visitaaponce.com

Kopi Nako Sulap Sampah Plastik Jadi Furniture

Kopi Nako Sulap Sampah Plastik Jadi Furniture
Co-Founder Kopi Nako, Robert Wanasida, menjelaskan upaya kedainya melakukan daur ulang sampah plastik, di JICC, Jakarta, Minggu (19/11).(MI/Rifaldi)

PERTUMBUHAN kedai kopi di Indonesia dewasa ini dapat dikatakan sedang masif-masifnya. Namun, tidak banyak kedai kopi yang setiap harinya menghasilkan ratusan bahkan ribuan gelas kopi, sadar bahwa mereka menjadi salah satu penyumbang sampah plastik baru.

Kedai Kopi Nako menjadi salah satu dari sekian kedai kopi di Indonesia yang paham betul permasalahan sampah plastik yang timbul akibat bisnis mereka. Karenanya, sebuah program dilakukan untuk menekan sampah plastik yang dihasilkan dari kedai kopi mereka.

Ditemui di Jakarta International Coffe Conference, Co-Founder Kopi Nako, Robert Wanasida, mengungkapkan, salah satu upaya penekanan sampah plastik yang dilakukan Kopi Nako adalah program daur ulang sampah plastik, yang mana sampah-sampah itu dirubah menjadi furniture penunjang untuk kedai mereka.

"Jadi prosesnya, gelas plastik (dari pembeli dine-in) itu kami cuci dan kemudian kami olah atau kami recycle untuk jadi panel-panel  yang digunakan menjadi meja. Kalau pengunjung mampir ke Kopi Nako di Senayan, itu semua panel-panel mulai dari  meja bar hingga meja untuk pengunjung itu semua hasil recycle dari gelas pelastik kami," tutur Robert, Minggu (19/11).

Diterangkan Robert, dalam upaya daur ulang tersebut pihaknya tidak bekerja sendiri, mereka bekerja sama dengan salah satu perusahaan pendaur ulang sampah pelastik. Dalam proyek daur ulang menjadi panel-panel meja di Senayan, Kopi Nako berhasil mendaur ulang 700kg sampah pelastik dengan perkiraan 1kg sampah pelastik sama dengan 150 cup.

"Kami saat ini juga segera membuka kedai baru di Bali, akan segera buka sekitar 2 pekan lagi. Nah sama seperti kedai kami di Senayan, untuk di Bali Itu kami berhasil mendaurulang 1 ton lebih sampah pelastik dari bisnis kami, dan kita gunakan juga untuk (menjadi furniture penunjang) di sana," ungkapnya.

Disinggung terkait bagaimana dengan nasib sampah plastik yang dihasilkan dari pembeli yang memilih take away, Robert menyebut, saat ini pihaknya sedang berupaya untuk menghadirkan pengemasan produk menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan.

"Ini yang rada sulit. Paling yang bisa kami lakukan adalah mengunakan barang-barang yang ramah lingkungan. Dan ini masih proses untuk dulakukan," sebutnya.

Mengedepankan konsep 'dari Kopi Nako untuk Kopi Nako', Robert mengatakan program ini lebih dari sekadar upaya menekan sampah plastik. Ini juga sebagai edukasi bagi para karyawan Kopi Nako terkait pentingnya meminimalkan penggunaan bahan-bahan sekali pakai dalam kehidupan sehari-hari.

Melibatkan langsung karyawan mulai dari pelayan hingga barista dalam peroses pengumpulan dan pencucian sampah pelastik di masing-masing kedai, dari sana diharapkan dapat menjadi edukasi baru kepada karyawan akan pentingnya penggunaan bahan-bahan ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.

"Kenapa kami lakukan (proses pengumpulan sampah pelastik) itu kepada karyawan kami, ini sebagai upaya Untuk mengajak mereka agar memulai sustainability Waste. Jadi itu bentuk edukasi juga sehingga mereka bisa mulai sadar untuk mengurangi penggunaan plastik," pungkas Robert. (M-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irana Shalindra

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat