visitaaponce.com

Hati-hati, Beberapa Penyakit Ini Mengintai Anda di Tempat Renang Umum

Hati-hati, Beberapa Penyakit Ini Mengintai Anda di Tempat Renang Umum
Air pada kolam atau tempat berenang yang dipakai oleh banyak orang memungkinkan terjadinya penularan kuman atau bakteri.(123RF)

BERENANG merupakan salah satu olahraga yang mengasyikkan. Namun, ketika Anda berenang di kolam renang umum, kewaspadaan perlu ditingkatkan. Sebab, air dalam kolam renang yang dipakai oleh banyak orang memungkinkan terjadinya penularan kuman atau bakteri.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Anda dapat tertular kuman saat berenang di kolam renang, kolam air panas, danau, laut, atau sungai apabila Anda tertelan, bersentuhan langsung dengan air yang tercemar bakteri, yang memungkinkan Anda sakit.

Beberapa penyakit itu umumnya memang ringan dan mudah diobati. Akan tetapi, tidak ada salahnya mengedukasi diri mengenai penyakit apa saja dan  memastikan kolam renang yang dikunjungi rutin melakukan disinfeksi untuk mencegah penyebaran bakteri, seperti dikutip dari situs Health.

1. Diare
Diare adalah salah satu penyakit paling sering terjadi saat berenang.  Menurut CDC, setelah air terkontaminasi oleh bakteri yang menyebabkan diare menular, perenang hanya perlu menelan sedikit saja untuk terinfeksi.

Bakteri-bakteri tersebut seperti Cryptosporidium, Giardia, Shigella, norovirus, dan E. coli yang dapat ditularkan kapan saja seseorang yang menderita diare (atau sudah sakit dalam dua minggu terakhir) masuk ke dalam air.

Cryptosporidium (disingkat crypto), penyebab paling umum dari wabah diare yang berhubungan dengan kolam renang, dapat tetap hidup selama berhari-hari, bahkan di kolam yang diberi klorin dan bahan kimia lainnya dengan tepat.  

Itu sebabnya kolam umum mengharuskan Anda mandi sebelum berenang untuk menjaga agar kolam renang tetap aman bagi semua orang.

"Semua tergantung pada apa yang terjadi di hilir. Hewan-hewan di dalam air juga dapat menularkan bakteri-bakteri ini," ucap Dr Mindy Benson, asisten profesor klinis di RS Anak UCSF Benioff di Oakland, AS.

"Saya tidak akan merekomendasikan berenang di tempat-tempat pedalaman yang tidak dikenal, terutama dengan anak-anak," lanjutnya.

Penyakit diare yang ditularkan melalui air dapat berlangsung selama 2-3 minggu dan menyebabkan dehidrasi serius, bahkan terkadang mengancam jiwa. Anda sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter apabila memiliki gejala berikut:

- Tinja disertai dengan darah atau nanah
- Tinja berwarna hitam
- Diare yang berlangsung dua hari atau lebih (pada orang dewasa)
- Diare yang berlangsung lebih dari 24 jam (pada anak-anak)
- Sakit perut yang parah
- Demam
- Tanda-tanda dehidrasi seperti mulut kering, sakit kepala, dan jarang buang air kecil.

2. Ruam merah pada kulit
Air yang terkontaminasi bakteri Pseudomonas aeruginosa dapat menyebabkan ruam kulit, iritasi kulit, menurut CDC.  

Bahan kimia pembunuh kuman seperti klorin terurai lebih cepat di air panas—sehingga risiko yang ditimbulkan oleh kolam air panas menjadi lebih tinggi—tetapi bakteri ini juga dapat menyebar di kolam yang tidak dirawat dengan baik atau danau yang terkontaminasi.

Semakin lama kulit Anda terkena air yang terkontaminasi, semakin besar kemungkinan Anda mengalami ruam merah pada kulit. “Orang terkadang berpikir bahwa ketika mereka keluar dari air yang mengandung klorin, air tersebut bersih,” kata Dr Benson.  

"Tapi hal paling aman untuk dilakukan adalah mandi sesegera mungkin," lanjutnya.

Selain itu, Anda juga dapat menanyakan apakah bak mandi air panas yang akan digunakan diperiksa setidaknya dua kali sehari.  Hal ini berguna untuk mengetahui tingkat disinfektan dan pH yang tepat, atau Anda juga dapat memeriksa sendiri airnya dengan menggunakan strip tes kolam renang dan bak mandi air panas.

Ruam merah biasanya muncul bintik-bintik gatal, merah, bergelombang atau lepuh berisi nanah, biasanya hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari, menurut CDC.  Jika ruam berlangsung lebih lama dari itu, Anda dapat memeriksakan diri ke dokter.

3. Otitis Eksterna
Otitis eksterna merupakan penyakit yang terjadi ketika air terperangkap di saluran telinga luar, menyebabkan tumbuhnya bakteri atau jamur, menurut CDC.  Ini lebih sering terjadi pada anak-anak dibandingkan orang dewasa dan dapat menyebabkan gatal, nyeri, dan bengkak.  Dalam beberapa kasus, nanah bisa keluar dari telinga.  

Apabila Anda terkena penyakit ini, sebaiknya memeriksakan diri ke dokter. "Untuk melindungi diri Anda dari penyakit ini, keringkan telinga Anda secara menyeluruh setelah berenang dengan handuk lembut," ujar Dr Benson.  

Anda juga dapat memiringkan kepala dari sisi ke sisi dan menarik daun telinga dengan lembut untuk membantu air keluar, atau menggunakan pengering rambut dengan daya yang kecil.

Pilihan lainnya ialah memakai obat tetes telinga yang dapat membantu mengeringkan saluran telinga setelah berenang, tetapi tanyakan dengan dokter terlebih dahulu sebelum Anda menggunakannya.

4. Penyakit Legionnaires
Kuman yang hidup di bak atau kolam air panas juga dapat menginfeksi orang yang menghirup uap atau kabut yang keluar dari air.  Bakteri Legionella, yang menyebabkan infeksi paru-paru, penyakit Legionnaires, terkadang menyebar dengan cara ini, menurut CDC.

Legionella ditemukan secara alami di air, terutama air hangat.  Sebab itu, memastikan kolam atau bak mandi air panas dibersihkan dan didisinfeksi dengan benar—baik dengan bertanya atau mengujinya sendiri—dapat mengurangi risiko Anda terinfeksi, menurut CDC.

Menurut CDC, penyakit ini memiliki gejala sebagai berikut:

- Batuk
- Sesak napas
- Nyeri dada
- Demam
- Nyeri otot
- Sakit kepala
- Diare
- Mual
- Kebingungan

Penyakit Legionnaires biasanya dapat diobati dengan antibiotik jika didiagnosis sejak dini, namun terkadang bisa berakibat fatal.

Penyakit ini paling berbahaya bagi orang-orang berusia 50 tahun ke atas, perokok atau penderita penyakit paru-paru kronis, atau orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Akan tetapi, semua orang harus berkonsultasi dengan dokter apabila mereka curiga telah terpapar. (Health.com/M-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irana Shalindra

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat