Perputaran Uang pada Lebaran 2022 Bisa Capai 1 PDB
![Perputaran Uang pada Lebaran 2022 Bisa Capai 1% PDB](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/05/df3e248bc57e1b5cc65547fb8cb2a7d1.jpg)
SEJAK pandemi covid-19 menerjang Indonesia pada Maret 2020, praktis terjadi pembatasan pergerakan penduduk secara signifikan.
Momen tahunan yang kemudian menjadi terlihat sangat berbeda ialah ritual rutin tahunan, yaitu mudik Lebaran. Pada 2020 dan 2021 menjadi catatan sejarah bagaimana ritual tahunan terbatasi oleh kebijakan pandemi.
Namun, kondisi berbeda terjadi pada 2022, di mana tradisi mudik sudah relatif kembali seperti sedia kala. Dalam seminggu terakhir, berita kemacetan menghiasi media lokal hingga media asing.
"Pergerakan orang dalam mudik Lebaran ini akan berbanding lurus dengan potensi perputaran uang," ujar Anggota Asosiasi Emiten Indonesia Bidang Kajian Akuntansi dan Perpajakan Ajib Hamdani, Senin (2/5).
Baca juga: Kadin: Uang yang Mengalir ke Kota Tujuan Mudik Bisa Capai Puluhan Triliun
Data lapangan menunjukkan sekitar 80 juta pemudik bergerak ke daerah. Dengan asumsi rata-rata per orang membelanjakan Rp2 juta, maka terjadi perputaran uang Rp160 triliun secara agregat.
Mengacu data Produk Domestik Bruto (PDB) 2021 sebesar Rp16.970,8 triliun, maka perputaran uang selama Lebaran tahun ini setara dengan 1% dari PDB.
"Kalau tren perputaran uang dan pergerakan ekonomi ini bisa terus terjaga sampai akhir 2022, potensi pertumbuhan ekonomi akan terdongkrak secara signifikan. Pertumbuhan ekonomi kisaran 5%-5,5% relatif bisa tercapai," kata Ajib.
Indikator positif ekonomi ini mempunyai potensi masalah di sisi lain, yaitu adanya potensi inflasi yang juga bisa terus naik di atas target dan asumsi awal pemerintah. Setidaknya, ada dua hal yang membuat inflasi terus tereskalasi.
Baca juga: Mahfud MD Sebut Idulfitri Momentum Menyucikan Kembali NKRI
Faktor pertama, kinerja ekonomi yang sedang menemukan keseimbangan pascapandemi covid-19. Supply dan demand sedang terjadi kontraksi, sehingga menimbulkan gejolak harga di beberapa komoditas strategis, seperti minyak goreng dan BBM.
"Kondisi ini membuat multiplier effect terhadap kenaikan harga secara umum," pungkasnya.
Faktor kedua, kebijakan pemerintah yang cenderung kurang tepat waktu. Misalnya, menaikkan tarif PPN dari 10% menjadi 11% pada 1 April 2022. Kebijakan ini secara psikologis akan membuat kenaikan secara konstan untuk barang konsumsi.
"Karena dua hal utama ini, inflasi pada akhir 2022, bisa terdongkrak di kisaran 3,3%-3,6%. Lebih tinggi dari target awal pemerintah di angka 3%," jelas Ajib.(OL-11)
Terkini Lainnya
Jasa Marga Catat 1,2 Juta Kendaraan Balik ke Jabotabek
Kapolri Berharap Idulfitri 2024 Jadi Kekuatan Bersama Membangun Bangsa
Arti Taqabbalallahu Minna wa Minkum dan Cara Menjawab
Polisi Sisir Konvoi Takbiran di Jakarta Utara dan Pusat
Bacaan Niat Zakat Fitrah paling Lengkap, Kapan Waktu Bayarnya?
Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik
Perputaran Uang Pemilu 2024 Mencapai Rp80 Triliun
Presiden Joko Widodo Kesal Banyak WNI Doyan Nonton Konser Di Singapura
Bongkar 3 Situs Judi Online, Polri: Perputaran Uang Capai Rp1 Triliun
PPATK: Perputaran Uang Judi Online Terus Meningkat
Perputaran Uang selama WWF Ke-10 Capai Rp1,5 Triliun
Dampak Ekonomi Lebaran Terpusat di Jawa
Lingkungan Perempuan Pancasila
Perang Melawan Judi Online
Ujaran Kebencian Menggerus Erosi Budaya
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap