visitaaponce.com

Tingkat BI Rate Sudah Diprediksi, Suku Bunga Kredit Diharapkan Bisa Turun Usai Pemilu

Tingkat BI Rate Sudah Diprediksi, Suku Bunga Kredit Diharapkan Bisa Turun Usai Pemilu
Ilustrasi(Antara)

MENANGGAPI keputusan Bank Indonesia yang menahan suku bunga acuan di level 6,00%, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (KADIN) Bidang Energi Minyak dan Gas Bobby Gafur Umar mengatakan hal tersebut sudah diperkirakan.

Meski demikian, pengusaha berharap akan penurunan suku bunga segera, terutama tingkat suku bunga pinjaman, setelah keputusan pemilu, untuk menggerakan dan ekspansi usaha.

Melihat di sisi global, di AS sebagai salah satu acuan utama suku bunga global, Fed Rate diperkirakan baru akan turun di semester II-2024. Sebab pada periode tersebut akan ada Pemilu di AS. Sehingga ekonomi akan digenjot naik.

Baca juga : Kenaikan BI Rate Harus Bisa Menciptakan Penguatan Nilai Tukar Rupiah

"Jadi sudah diantisipasi pasar untuk ada kemungkinan penurunan Fed Rate," kata Bobby, dihubungi Rabu (21/2).

Di sisi lain, saat ini situasi yang dinantikan dari kalangan dunia usaha, terkait investasi dan sebagainya, semua menunggu hasil pemilu. Kini pemilu sudah selesai. Pengusaha berharap semua bisa ditetapkan final segera di 20 Maret nanti.

"Setelah itu kita move on. Maksudnya mulai berpikir jangka panjang lagi ke depan," kata Bobby

Baca juga : BI Minta Perbankan Turunkan Suku Bunga Kredit

Ini perlu sekali likuiditas di pasar, yaitu harapannya dengan penurunan suku bunga. Pengusaha berharap segera selesai acara Pemilu, ekonomi bergerak lagi.

"Karena untuk mengejar ekonomi dari 5% menuju 7%, kita perlu menggerakan lagi roda perekonomian," kata Bobby.

Saat ini tingkat suku bunga perbankan untuk kredit usaha mencapai 11%. Tingginya bunga ini akan berat untuk investasi-investasi baru terutama terkait dengan penggunaan teknologi baru seperti energi terbarukan, atau sektor yang membutuhkan teknologi lebih mahal.

Baca juga : Risiko Bank Tinggi jika Naikkan Suku Bunga Kredit

"Ini tentu ada investasi yang returnnya juga masih terbatas di tahap awal. Jadi kami harapkan suku bunga (kredit) bisa di bawah 10%. Secara bertahap menuju suku bunga yang lebih kompetitif,"

Sebagai contoh untuk ekspor, suku bunga di dunia dalam kondisi normal, kata Bobby, berada di kisaran 4%-6%. Apabila suku bunga kredit di Indonesia mahal, artinya bila memiliki modal kerja, atau modal untuk investasi menjadi lebih mahal dan barang menjadi tidak kompetitif.

"Kami berharap suku bunga bisa masuk single digit dalam beberapa bulan ke depan. Idealnya kami inginnya angka suku bunga kredit supaya bisa bersaing dengan negara-negara tetangga ada di kisaran 8-9 persen. Itu sudah bagus," kata Bobby. (Try/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat