visitaaponce.com

Logam Penting Senilai Ratusan Triliun dari Limbah Elektronik Terbuang Sia-sia

Logam Penting Senilai Ratusan Triliun dari Limbah Elektronik Terbuang Sia-sia
Ilustrasi: Sampah Elektronik( Daniel Beloumou Olomo / AFP)

Mainan anak-anak, kabel, rokok elektronik, sikat gigi elektrik, alat cukur, headphone, dan perangkat rumah tangga lainnya mengandung logam seperti litium, emas, perak, dan tembaga.

Permintaan bahan-bahan ini diperkirakan melonjak karena peran pentingnya dalam industri ramah lingkungan yang berkembang pesat seperti produksi baterai kendaraan listrik.

Di Eropa saja, permintaan tembaga diperkirakan meningkat enam kali lipat pada tahun 2030 untuk memenuhi peningkatan kebutuhan di sektor-sektor utama, seperti energi terbarukan, komunikasi, dirgantara, dan pertahanan.

“Namun bahan-bahan tersebut terbuang sia-sia karena limbah “tak terlihat” ini dibuang begitu saja, bukannya didaur ulang,” kata Institut Pelatihan dan Penelitian PBB (UNITAR) dalam sebuah laporan yang dirilis pada Kamis (12/10).

Lembaga itu mengungkapkan konsumen membuang atau memiliki barang-barang elektronik bekas yang mengandung bahan mentah yang penting untuk transisi energi ramah lingkungan dan bernilai hampir US$10 miliar (Rp150 triliun) setiap tahun.

“Limbah elektronik yang “tidak terlihat” berjumlah sembilan miliar kilogram setiap tahun di seluruh dunia, dengan bahan baku terkait bernilai US$9,5 miliar, sekitar seperenam dari perkiraan total limbah elektronik pada tahun 2019 sebesar US$57 miliar, “ kata UNITAR.

“Sampah elektronik yang tidak terlihat sering kali tidak terdeteksi oleh mereka yang membuangnya karena tidak dianggap sebagai sampah elektronik,” kata Magdalena Charytanowicz dari Waste Electrical and Electronic Equipment Forum, sebuah asosiasi organisasi nirlaba internasional yang menugaskan program ini.

“Kita perlu mengubahnya dan meningkatkan kesadaran adalah salah satu jawabannya.”

Lebih dari sepertiga sampah “tak kasat mata” berasal dari mainan seperti mobil balap, boneka berbicara, robot, dan drone, dan barang-barang lainnya dibuang setiap tahunnya.

Studi tersebut juga menemukan bahwa 950 juta kilogram kabel tembaga yang dapat didaur ulang dibuang tahun lalu, yang panjanganya jika direntangkan cukup untuk mengelilingi Bumi sebanyak 107 kali.

Di Eropa, 55% limbah listrik dan elektronik didaur ulang, namun rata-rata global turun menjadi sedikit di atas 17%. “Tingkat daur ulang turun hingga hampir nol di beberapa bagian Amerika Selatan, Asia dan Afrika, biasanya karena kurangnya tempat pengumpulan, “kata Charytanowicz.

Produsen bertanggung jawab mengumpulkan dan mendaur ulang limbah di Eropa sejak tahun 2005, paling sering bekerja sama dengan otoritas lingkungan hidup. "Namun tingkat daur ulang masih belum merata," kata Guillaume Duparay dari organisasi nirlaba Perancis Ecosystem, merujuk pada kurangnya kesadaran dan informasi di kalangan konsumen.(AFP/M-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat