visitaaponce.com

Ilmuwan Sebut Juli sebagai Bulan Terpanas, PBB Peringatkan Era Pendidihan Global

Ilmuwan Sebut Juli sebagai Bulan Terpanas, PBB Peringatkan Era Pendidihan Global
Nathaniel, 5, mencium ibunya Jennifer, saat beristirahat di pusat pendinginan Salvation Army untuk para tunawisma di Tucson, Arizona( ANDREW CABALLERO-REYNOLDS / AFP)

Para ilmuwan pada kamis (27/7) mengonfirmasi Juli sebagai bulan terpanas yang pernah tercatat dalam sejarah. PBB pun memperingatkan Bumi menuju ke era tiitik didih global.

Panas menyengat yang diintensifkan oleh pemanasan global telah memengaruhi puluhan juta orang di beberapa bagian Eropa, Asia, dan Amerika Utara pada bulan ini.  Ditambah kebakaran hutan yang telah menghanguskan Kanada dan sebagian Eropa selatan.

"Perubahan iklim nyata. Mengerikan. Dan ini baru permulaan," kata Sekjen PBB Antonio Guterres. Ia mendesak tindakan segera dan radikal untuk mengurangi emisi yang kian memanaskan planet ini. "Era pemanasan global telah berakhir, era pendidihan global telah dimulai," imbuhnya.

Pada tiga minggu pertama bulan Juli suhu rata-rata global tercatat di atas periode komparatif apa pun. Organisasi Meteorologi Dunia dan Layanan Perubahan Iklim Copernicus (C3S) Eropa mengatakan sangat mungkin bahwa Juli 2023 akan menjadi bulan terpanas dalam catatan sejak tahun 1940-an.

Carlo Buontempo, Direktur C3S, mengatakan suhu pada periode tersebut  luar biasa dengan anomali yang begitu besar sehingga para ilmuwan yakin rekor tersebut telah dipecahkan, bahkan sebelum bulan ini berakhir.

Di luar catatan resmi ini, dia mengatakan data proksi untuk iklim lebih jauh menunjukkan suhu yang terlihat pada periode tersebut belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah dalam beberapa ribu tahun terakhir.

Sejak akhir 1800-an, pemanasan global telah meningkatkan suhu sekitar 1,2 derajat celcius. Penggunaan bahan bakar fosil, telah membuat gelombang panas menjadi lebih panas, lebih lama, dan lebih sering, serta mengintensifkan cuaca ekstrem lainnya seperti badai dan banjir.

Panas ekstrenm  dan kebakaran hutan dahsyat yang terjadi pada bulan Juli di sebagian belahan bumi utara,  telah menimbulkan kekhawatiran atas dampaknya terhadap kesehatan, ekosistem, dan ekonomi.

Di sebagian besar wilayah Amerika Serikat bahkan menghadapi gelombang panas yang memecahkan rekor. Presiden Joe Biden menyebut suhu yang melonjak akibat perubahan iklim ini sebagai "ancaman eksistensial".

"Saya kira tidak ada lagi yang bisa menyangkal dampak perubahan iklim," katanya di Gedung Putih, saat konferensi video dengan walikota Phoenix, Arizona, dan San Antonio, Texas yang dilanda gelombang panas. (AFP/M-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat