visitaaponce.com

Buaya Bisa Bantu Manusia Perangi Infeksi Jamur

Buaya Bisa Bantu Manusia Perangi Infeksi Jamur
Penelitian terhadap salah satu jenis protein buaya memperlihatkan kemiripannya dengan yang dimiliki manusia.(ANT)

Sebuah temuan terbaru dari peneliti Universitas La Trobe, Australia mengungkapkan bagaimana buaya melawan infeksi jamur yang fatal menggunakan mekanisme penginderaan pH yang unik meskipun hidup di air kota. 

Penelitian ini juga disinyalir dapat digunakan untuk membuat pengobatan yang ditargetkan guna mencegah terjadinya infeksi jamur pada manusia yang semakin sering terjadi karena meningkatnya resistensi terhadap antibiotik.

Ahli biokimia dari Universitas La Trobe, Scott Williams yang menjadi peneliti utama ini mengungkapkan bahwa penelitiannya berfokus pada keberadaan defensin buaya, yaitu protein yang mendeteksi dan mengumumkan infeksi pada sistem kekebalan tubuh. 

"Kami memecahkan struktur defensin buaya dan secara mengejutkan mereka terlihat seperti protein yang sama pada manusia, yang berarti kami dapat menggunakannya sebagai pola untuk mengobati infeksi jamur pada manusia," kata Scott Williams.

Dilansir dari laman resmi Universitas La Trobe, Minggu (3/3), defensin adalah protein pada tumbuhan dan hewan yang membentuk bagian penting dari sistem kekebalan bawaan kita untuk melindungi dari infeksi oleh mikroba patogen, seperti bakteri, jamur, dan virus. 

"Protein ini pertama kali ditemukan pada 1980an dan baru-baru ini telah menarik perhatian sebagai terapi potensial untuk pengobatan penyakit menular dan kanker," jelas Williams. 

Menurut William, temuan yang diterbitkan pada jurnal Nature Communications pada Rabu (1/3) ini menunjukkan bahwa buaya memiliki kemampuan untuk mendiami lingkungan yang keras. Hal ini menjadi indikasi dari sistem kekebalan bawaan yang tangguh.

"Defensin merupakan komponen utama dari sistem kekebalan bawaan dari semua spesies tumbuhan dan hewan. Namun, selama ini, defensin buaya belum diketahui dengan baik," ungkapnya. 

Selain itu, para peneliti berupaya menunjukkan bahwa defensin buaya air asin CpoBD13 memiliki aktivitas anti jamur yang kuat karena dipengaruhji oleh aksi penargetan membran yang bergantung pada pH. 

"Defensin buaya membantu mereka membuat pertahanan anti jamur yang hebat. Jadi defensin buaya dapat mengubah aktivitasnya berdasarkan lingkungan pH, jadi kami dapat merekayasa defensinlain untuk dimatikan atau dihidupkan tergantung pada adanya infeksi," jelasnya. 

Lebih lanjut, Williams mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya fungsi tersebut ditemukan pada tanaman atau hewan apa pun. 

"Kami belum melihat mekanisme penginderaan pH pada hewan atau tumbuhan lain, namun beberapa perawatan terapeutik bekerja pada sel-sel sehat secara tidak sengaja, sedangkan mekanisme ini dapat membantu mengurangi pengaruh yang tidak tepat sasaran dan fokus pada apa yang berbahaya," jelasnya. 

Anggota tim peneliti dari Universitas La Trobe, Mark Hulett, mengatakan, penelitian ini juga yang pertama kali mendokumentasikan struktur serangan membran defensin dalam resolusi tinggi. 

"Kami dapat menampilkan data struktural untuk menentukan bagaimana defensin menyerang dan membunuh patogen jamur. Akibatnya, temuan kami memberikan model untuk memahami aktivitas anti mikroba dari defensin lain termasuk pada manusia," ungkapnya. 

Temuan penelitian ini juga memungkinkan para peneliti di masa depan untuk merekayasa defensin dengan aktivitas yang bergantung pada pH dalam aplikasi bioteknologi dan terapeutik seperti mengobati infeksi serius pada manusia.

Meskipun sebagian besar upaya penelitian berfokus pada defensin manusia dan tumbuhan, sangat sedikit yang diketahui tentang defensin dari spesies lain yang memiliki fungsi unik dan bermanfaat. 

Hulett Lab di La Trobe University memimpin penelitian untuk memahami fungsi defensin tumbuhan dan hewan terhadap penerapannya sebagai terapi baru untuk mengobati penyakit manusia. (M-2) 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irana Shalindra

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat