visitaaponce.com

Universitas Gadjah Mada Kembangkan Teknologi Daur Ulang Baterai

Universitas Gadjah Mada Kembangkan Teknologi Daur Ulang Baterai
UGM tidak hanya mengembangkan teknologi pembuatan baterai berbasis nikel, tetapi juga fokus pada pengembangan teknologi daur ulang baterai. (MI/Agus)

GUNA mendukung penggunaan peralatan berbasis listrik, Universitas Gadjah Mada (UGM) tidak hanya mengembangkan teknologi  pembuatan baterai berbasis nikel, juga mengembangkan teknologi daur ulang baterai.

"Tidak hanya teknologinya, kami juga  memiliki pakar-pakarnya yang terus melakukan penelitian," kata Rektor UGM, Prof Ova Emilia pada penerimaan hibah tiga unit bus listrik dari Kementerian Investasi/BKPM di Gedung Pusat UGM, Rabu (8/5).

Dikatakan, dikaitkan dengan pertambangan nikel yang sedang dikembangkan di Morowali, termasuk pabrik pembuatannya, para pakar UGM juga terlibat dalam pembangunan pabrik battery recycle atau baterei daur ulang. 

Baca juga : Menjamurnya Tambang Nikel Ilegal Bakal Ancam Hilirisasi

"UGM memang fokus pada penelitian dan pengembangan baterei daur ulang," kata Rektor lagi.

Menurut Ova, pengembangan dan perluasan pemanfaatan kendaraan listrik di Indonesia harus mendapatkan dukungan guna pelestarian lingkungan.

UGM, jelas Ova sangat mendukung upaya penurunan emisi karbon di lingkungan kampus atau green campus. Ia menambahkan saat ini UGM baru memiliki dua unit bus listrik yang sudah beroperasi dan menjadi lima unit setelah menerima hibah tiga unit dari Kementerian Investasi/BKPM. 

Baca juga : Electronic Vehicle and Battery Conference 2023 Bahas Ekosistem Pengembangan Kendaraan Listrik

"Dengan tambahan tiga unit ini, akan mempercepat siklus perputaran bus listrik untuk transportasi lingkungan kampus," katanya.

Dikatakan, UGM pada perhitungan awal ini, memerlukan setidaknya 10 unit bus listrik. Menurut Ova, UGM sudah mempersiapkan rute circular transportation di lingkungan kampus menggunakan bus listrik sedangkan untuk kendaraan bermotor dan lainnya akan diatur dalam kantong-kantong parkir yang ada di lingkaran kampus.

Hibah bus senilai Rp4,1 miliar itu dinilai sangat bermanfaat bagi UGM. 

Baca juga : Tren Kendaraan Listrik Meningkat, Ceria Sambut Positif 

"Pemberian hibah bus listrik ini saya kira untuk mendukung program pemerintah dalam mewujudkan UGM sebagai kampus hijau," jelasnya.

Deputi Bidang Kerja Sama Penanaman Modal, Riyatno menyampaikan hibah bus listrik kepada UGM sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai di Indonesia. Menurutnya, pemerintah terus secara konsisten mendorong ekonomi hijau dan rendah karbon sebagai salah satu strategi dalam mewujudkan transformasi ekonomi Indonesia.

"Salah satu target dalam roadmap sektor energi adalah mencapai Nol Emisi Karbon 2060 dengan penggunaan kendaraan listrik baik untuk kegiatan komersial maupun kendaraan pribadi," ungkapnya.

Baca juga : RI-Australia Perkuat Hilirisasi Industri dan kerja Sama Produksi Baterai Kendaraan Listrik

Riyatno juga menyebutkan cadangan persediaan nikel Indonesia yang setara dengan 23% cadangan di dunia sangat mendukung pengembangan ekosistem industri baterai listrik di Indonesia. 

Ia menambahkan, dukungan pemerintah lainnya dengan memberikan berbagai insentif seperti tax holiday bagi produsen selama 20 tahun, super tax deduction hingga 300%, dan pembebasan PPN atas impor dan perolehan barang modal berupa mesin dan pabrik untuk kendaraan bermotor.

"Pemerintah menaruh perhatian terhadap konsumen yaitu dengan memberikan 
insentif berupa subsidi pembelian motor listrik sebesar Rp7 juta, pengurangan PPN atas pembelian mobil dan bus listrik, dan pengurangan bea balik nama kendaraan bermotor untuk motor dan mobil listrik hingga 90%," jelas Riyatno.

Sementara Gilarsi W Setijono, CEO PT VKTR Teknologi Mobilitas, Tbk, sebagai penyedia bus listrik mengungkapkan bus yang dihibahkan ke UGM memiliki desain yang lebih lebar dibandingkan dari yang biasanya dan sudah mendapat izin dari Kementerin Perhubungan. 

"Kalau lebar bus listrik biasanya hanya 2,1 meter, kami buat menjadi 2,4 meter agar muatan jadi lebih banyak, lebih aman, dan lebih nyaman pastinya," ungkapnya.

Gilarsi mengungkapkan, masing-masingbus listrik yang dihibahkan memiliki kapasitas mampu menampung penumpang lebih darj 30 orang. Bus tersebut juga bisa menempuh jarak sejauh 220 kilometer untuk satu kali pengisian daya.

Ia menambahkan, VKTR sangat membuka diri pada mahasiswa dan juga alumni UGM sebagai young talented engineer untuk melakukan magang ataupun bergabung dengan perusahaannya. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat