visitaaponce.com

Enggan Berdiam Diri, Sri Sapariati Pelajari Ecoprint

Enggan Berdiam Diri, Sri Sapariati Pelajari Ecoprint
Pemilik usaha Ecoprint Epeni Galeri, Sri Sapariati (ketiga dari kiri), bersama model yang menggunakan busana dengan bahan kain produksinya.(MI/Dok Sri Sapariati)

JEJERAN kain menggantung apik memperlihatkan corak-corak yang berbeda satu sama lain. Ada guratan dengan warna lebih gelap yang berpadu cantik dengan warna terang sebagai latarnya. Di sebelah kain terdapat etalase terbuka yang memuat ragam tas dengan desain berbeda.

Rupanya corak tersebut dihasilkan dari proses ecoprint. Pembuat karya-karya tersebut yakni Sri Sapariati, 75, yang sudah mulai mengerjakan sejak 2017. Sri mengaku alasannya belajar ecoprint lantaran enggan hanya berdiam diri di rumah usai pensiun dari dunia kerja.

"Ya sudah dipikirkan jika nanti pensiun mau ngapain, karena saya nggak mau diam saja. Dimulai dari belajar decoupage lalu saya penasaran bagaimana sih kalau melukis di kain, terus ketemu dengan teknik ecoprint ini," ucap Sri saat ditemui di rumahnya di Malaka Sari, Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu (17/5).

Baca juga: Gerai Fesyen Anak The Children’s Place Sapa Pelanggan di Jakarta

Prosesnya tidak mudah, karena ecoprint menggunakan pewarna alami dari tanaman yang motifnya dibuat secara manual dengan menggunakan daun, tulang daun hingga bunga. 

MI/Siti Retno Wulandari--Kain produk ecoprint milik Sri Sapariati dengan merek Epeni Galeri

Namun, Sri tekun mempelajari, mengumpulkan beragam daun, bunga atau ranting tumbuhan yang kadang ditemukan di jalan. Tentu, ia tidak memetik dari pohon, tetapi mengambil yang sudah jatuh. Sri pun mengaku pernah 'memulung' daun dan ranting di sekitar Banjir Kanal Timur (BKT).

Ketekunan itu lantas dibantu dengan pemasaran menggunakan media sosial. Ia pun mulai mendapat pesanan, untuk membuat satu kain berukuran 150x200 cm membutuhkan waktu hingga dua minggu. Usahanya itu diberi nama Epeni Galeri.

Baca juga: Potensi Cuan dan Image Branding Bisnis Fesyen lewat Metaverse

"Ya lama, karena harus direndam, dikukus, dianginkan. Jika ingin warna lebih gelap maka prosesnya bisa berulang kali. Awal itu produksi saya berupa kain, hijab, pashmina dan mukena," ungkap Sri yang tidak memiliki catatan tepat tentang barang jualannya.

Sri terus belajar, mengikut ragam pelatihan tentang ecoprint jikalau sempat. Ia memang tidak ngoyo tetapi selalu haus akan ilmu baru. Karena kegigihan dan produktif mengeluarkan karya, Sri pun dilirik oleh beberapa pihak untuk menjadi mitra binaan, salah satunya binaan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat