LPEM UI BI Harus Tahan Suku Bunga di Level 3,50
![LPEM UI: BI Harus Tahan Suku Bunga di Level 3,50%](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/06/080b6c14015569bde6fdb12096e68d41.jpg)
LEMBAGA Penyelidikan Masyarakat dan Ekonomi (LPEM) Universitas Indonesia menilai Bank Indonesia harus menjaga suku bunga acuan di level 3,50%. Kebijakan makroprudensial dan akomodatif juga disarankan untuk terus dilanjutkan.
"Stance BI masih harus behind the curve untuk saat ini dengan mempertahankan suku bunga kebijakan di 3,50% dan melanjutkan langkah-langkah makroprudensial yang akomodatif untuk mendukung pertumbuhan ekonomi," ujar Ekonom Makroekonomi dan pasar Keuangan LPEM UI Teuku Riefky melalui keterangannya, Kamis (23/6).
LPEM, lanjutnya, meminta agar BI tidak terburu-buru menaikkan suku bunga kebijakan. Sebab pengetatan moneter saat ini akan mengganggu kemajuan pemulihan ekonomi.
Waktu yang tepat bagi BI untuk menaikkan suku bunga acuan adalah setelah tingkat inflasi meningkat secara fundamental dan substansial. "Terlepas dari meningkatnya tekanan inflasi global yang terjadi di sebagian besar negara akibat melonjaknya harga pangan dan energi global serta gangguan rantai pasokan, inflasi domestik masih terkendali dalam kisaran target BI sebesar 2% hingga 4%," jelas Riefky.
Risiko inflasi domestik masih didorong oleh inflasi dari sisi penawaran akibat kenaikan harga komoditas dan pangan global. Hal itu tergambar dari inflasi berdasarkan Indeks Harga Produsen (PPI) yang telah berada di atas inflasi berdasarkan Indeks Harga Konsumen (CPI) sejak 2020.
"Kondisi tersebut menunjukkan cepat atau lambat, risiko inflasi sisi penawaran akan diteruskan ke inflasi sisi permintaan, mengingat produsen sekarang tengah menghadapi kenaikan harga input," terang Riefky.
Namun, pemerintah telah memutuskan untuk menyuntikkan subsidi dan kompensasi energi tambahan guna menahan laju inflasi menggunakan APBN 2022. Dus, kenaikan harga BBM bersubsidi, LPG, dan listrik dapat ditunda tahun ini.
Terlepas dari itu, lanjut Riefky, BI perlu mewaspadai pengetatan moneter The Fed dan negara-negara lain, yang dapat mengakibatkan arus modal keluar dan depresiasi rupiah. Data terkini menunjukkan rupiah melemah ke kisaran Rp14.800 pada pertengahan Juni dari sekitar Rp14.500 pada bulan sebelumnya.
"Meski demikian, rupiah hanya terdepresiasi sebesar 4,1% (ytd), lebih rendah dari depresiasi ringgit Malaysia (5,7%), peso Filipina (6,1%), dan baht Thailand (6,4%)," jelas Riefky.
Nilai tukar yang relatif terkendali didukung oleh cadangan devisa yang tinggi. Meski sedikit menurun dari US$135,7 miliar pada April menjadi US$135,6 miliar pada Mei, cadangan devisa masih cukup untuk menahan guncangan karena cadangan tersebut setara dengan 6,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
"Cadangan devisa juga masih tercatat lebih tinggi dari standar kecukupan cadangan internasional sekitar 3 bulan impor," kata Riefky.
Sementara itu, dalam rangka normalisasi likuiditas, BI secara bertahap memperketat Rasio Giro Wajib Minimum (GWM) perbankan yang berlaku sejak 1 Juni lalu, guna menarik kelebihan likuiditas tanpa mengganggu proses pemulihan. (OL-13)
Baca Juga: Dolar AS Melemah Diterpa Kekhawatiran Resesi AS
Terkini Lainnya
IHSG Ditutup Naik Ikuti Bursa Asia Menguat
IHSG Ditutup Menguat Lewati 6.900
Rupiah Melemah Tertekan Kemungkinan The Fed Tahan Suku Bunga
Suku Bunga The Fed Dipangkas, Dolar AS Melemah, IHSG Menguat
Bitcoin Lesu Didorong Perubahan Outlook Suku Bunga AS
Sri Mulyani Laporkan Kondisi Ekonomi ke Presiden Jokowi
Penurunan Bunga Kredit Bank Tak Mesti Tunggu BI
Tingkat BI Rate Sudah Diprediksi, Suku Bunga Kredit Diharapkan Bisa Turun Usai Pemilu
Rugikan Rakyat, Pinjol Ilegal Harus Ditindak Tegas
BRI Catat Penyaluran KUR Sebesar Rp107,84 Triliun Per September 2023
Risiko Bank Tinggi jika Naikkan Suku Bunga Kredit
Wamen BUMN: Bunga Utang Proyek Kereta Cepat Sekitar 3%
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap