Pakar Keamanan Siber soal BSI Sekali Data Bocor, Selamanya di Dunia Maya
![Pakar Keamanan Siber soal BSI: Sekali Data Bocor, Selamanya di Dunia Maya](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/05/51a308ee42c944312738c80567424afa.jpg)
PAKAR keamanan siber dan forensik digital dari Vaksincom, Alfons Tanujaya mengatakan konsekuensi dari data yang bocor adalah sangat berat. Dia menyarankan nasabah Bank Syariah Indonesia (BSI) segera mengganti kata sandi/password, dan pin.
Untuk selanjutnya bila nasabah ada mengalami kerugian dan tidak bisa menerima gangguan dalam mengakses rekening BSI dan ada tuntutan hukum, menurutnya, bisa ditindaklanjuti.
"Karena itu sudah urusan hukum," kata Alfons, Minggu (14/5).
Baca juga: Belajar dari Kasus BSI, Pengamat Nilai Perbankan Perlu Miliki Pertahanan Siber yang Kuat
Dia menjelaskan di dunia internet ada hukum sekali data bocor, maka akan berada di dunia maya selamanya. Data bocor bukan seperti ban bocor yang bisa ditambal. Siapa saja bisa membuat salinannya dimana-mana.
Dia jelaskan peretas LockBit 3.0 telah mengumumkan dan memberi bukti direktori nama-nama dokumen, data saldo dan lainnya. Proses infeksi ransomware biasanya ada karena tab patching yang tidak ditutup, sehingga membuat celah keamanan.
Baca juga: Polisi: Belum Ada Laporan Nasabah Korban Ransomware Lockbit 3.0 BSI
"Kemungkinan kedua, ada remote dekstop yang tidak diamankan dengan baik. Ketiga, pengamanan dari pusat tidak baik. Misalnya kalau user dari dalam bank seharusnya tidak boleh ada akses internet memakai intranet bank," kata Alfons.
Diharapkan industri perbankan, Bank Syariah Indonesia (BSI) khususnya OJK menjaga agar kasus serupa tidak terjadi lagi. Dia menyarankan OJK membuat gebrakan membentuk tim keamanan siber, yang harus menerapkan standar keamanan.
Kemudian pada setiap mingguan atau bulanan harus ada monitoringnya dan ada nilai atau score keamanan untuk setiap bank. Apalagi bila BSI mau bersaing dengan bank-bank syariah negara tetangga, seperti Singapura dan Malaysia.
"Ini kan mau bersaing dengan negara lain di regional Singapura dan Malaysia, kita ingin BSI kalo bisa berikan devisa dan menarik bagi masuknya investasi. Tapi kalau ada kasus seperti ini value perusahaan Indonesia jadi turun. Bank-bank harus dipantau terus karena sekarang sistem menjadi digital. Maka keamanan digital menjadi sangat penting," kata Alfons. (Try/Z-7)
Terkini Lainnya
Jeli Pilih Produk dan Jaga Keamanan Transaksi agar Aman Investasi Digital
5 Cara Amankan Data Pribadi dalam Transaksi Digital
Lindungi Data Pribadi dan Berpikir Kritis Cegah Penipuan Digital
Transfer BI-Fast di Bank Mandiri Tembus 35 Juta Transaksi
R17 Group Bantu Pemerintah Ciptakan Ekosistem Digital yang Lebih Aman
Jokowi: Serangan Siber ke Pusat Data Nasional Juga Terjadi di Negara Lain
Kronologi Serangan Ransomware ke PDNS, Mulai dari Tebusan USD8 Juta hingga Kunci Dekripsi Gratis
Pengamat Siber: Tak Tertutup Kemungkinan Ada Ordal atas Peretasan PDN
Tips untu Pelaku Bisnis Agar Terhindar dari Serangan Ransomware
Pemerintah Siapkan Langkah Cepat Pulihkan Data PDNS yang Terserang Ransomware
5 Langkah untuk Mencegah Serangan Ransomware
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap