visitaaponce.com

Ini Strategi Pemerintah untuk Jaga Stabilitas Pangan

Ini Strategi Pemerintah untuk Jaga Stabilitas Pangan
Suasana Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta pada pagi hari.(MI/Adam Dwi)

FLUKTUASI harga pangan pada periode Lebaran kerap terjadi setiap tahun. Kenaikan harga pangan bahkan sudah menjadi pola saat jelang Ramadan dan beberapa hari setelah Lebaran.

Kondisi itu disebabkan berbagai faktor, seperti ketersediaan dan tingginya permintaan dari masyarakat. Dalam prognosa Kementerian Pertanian, stok pangan selama Ramadan sampai Mei 2021, terdapat beberapa komoditas yang mengalami surplus. 

Misalnya, beras surplus 12,56 juta ton. Adapun berdasarkan catatan Perum Bulog, serapan beras masih aman, yakni rata-rata 10 ribu ton per hari. Komoditas lain yang mengalami surplus, seperti jagung surplus 3,40 juta ton, bawang merah 28 ribu ton, cabai besar 64 ribu ton dan minyak goreng 475 ribu ton.

Baca juga: Stok Beras Melimpah, Dirut Bulog: Tidak Perlu Impor Beras

Untuk aneka daging menjadi perhatian tersendiri. Mengingat, daya beli masyarakat sejatinya belum pulih 100%. Sehingga, harus menahan konsumsi daging ayam atau banyak yang memilih daging sapi. Tak heran jika komoditas daging ayam surplus 202 ribu ton. Kemudian, telur ayam juga surplus hingga 202 ribu ton.

Pasokan daging sapi dan kerbau sebelum Ramadan atau April 2021, sempat mengalami surplus hingga 12.890 ton. Kemudian, defisit sebesar 8.834 ton pada Mei 2021. Khusus untuk daging sapi dan daging kerbau, permintaan masyarakat terus meningkat hingga mengalami defisit pada Mei.

Baca juga: Metro TV Gelar Indonesia Food Summit 2021

Namun, ada tiga komoditas yang harus dipenuhi melalui impor. Seperti, kedelai yang diperlukan impor sebanyak 1 juta ton hingga Mei 2021. Kemudian, dibutuhkan impor bawang putih 257 ribu ton, lalu gula pasir untuk industri dan rumah tangga sebanyak 646 ribu ton.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan untuk menjaga keamanan stok pangan nasional, dengan mengoptimalkan ketersediaan pangan dari dalam negeri, serta mempercepat proses impor.

"Langkah yang diambil Kementerian Pertanian melalui optimalisasi penyediaan pangan dari dalam negeri dan juga mempercepat proses impor, untuk komoditas pangan yang belum sepenuhnya dicukupi dari dalam negeri. Seperti kedelai, bawang putih, daging sapi atau kerbau, lalu gula pasir," papar Syahrul, Selasa (18/5).

Baca juga: Wapres: Masih Banyak Masyarakat yang Rawan Pangan

Adapun langkah lain dengan mendorong BUMN yang mendapat penugasan untuk merealisasikan impor. Lalu, mendorong kepala daerah untuk melakukan penyerapan gabah dan stabilisasi harga saat panen raya. Berikut, mengoptimalkan gudang pangan bersama Bulog dan Perpadi.

Tidak kalah penting, mengadakan pasar murah dan pemantauan harga secara rutin untuk mengantisipasi kenaikan harga setelah Lebaran. Selama periode Ramadan, beberapa komoditas mengalami kenaikan. Seperti, beras yang naik menjadi Rp12.800 per kg jelang Lebaran dan kemudian turun menjadi Rp12.400 beberapa hari setelah Lebaran.

Kenaikan signifikan juga ditunjukkan harga daging sapi jelang Lebaran mencapai Rp139.000 ribu per kg. Lalu, setelah Lebaran harga komoditas itu turun menjadi Rp128.300 per kg. Namun, ada beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga. Misalnya, daging ayam ras dan cabai merah besar.(OL-11)

 

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat