visitaaponce.com

Lindungi Data Pribadi dan Berpikir Kritis Cegah Penipuan Digital

Lindungi Data Pribadi dan Berpikir Kritis Cegah Penipuan Digital
Ilustrasi(Ilustrasi)

Perubahan gaya hidup serba digital terjadi seiring perkembangan teknologi. Masyarakat semakin nyaman dan percaya dalam melakukan aktivitas keuangan digital yang selama ini dianggap berisiko tinggi.

Korwil MAFINDO Malang yang juga menjabat Manajer Program DCG Indonesia, Anandito Birowo mengatakan, aktivitas digital juga membuka potensi buruk, seperti penipuan dan pencurian akun.  Masyarakat harus berpikir kritis agar terhindar dari segala macam penipuan di internet.
“Tidak ada yang aman 100 persen di dunia digital, yang bisa kita lakukan adalah mengurangi risikonya sedapat mungkin. Selalu berpikir kritis, tidak mudah percaya dengan semua yang didapat di internet,” ujarnya saat Webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk Kelompok Masyarakat Wilayah Kabupaten Blitar, Jawa Timur, pekan lalu.

Penipuan online sering makan korban bukan karena rentannya keamanan teknologi, tapi karena manipulasi psikologis. Pelaku memperdaya psikologis korban agar memberikan informasi yang bersifat pribadi dan rahasia.

Menurut Anandito, teknik phising paling sering ditemui di tengah kemajuan teknologi. Teknik penipuan ini kombinasi antara rekayasa identitas dan barang palsu. Penipu berupaya memancing korban agar membuka tautan yang dikirim, dengan memberikan umpan berupa iming-iming hadiah atau dengan teknik mengelabui lainnya. Bahaya dari phising adalah mengincar data sensitif, nomor kartu kredit, nomor kartu atm, nomor rekening, nomor telepon, nama ibu kandung, dan tanggal lahir. “Jangan berikan data pribadi pada sembarang orang, apalagi yang tidak dikenal. Selalu waspada jika mendapat kiriman pesan berupa link/tautan website untuk dibuka,” kata Anandito.

Dosen Fikom Unitomo Surabaya, Rosnindar Prio Eko Rahardjo mengungkapkan, berpikir kritis tidak hanya mencegah masyarakat dari penipuan digital. Pola pikir kritis membantu masyarakat lebih cermat dalam menyaring berita.

Rosnindar menyebutkan, banyak masyarakat terjerat kasus hukum karena penyebaran hoax pada Pemilihan Kepala Daerah di Indonesia pada 2009. Menurut dia, sejumlah oknum menyebarkan informasi dan memainkan data palsu. “Revolusi 5.0 membuka peluang mengembangkan apa saja melalui digitalisasi, tidak hanya berjualan atau berdagang. Tapi di dunia politik sudah mulai menggunakan digitalisasi,” ujar Rosnindar.
Selain selalu berpikir kritis, Rosnindar menyebutkan, masyarakat juga harus berpikir selangkah lebih maju. Kemajuan teknologi diakui telah memberikan kemudahan,  tapi masyarakat harus tahu potensi apa saja yang bisa didapat dari kemudahan tersebut.

Webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk Kelompok Masyarakat Wilayah Kabupaten Blitar, Jawa Timur, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dan SiberKreasi. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya digital skills, digital ethics, digital safety, dan digital culture untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. (OL-12)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat