visitaaponce.com

Panas Dimana-mana, Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca Sekarang Juga

Panas Dimana-mana, Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca Sekarang Juga !
Sekawanan burung kehausan di sebuah danau yang mengering di tenggara Rumania(Daniel MIHAILESCU / AFP)

Belahan Bumi di bagian utara dilanda gelombang panas yang memicu kebakaran hutan dan berbagai bencana lainnya. Temperatur di beberapa tempat pada Senin (17/7), bahkan mencapai titik tertinggi.

Di Yunani, otoritas setempat  mengevakuasi riban anak yang tengah berkemah untuk menikmati  liburan  karena kebakaran hutan berkobar di kota pantai Loutraki. "Kami telah menyelamatkan 1.200 anak yang berada di kamp liburan," kata wali kota Giorgos Gkionis.

Petugas juga berupaya memadamkan kebakaran hutan yang terjadi di Kouvaras dan resor Lagonissi, Anavyssos, dan Saronida dekat Athena. Beberapa rumah terbakar di daerah tersebut, menurut rekaman dari penyiar publik ERT.

Otoritas kesehatan di Amerika Utara hingga Eropa dan Asia, telah menghimbau warga untuk tetap terhidrasi dan berlindung dari terik matahari. Fenomena ini sebagai penanda tentang efek pemanasan global.

"Cuaca ekstrem  berdampak besar pada kesehatan manusia, ekosistem, ekonomi, pertanian, energi, dan persediaan air," kata Sekretaris Jenderal Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) Petteri Taalas. "Ini menggarisbawahi semakin mendesaknya pengurangan emisi gas rumah kaca secepat dan sedalam mungkin."

Baca juga: begini penjelasan para ilmuwan tentang fenomena gelombang panas

Di Roma,  suhu bahkan mencapai rekor mendekati 39C pada Senin lalu. Colman Peavy, wisatawan dari Amerika Serikat tidak percaya dengan fenomena ini. "Kami dari Texas dan di sana sangat panas, kami pikir kami akan terhindar dari panas, tetapi di sini bahkan lebih panas," kata pria berusia 30 tahun itu sembari menyesap cappuccino bersama istrinya Ana, di sebuah kafe di jantung ibu kota Italia tersebut.

Tidak hanya di Roma, di Tiongkok temperatur juga mencapai titik tertinggi baru untuk pertengahan Juli di barat laut negara itu yang mencapai 52,2C, di Desa Sanbao, di wilayah Xinjiang. Angka ini menembus rekor sebelumnya 50,6C yang tercatat enam tahun lalu.

Di Jepang, kondisinya pun setali tiga uang. Sebanyak 32 dari 47 prefektur, terutama di wilayah tengah dan barat daya Jepang, dilanda gelombang panas. Sedikitnya 60 orang dirawat karena sengatan panas, lapor media setempat, termasuk 51 orang dibawa ke rumah sakit di Tokyo.

Di Siprus, di mana suhu diperkirakan tetap di atas 40C hingga Kamis, seorang pria berusia 90 tahun meninggal akibat sengatan panas dan tiga manula lainnya dirawat di rumah sakit, kata pejabat kesehatan setempat.

Di negara bagian AS bagian barat dan selatan, yang terbiasa dengan suhu tinggi, lebih dari 80 juta orang terancam dampak suhu yang melonjak. Kawasan Death Valley di California, yang sering kali menjadi salah satu tempat terpanas di Bumi, suhu bahkan mencapai rekor hampir 52C pada Minggu sore.

Di Arizona, ibu kota negara bagian Phoenixs, tempetarur mencatat rekor 18 hari berturut-turut di atas 43C (109F), dan mencapai puncaknya 45C (113F) pada Senin sore. Badan Layanan Cuaca Nasional AS memprediksi ketinggian serupa setidaknya hingga Minggu depan.

Di California Selatan, beberapa kebakaran hutan terjadi selama beberapa hari terakhir di daerah pedesaan di timur Los Angeles.

Di negara tetangga Kanada, ratusan kasus kebakaran hutan terjadi pada Senin, sebagian di antaranya sulit dikendalikan.

Asap dari kebakaran kembali menyebar ke wilayah Amerika Serikat, dan memengaruhi kualitas udara di sebagian besar timur laut negara itu.

Selain panas, sebagian Asia juga diguyur hujan deras. Setidaknya 40 orang tewas akibat banjir dan tanah longsor yang terjadi baru-baru ini di Korea Selatan selama musim hujan, yang diperkirakan akan berlanjut hingga Rabu.

Presiden Korsel pun berjanji untuk mengubah total kebijakan negaranya dalam mengantisipasi cuaca ekstrem. (AFP/M-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat