Wamen BUMN Bunga Utang Proyek Kereta Cepat Sekitar 3
![Wamen BUMN: Bunga Utang Proyek Kereta Cepat Sekitar 3%](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/09/faa5683c1ca94a90987e28e6703708d2.jpg)
WAKIL Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo atau akrab disapa Tiko menyampaikan besaran suku bunga (interest rate) pinjaman pembengkakan biaya atau cost overrun proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KJCB) yang bakal disepakati Indonesia dan Tiongkok sebesar 3%. Angka ini lebih rendah dari tawaran awal yang diminta Tiongkok di level 4%.
Total pembengkakan biaya proyek KCJB yang disepakati kedua negara sebesar US$1,2 miliar atau setara Rp18,4 triliun (kurs Rp15.355). Indonesia harus menanggung utang sebesar US$550 juta atau sekitar Rp8,2 triliun. Dana tersebut akan dibayarkan Indonesia melalui pinjaman dari China Development Bank (CDB).
"Terakhir (negosiasi antara pemerintah Indonesia dengan Tiongkok) di bawah 4%. Di kisaran 3% hingga 3,5% lah," kata Tiko di Kompleks Senayan, Jakarta, Rabu (20/9).
Baca juga: Penjaminan Pemerintah di KCJB Bentuk Inkonsistensi
PT Kereta Api Indonesia (KAI) selaku pemimpin konsorsium BUMN proyek KCJB, yakni PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) yang memiliki saham di PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) diharuskan mencari dana tambahan untuk membayar utang dari pembengkakan biaya proyek KCJB.
Pemerintah pun telah memberikan penjaminan utang proyek KCJB lewat anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Hal ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan 89/2023 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemberian Penjaminan Pemerintah untuk Percepatan Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Kereta Cepat antara Jakarta dan Bandung.
Baca juga: Proyek Kereta Cepat Disebut Telah Melenceng Jauh
Tiko menjelaskan KAI dapat mengajukan pinjaman kepada pemerintah sebagai jaminan dari proyek tersebut jika terjadi perubahan cost overrun dalam pengerjaan proyek dan divalidasi oleh audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Proyek KCJB digarap oleh KCIC yang merupakan perusahaan patungan antara konsorsium BUMN melalui PT PSBI dengan konsorsium perusahaan perkeretaapian Tiongkok melalui Beijing Yawan HSR Co.Ltd. Porsi kepemilikan PSBI di KCIC adalah 60%, sedangkan Beijing Yawan 40%.
Tiko menambahkan, di satu sisi pinjaman yang dilakukan KAI tersebut dapat meningkatkan permodalan usaha KCIC melalui konsorsium PSBI.
"Kami merasa KAI cukup sehat untuk melakukan penugasan untuk menutupi cost overrun itu. KAI juga wajib memberikan tambahan pinjaman pemegang saham kepada KCIC," pungkas Tiko. (Ins/Z-7)
Terkini Lainnya
Libur Panjang Idul Adha, 85 Ribu Tiket Whoosh Ludes Terjual
Volume Penumpang Kereta Whoosh Naik 28%
Hari Terakhir Cuti Lebaran, Volume Penumpang Whoosh Meningkat 40 Persen
KCIC: Hari Ini Puncak Arus Balik Lebaran Penumpang Whoosh
Simak Aturan Ukuran dan Berat Bagasi Kereta Cepat Whoosh dan Pengecualiannya
Temui Mahathir Mohamad, Megawati Bahas IKN dan Kereta Cepat
Penurunan Bunga Kredit Bank Tak Mesti Tunggu BI
Tingkat BI Rate Sudah Diprediksi, Suku Bunga Kredit Diharapkan Bisa Turun Usai Pemilu
Rugikan Rakyat, Pinjol Ilegal Harus Ditindak Tegas
BRI Catat Penyaluran KUR Sebesar Rp107,84 Triliun Per September 2023
Risiko Bank Tinggi jika Naikkan Suku Bunga Kredit
Perang Melawan Judi Online
Ujaran Kebencian Menggerus Erosi Budaya
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap