visitaaponce.com

Konferensi Our Ocean akan Bahas Kondisi Laut yang Kian Tercemar

Konferensi Our Ocean akan Bahas Kondisi Laut yang Kian Tercemar
Timbunan Sampah di Pantai Costa del Este, dekat Panama City.(Luis ACOSTA / AFP)

Meliputi tiga perempat Bumi, lautan adalah rumah bagi 80% dari semua kehidupan di planet ini. Laut juga menyediakan makanan bagi lebih dari tiga miliar orang serta jalur penting untuk perdagangan global.

"Kita tidak dapat berkomitmen untuk menyelamatkan ekosistem laut kita tanpa membatasi aktivitas manusia di dalamnya," kata situs web konferensi internasional Our Ocean edisi ke-8 seperti dilkutip AFP, Selasa (28/2).

Pekan ini, tepatnya pada Kamis (2/3) dan Jumat (3/3), sekitar 600 pemimpin dunia, sektor bisnis, aktivis lingkungan, dan akademisi akan berkumpul Panama untuk membahas perluasan kawasan perlindungan laut (KKP). Tujuan konferensi ini antara lain guna memastikan "ekonomi biru" yang berasal dari laut yang berkelanjutan.

Saat ini, kondisi laut secara global menghadapi berbagai ancaman, mulai dari perubahan iklim dan polusi hingga penangkapan ikan berlebihan dan penambangan. Hal inilah yang akan menjadi fokus konferensi tersebut.

"Aset vital ini dalam bahaya dari pemanasan global, praktik yang tidak berkelanjutan, penangkapan ikan ilegal, polusi yang sembrono, dan hilangnya habitat laut," demikian yang tertera di situs konferensi Our Ocean.

Menurut Courtney Farthing, direktur kebijakan di Global Fishing Watch, konferensi tersebut adalah kunci untuk mempertahankan komitmen politik dalam aksi laut.

“Dengan menyatukan pemerintah, aktivis, dan kalangan industri, kita dapat meningkatkan pemahaman kolektif kita tentang masalah yang dihadapi lautan kita dan inisiatif  yang dapat diadopsi secara lebih luas," katanya kepada AFP.

Pengamat mengatakan pertemuan ini penting karena adalah satu-satunya konferensi untuk mengatasi semua masalah terkait laut di bawah satu atap.

Pertemuan itu juga berfungsi sebagai panggung publik bagi pemerintah, melalui menteri senior yang hadir, untuk menunjukkan political will mereka.

Konferensi berlangsung di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang perusahaan multinasional yang mengincar mineral di dasar laut. Hal ini termasuk apa yang disebut nodul mangan yang mengandung logam penting dalam produksi baterai. Ahli lingkungan mengatakan memanennya akan merusak ekosistem laut dalam.

“Sebenarnya tidak ada ekstraksi besar hari ini, tetapi ada kemajuan signifikan dalam teknologi dan mesin untuk akhirnya mengekstraksi mineral, terutama mineral langka,” jelas Maximiliano Bello dari organisasi non-pemerintah Mission Blue.

Namun, pada pertemuan ini para delegasi konferensi tidak akan merilis kesepakatan atau menghasilkan proposal, melainkan sekadar mengumumkan "komitmen" sukarela untuk perlindungan laut.

Tuan rumah Panama, misalnya, berniat mengumumkan perluasan kawasan lindung Banco Volcan yang dibuatnya pada 2015.

Tetapi para aktivis, seperti Juan Manuel Posada dari LSM MarViva, ingin melihat proyek semacam itu diperluas ke perairan di luar yurisdiksi nasional mengingat banyak penangkapan ikan ilegal terjadi di laut lepas tanpa hukum.

"Kami juga ingin melihat deklarasi oleh negara-negara yang mendedikasikan 30% wilayah laut mereka sebagai kawasan lindung sebelum tahun 2030 yang disepakati pada COP15 di Kanada tahun lalu tentang keanekaragaman hayati, “ tambahnya.

Inisiatif John Kerry

Konferensi Our Ocean diluncurkan pada tahun 2016 atas prakarsa John Kerry, mantan menteri luar negeri AS yang ditunjuk sebagai pejabat khusus Gedung Putih untuk urusan  iklim.

"Samudera kita adalah bayi dari John Kerry," kata Bello.

Kerry akan menghadiri konferensi bersama ahli kelautan AS Sylvia Earle, yang telah memimpin lebih dari 100 ekspedisi laut dalam hampir 60 tahun kariernya dan yang mendirikan Mission Blue.

“Kerry dan Earle mencoba mengubah konsep bahwa ada banyak samudra, karena kenyataannya hanya ada satu samudra yang tersebar di seluruh planet," kata Bello. (AFP/M-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat