visitaaponce.com

Dilanda Gelombang Panas, Tiongkok Buka Shelter Bom Jadi Tempat Ngadem

Dilanda Gelombang Panas, Tiongkok Buka Shelter Bom Jadi Tempat Ngadem
Warga Tiongkok menggunakan payung guna menghindari sengatan panas. Gelombang panas melanda negeri itu dalam beberapa bulan terakhir(AFP)

Lebih dari dua pekan cuaca panas ekstrem telah melanda Tiongkok. Pusat Iklim Nasional mencatat suhu di Beijing melonjak di atas 41 derajat celcius pada pertengahan bulan lalu sejak 21-30 Juni 2023. Ini adalah rekor yang tidak terduga sejak 1961.

Panas ekstrem juga membuat pihak berwenang mengeluarkan peringatan kesehatan bagi penduduk untuk menangguhkan sementara aktivitas di luar ruangan. Tiongkok bagian utara bahkan sudah mengalami serangkaian hari dengan suhu tertinggi yang menyebabkan bencana kekeringan.

Untuk menyelamatkan penduduk, kota-kota di seluruh Tiongkok kini membuka tempat perlindungan sementara dari sengatan udara panas itu pada sebuah shelter bom sebagai tempat ngadem dan pendinginan darurat untuk penduduk yang ingin berlindung. Hal ini dilakukan saat suhu panas ekstrem yang terjadi di seluruh negara itu mulai merenggut nyawa.

Dilansir dari Insider pada Selasa (11/7), saat ini kota-kota besar di Tiongkok yang mengumumkan telah membuka tempat perlindungan sementara di tempat shelter bom adalah Hangzhou, Wuhan, dan Shijiazhuang, serta kota lainnya yang terletak dekat wilayah Beijing.

Penggunaan Shelter bom tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, gedung yang dibangun selama invasi Jepang pada tahun 1937 itu cukup memadai dan memiliki berbagai fasilitas, termasuk area tempat duduk, air, minuman, dan obat sengatan panas. Beberapa tempat penampungan bahkan memiliki Wi-Fi, TV, dan meja ping-pong untuk bersantai.

Selain shelter bom, terdapat tempat evakuasi untuk mitigasi penduduk dari cuaca panas ekstrem. Kota-kota di Tiongkok seperti Chongqing, sebuah kota metropolitan barat daya yang terkenal dengan musim panasnya yang terik, telah bertahun-tahun menggunakan terowongan serangan udara sebagai pusat pendinginan publik.

Insider melaporkan pada tahun 2011, Tiongkok setidaknya memiliki sekitar 40 bunker bawah tanah di seluruh negeri. Saat itu, banyak di antaranya sudah dibuka untuk umum sebagai wisata museum.

Korban tewas

Pada awal bulan ini, gelombang panas di seluruh dunia menjadi semakin panjang dan parah bahkan sering terjadi. Begitupun Tiongkok, sejak bencana panas ekstrem ini, telah menyebankan dua korban tewas di Beijing.

Pihak otoritas kesehatan di Shaoxing mengatakan seorang pemandu wisata juga  pingsan dan meninggal pada Kamis lalu, akibat sengatan panas ketika sedang memandu tur di sebuah taman kekaisaran yang luas dari abad ke-18.

Meskipun demikian, tak semua wilayah Tiongkok mengalami panas ekstrem. Saat wilayah Utara mengalami cuaca panas ekstrem, wilayah Tiongkok timur dan barat daya justru harus bersiap untuk menghadapi hujan lebat, banjir dan longsor seperti dilansir dari CTV News pada Senin (10/7).

Berbagai bencana tersebut menyebabkan kerusakan infrastruktur, tanaman pertanian, dan membahayakan ternak di seluruh negara itu. Cuaca ekstrem yang merupakan dampak dari perubahan iklim ini juga menyusahkan hidup sekitar 1,4 miliar orang di Tiongkok dan menimbulkan ketakutan nyata terhadap eksistensi bumi di masa depan.(M-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat