visitaaponce.com

Kisah Perjuangan Kartini Kendeng Dipentaskan di Salihara

Kisah Perjuangan Kartini Kendeng Dipentaskan di Salihara
Pertunjukan 9SEMBILU di Salihara, Minggu (10/9/2023).(MI/ Nike Amelia Sari)

KOMUNITAS teater musikal dan seni pertunjukan, Jakarta Movin yang telah menelurkan Musikal Petualangan Sherina dan Teater Musikal Cek Toko Sebelah, kembali menampilkan pertunjukan musikal 9SEMBILU yang telah sukses ditampilkan  di Festival Musik Indonesia (FMI) pada Agustus 2022. 

Berbeda dari pertunjukan di FMI tahun lalu, 9SEMBILU kali ini ditampilkan dengan durasi yang lebih panjang. Di FMI, ditampilkan dalam 30 menit sedangkan di Salihara Art Center berdurasi 90 menit. 

"Karena kita gak mau berhenti menyuarakan perjuangan ibu-ibu Kendeng sehingga kita bikin tahun ini dengan durasi yang lebih panjang dan intimate juga karena kita pilih ditampilkan di Salihara sehingga penontonnya juga jadi bisa makin merasakan perjuangan ibu-ibunya," kata Barly Armandita, Sutradara dan Koreografer 9SEMBILU, saat ditemui Media Indonesia usai pertunjukan musikal 9SEMBILU  yang digelar di Salihara Art Center, hari ini. 

9SEMBILU merupakan pertunjukan drama musikal Jakarta Movin pertama yang diangkat dari kisah nyata, tentang 9 ibu-ibu petani Pegunungan Kendeng (Jawa Tengah dan Jawa Timur) yang dikenal sebagai '9 Kartini Kendeng'. Mereka memperjuangkan kelestarian tanah lingkungan mereka dari ancaman pembangunan pabrik semen.

Mereka dengan berdemo, termasuk dengan cara menyemen kaki di depan Istana Negara. Aksi ini sempat viral pada 2016. Kesembilan Kartini Kendeng tersebut ialah Surani, Ambarwati, Deni, Ngadinah, Sukinah, Giyem, Karsupi, Sutini hingga almarhumah Patmi.

"Jakarta Movin terkenalnya menghibur dan seru, justru kita pengen mendobrak yang baru lagi. Banyak manfaat yang bisa kita ambil dari musikal 9SEMBILU ini, bukan hanya kita dapat membuat sebuah pertunjukan seni tapi kita juga menyuarakan perjuangan ibu-ibu Kartini (Kendeng)," ucap Barly.

"Harapannya untuk penonton kalau aku pribadi mohon bantu untuk meneruskan perjuangan ibu-ibu ini dengan cara apapun seperti yang kami lakukan, kami menyuarakan dalam bentuk karya panggung," lanjutnya. 

Barly mengaku tidak menyangka dengan tingginya antusiasme penonton. "Bahkan banyak orang-orang yang penasaran dengan kisah ini dan Alhamdulillah rame," ungkapnya. 

Dengan latihan kurang dari dua bulan untuk penampilan di Salihara Art Center, sembilan pemeran mampu memerankan sembilan sosok ibu-ibu Kartini Kendeng dengan cukup baik. Kisah disampaikan secara lugas dengan gestur para pemeran yang energik dan menampilkan karakter masing-masing Kartini Kendeng dengan baik, membuat penonton mampu menyerap cerita. Bahkan, tak sedikit penonton yang terbawa suasana hingga terharu dan menangis ketika menonton pertunjukan musikal tersebut. 

Salah satu pemeran Kartini Kendeng ialah Nada Novia yang memerankan Patmi. "Tahun 2022 saya dan teman-teman berkesempatan mendatangi tanah kelahiran Bu Patmi di Pati, Jawa Tengah. Menginjakkan kaki dan merasakan Mushola impian almarhumah, mengunjungi makam beliau (Patmi), berdoa bersama Kartini Kendeng lain di depan makam," ungkap Nada.

Lebih lanjut, Nada mengatakan datang langsung ke lokasi para Kartini Kendeng sangat membantunya untuk mendalami sosok dan karakter Patmi. "Saya menyadari bahwa momen itu yang menjadi bekal utama saya untuk lebih memahami dan menghidupkan karakter Bu Patmi. Sosok yang sederhana namun tinggi juang untuk mempertahankan kelestarian sekitarnya, mengajarkan kita menjadi manusia seutuhnya," pungkas Nada. (M-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat