di lintasan orbit dengan ketinggian yang jauh dari orbit fungsional. Salah satu caranya adalah dengan memperbaiki, memanfaatkan, dan mendaur ulang satelit di sebuah fasilitas di orbit Bumi. Misalnya berbagai puing satelit itu bisa digunakan untuk membangun wahana antariksa atau pos misi di masa depan. Selain itu, penggunaan laser bertenaga tinggi juga dapat digunakan runtuk menembakkan jet plasma ke puing-puing atau sampah luar angkasa dari Bumi. Hal ini dimaksudkan dalam rangka memperlambat dan membiarkannya masuk kembali lalu terbakar di atmosfer.
Penggunaan teknologi juga bisa dimanfaatkan untuk mengurai permasalahan limbah ruang angsa dengan mengirim kendaraan listrik seperti Electrodynamic Debris Eliminator (EDDE) yaitu teknologi Electric Vehicle luar angkasa dengan 200 jaring raksasa yang ringan untuk mengambil sampah luar angkasa. (M-3)
Terkini Lainnya
Bank Sampah harus Berbadan Hukum untuk Permudah Akses Pembiayaan
IWAPI dan KLHK Menyerahkan Bantuan Motor Sampah untuk Pengelolaan Sampah dan Penghijauan
Pembatalan Pemenang Tender PSEL Tunjukkan Tata Kelola Pemerintahan Kota Bekasi belum Optimal
Balon Berisi Sampah dari Korea Utara Terdeteksi Menggandung Parasit
1,5 Bulan ke Depan, Sampah di Sungai Citarum Wilayah Batujajar Bisa Bersih
Kerahkan 1000 Petugas Kebersihan, Sampah Puncak HUT Jakarta Capai 33 Ton
Tangani Sampah, Pemkab Bandung Rangkul Telkom University
Balon Gubernur Jabar, Ilham Akbar Habibie Susuri RW, Kunjungi Pengelolaan Sampah Mandiri
Kota Bandung Sediakan Layanan Angkutan Sampah Volume Besar secara Gratis
Jawa Barat mulai Membangun Tempat Pengelolaan Sampah untuk Bandung Raya
ITB Bantu Sukseskan Program Citarum Harum
Bentuk Komunitas Kelola Sampah Rumah Tangga secara Mandiri
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap