Kanada akan Genjot Ekspor Minyak Gantikan Pasokan Rusia
KANADA akan meningkatkan ekspor minyak sekitar 5% untuk membantu mengatasi kekurangan pasokan yang dihadapi oleh sekutu karena menghindari energi Rusia setelah invasi Moskow ke Ukraina.
"Teman-teman dan sekutu Eropa kami membutuhkan Kanada dan lainnya untuk melangkah. Mereka memberi tahu kami bahwa mereka membutuhkan bantuan untuk melepaskan minyak dan gas Rusia dalam jangka pendek," kata Menteri Sumber Daya Jonathan Wilkinson dalam suatu pernyataan, Kamis (24/3).
Kanada, "Diposisikan secara unik untuk membantu," katanya. Ottawa akan terus bekerja dengan mitra internasional untuk mendukung pasar energi internasional.
Wilkinson mengambil bagian pada Kamis dalam pertemuan menteri Badan Energi Internasional (IEA) di Paris. "Menanggapi permintaan bantuan dari sekutu untuk mengatasi kekurangan pasokan akibat konflik di Ukraina, industri Kanada memiliki kapasitas untuk secara bertahap meningkatkan ekspor minyak dan gasnya pada 2022 hingga 300.000 barel per hari dengan tujuan menggantikan minyak dan gas Rusia," ujarnya.
Ben Brunnen dari Asosiasi Produsen Minyak Kanada mengatakan peningkatan produksi jangka pendek membawa risiko bagi industri negara itu. "Dan pada akhirnya, kami tidak memiliki pasar yang cukup untuk benar-benar membuat perbedaan substansial," katanya kepada AFP.
Seorang sumber pemerintah mengatakan meskipun Kanada tidak dapat mengontrol tujuan spesifik minyak. Begitu ada di pasar, itu membantu meningkatkan pasokan dan ini akan membantu sekutu Eropa.
Baca juga: Janji Nol Emisi, Puluhan Bank Besar Danai Bahan Bakar Fosil
Kanada ialah produsen minyak terbesar keempat di dunia. IEA pekan lalu mendesak pemerintah untuk segera menerapkan langkah-langkah untuk memotong konsumsi minyak global menyusul kekhawatiran pasokan yang berasal dari invasi Rusia.
Pecahnya perang di Ukraina telah mengirim harga bahan bakar naik tajam dan menyebabkan ekonomi utama, seperti Amerika Serikat dan Kanada, mengenakan sanksi kepada Rusia dengan melarang impor minyaknya. Harga minyak turun Kamis pagi, dengan minyak mentah Brent North Sea, patokan internasional utama, turun di bawah US$120 per barel untuk diperdagangkan di sekitar US$116. Harga telah naik dalam beberapa hari terakhir sebagian karena para pedagang percaya Uni Eropa dapat segera menjatuhkan sanksi pada minyak Rusia. (AFP/OL-14)
Terkini Lainnya
Kementan Melepas Ekspor Ubi Jalar ke Jepang dan Korea Selatan
LPEI Ajukan Penambahan PMN Rp10 Triliun untuk Perkuat Ekspor
Mendag Lepas Ekspor Kopi ke AS Senilai USD1,48 Juta
Sempat Anjlok Akibat Politik di Rusia dan Timur Tengah, Ekspor Rumput Laut Menggeliat Lagi
Terungkap, India Ekspor Roket dan Bahan Peledak ke Israel
Apindo Sebut PHK di Industri TPT Belum Berakhir
Perlu Revolusi Energi ke Sumber Lebih Hijau
Dibawa Habib Luthfi, Perusahaan Penyulingan Minyak UEA Bertemu Jokowi untuk Penjajakan
Mengejar Target Lifting Migas Nasional yang Susut
PT Pertamina Hulu Energi Raih Empat Penghargaan Internasional INTARG 2024
5 Jenis Pastry Paling Populer Ini Punya Rasa Menggugah Selera
Lifting Minyak Anjlok, RI akan Terus Ketergantungan Impor
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap