Lindungi Warisan Kuliner, Italia Larang Daging Produksi Laboratorium
![Lindungi Warisan Kuliner, Italia Larang Daging Produksi Laboratorium](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/04/2c97a01494b1a9274a1cf0aacbac2605.jpg)
PEMERINTAH Italia mulai mengambil kebijakan besar yakni menyetujui rancangan peraturan yang melarang total makanan dengan daging produksi laboratorium. Karena itu, kini jika memproduksi makanan berbahan daging produk laboratorium menjadi suatu hal ilegal.
Daging sintetis atau buatan laboratorium adalah daging yang tidak berasal dari pemotongan hewan dan dibuat dengan cara mengambil stem-cell atau sel punca dari otot hewan yang masih hidup, lalu ditumbuhkan di laboratorium dengan pemenuhan gizi.
Daging yang menjadi sumber protein hewani paling utama di dunia itu diformulasikan dengan berbagai teknologi rekayasa sehingga keempukan, kadar air, komposisi lemaknya bisa diatur dengan tidak menambah area peternakan atau mengabaikan aspek kesejahteraan hewan.
Seperti dilansir dari Tasting Table, pada Selasa (4/4), jika peraturan ini disetujui di parlemen, maka yang disebut sebagai “makanan sintetis” akan benar-benar dilarang, baik untuk dikonsumsi manusia maupun hewan. Alasan dari larangan itu adalah demi melindungi warisan makanan Italia dan menjamin kesehatannya.
Ketika Anda nekat melakukannya dan tak mematuhi peraturan tersebut, akan diberi sanksi tegas berupa hukuman kurungan dan denda sekitar US$65.000 atau setara hampir Rp1 miliar. Selain itu, pelanggar akan kehilangan hak atas pendanaan publik hingga tiga tahun dan pabrik tempat pelanggaran terjadi dapat ditutup.
Salah satu jenis makanan seperti Bakso berisi daging Mamut (Mammoth) yang tercipta dari daging buatan laboratorium akan menjadi hal yang ilegal di Italia. Bakso ini terbuat dari daging hasil budidaya berbasis sel hewan yang menggunakan urutan genetik mastodon yang sudah lama punah.
Baca juga: The Surosowan Hadirkan Hidangan Pizza Khas Italia Disertai Banyak Promo Menarik
Sementara itu, pendiri perusahaan rintisan Australia, Vow, Tim Noakesmith, yang menciptakan bakso Mamut ingin membuat sebuah inovasi daging di masa depan.
“Kami ingin membuat orang-orang bersemangat dengan makanan di masa depan, yang berbeda dengan sebelumnya. Sesuatu yang unik dan lebih baik dibanding daging yang kita makan sekarang. Kami pikir daging Mammoth akan membuka diskusi ini dan membuat orang-orang bersemangat tentang teknik baru ini di masa depan,” tutur Noakesmith.
Meski di beberapa negara marak perusahaan rintisan yang telah mengembangkan makanan buatan laboratorium, dari daging ikan salmon hingga steak. Akan tetapi, Italia lewat rancangan peraturan tersebut justru melarang para pelaku industri makanan untuk memproduksi makanan atau pakan dari kultur sel atau jaringan yang berasal dari hewan vertebrata.
Hal tersebut sejalan dengan janji Pemerintah Italia dalam rangka melindungi industri makanan Italia dari inovasi teknologi yang dianggap berbahaya. Hal itu yang menjadi alasan pemerintah Italia mengganti nama kementerian pertanian menjadi kementerian pertanian dan kedaulatan pangan.
Sedangkan kelompok pertanian Coldiretti mengapresiasi langkah pemerintah dalam melawan makanan sintetis. Mereka mengatakan larangan diperlukan untuk melindungi produksi rumahan dari serangan industri makanan multinasional.
“Kami berterima kasih kepada pemerintah karena telah menerima seruan kami untuk menghentikan arus yang membahayakan masa depan budaya pangan nasional, tindakan tersebut akan melindungi kepentingan pangan Italia,” ungkapnya.
Akan tetapi, inisiatif tersebut justru membuat marah organisasi yang mendukung pengembangan produk pertanian berbasis sel di seluruh Eropa, serta kelompok hak asasi hewan.
“Pengesahan undang-undang semacam itu akan menutup potensi ekonomi dari bidang yang baru lahir ini di Italia, menghambat kemajuan ilmiah dan upaya mitigasi iklim,” kata kepala kebijakan di Good Food Institute Europe, Alice Ravenscroft.
International Organization for Animal Protection menekankan daging hasil laboratorium, meski berasal dari sel hewan, merupakan ‘alternatif etis’ yang tidak membahayakan kesejahteraan hewan, kelestarian lingkungan atau keamanan pangan.(M-4)
Terkini Lainnya
Spalletti masih Dipercaya Jadi Pelatih Timnas Italia
Murat Yakin: Swiss Membuktikan Tim Kecil Bisa Mendominasi
Bryan Cristante Akui Italia Merasa Frustrasi di EURO 2024
Gianluigi Donnarumma Minta Maaf kepada Penggemar Italia Setelah Kalah di EURO 2024
Matteo Darmian Kecewa dan Menyesal Setelah Italia Kalah di EURO 2024
Luciano Spalletti Akui Perlu Mengubah Banyak Hal Setelah Italia Tersingkir dari EURO 2024
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Abnon Jaksel: Memperkenalkan Jakarta Selatan melalui Pariwisata dan Kebudayaan Betawi
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap