visitaaponce.com

Inovasi PLTS, Penyediaan Energi Bersih Makin Mudah dan Efisien

Inovasi PLTS, Penyediaan Energi Bersih Makin Mudah dan Efisien
Inovasi teknologi Solar PV Roll Up dari SUN Energy di kawasan pertambangan.(Ist)

PERUBAHAN iklim perlu dimitigasi, sebab dampaknya luar biasa merugikan. Seperti, memicu cuaca ekstrem, bencana kekeringan, kebakaran, banjir, dan badai.  

Melalui Paris Agreement, negara-negara di dunia berkomitmen mengatasi perubahan iklim dengan menekan emisi karbon.

Presiden Indonesia Joko Widodo menyatakan, Indonesia menargetkan net zero emission atau nol emisi karbon pada 2060.

Artinya, di tahun itu jumlah emisi karbon yang dilepaskan ke atmosfer tidak melebihi jumlah emisi yang mampu diserap oleh bumi.

Upaya menekan emisi karbon meliputi berbagai sektor, termasuk di sektor energi. Dalam hal ini, pemerintah melakukan transisi energi dari energi fosil ke energi baru terbarukan (EBT).

Kebijakan Energi Nasional dan  Rencana Umum Energi Nasional menetapkan target bauran EBT sebesar 23% di 2025. Dari target tersebut, hingga 2021, realisasi porsi EBT di dalam bauran energi nasional ialah 11,7%.

Salah satu jenis EBT yang potensinya besar di Indonesia adalah energi surya. Hal ini tidak lepas dari berkah iklim tropis yang membuat hampir seluruh daerah nusantara mendapat sinar matahari penuh di siang hari.

Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI mencatat, dari 587 GW kapasitas pembangkit energi baru terbarukan (EBT), sekitar 60% berasal dari energi surya.

Baca juga: PLN Tawarkan Kerja Sama Investasi Pengembangan PLTS Terapung

Besarnya potensi energi surya ini akan berperan sangat penting dalam penyediaan listrik nasional.

Per awal kuartal dua di tahun 2022 ini, Perusahaan Listrik Negara (PLN) mencatat terdapat lebih dari 5.000 konsumen PLN yang memanfaatkan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Namun demikian, potensi tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal.

Berdasarkan data Ember's Global Electricity Review 2022, pemanfaatan listrik dari tenaga surya di Indonesia masih di bawah 2% dari total energi listrik di dalam negeri. Ember merupakan lembaga think tank lingkungan nirlaba dari Inggris.

Indonesia terus berupaya meningkatkan produksi dan penggunaan listrik dari tenaga surya.

Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030, pemerintah mendorong peningkatan pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) skala besar dengan target penambahan kapasitas sebesar 4,7 GW sampai dengan 2030.

Selain itu, pemerintah akan mendorong partisipasi masyarakat untuk memanfaatkan PLTS atap dengan target kapasitas sebesar 3,6 GW hingga 2025.

Tentu saja, pemerintah tak bisa bekerja sendirian. Upaya pencapaian target tersebut membutuhkan peran dan kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk sektor swasta.

Dalam hal ini, salah satu pihak turut mengambil peran dalam akselerasi energi terbarukan di Indonesia adalah SUN Energ

Berdiri sejak tahun 2016, SUN Energy merupakan perusahaan pengembang proyek tenaga surya yang menyediakan layanan terintegrasi bagi para pelanggan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan di wilayah Asia Pasifik.

Hingga kini portofolio SUN Energy telah tersebar di lebih dari 25 kota di Indonesia dan mengantongi proyek sebesar 280 MWp di tiga negara.

Inovasi Teknologi PLTS

Sejauh ini, SUN Energy telah membantu berbagai pihak dalam mengembangkan proyek tenaga surya di sektor perindustrian, perkebunan, pertambangan, komersial, pendidikan, juga perumahan.

Untuk memaksimalkan layanan, SUN Energy terus berinovasi, termasuk di sisi pengembangan teknologi.

Contohnya, seperti yang diimplementasikan pada kawasan operasional pertambangan, Berau Coal di Suaran, Kalimantan, SUN Energy memperkenalkan proyek PLTS dengan inovasi terbaru yaitu PLTS PV Roll Up.

PLTS tersebut merupakan panel surya (PV) yang telah dirakit bersamaan dengan rangka dudukan panel atau mounting, sehingga mendukung proses pemasangan menjadi lebih mudah.

PLTS PV Roll Up ini dapat dilipat dan memiliki roda yang bisa dijalankan, sehingga PLTS dapat dengan mudah dipindahkan ke lokasi lain jika dibutuhkan.

Pada luasan wilayah 5.935,5 m2 yang tersedia, telah terpasang 1.600 unit modul PV dengan total kapasitas panel surya sebesar 720 kWp yang mampu memproduksi energi bersih sebesar 1.005 MWh setiap tahunnya, angka ini diketahui mendukung 25% kebutuhan dari beban total listrik Coal Processing Plant (CPP) di Berau Coal Suaran.

Ke depannya, Berau Coal dapat memindahkan PLTS PV Roll Up ini apabila keberlangsungan bisnis di masa mendatang membutuhkan pemindahan lokasi bisnis ke daerah lain.

Melalui pemanfaatan energi surya, Berau Coal Suaran dengan dukungan SUN Energy telah berupaya mereduksi emisi karbon sebesar 401 ton setiap tahunnya, serta memperkirakan 6.015 pohon tertanam selama 10 tahun.

Teknik PV Roll Up merupakan bentuk inovasi yang dilakukan oleh SUN Energy agar terus konsisten menyediakan layanan terbaik terhadap para pelanggan yang ingin memanfaatkan energi surya

“Konsumen adalah prioritas utama kami. Oleh karena itu kami terus mencari solusi dari setiap tantangan apapun terkait pemanfaatan energi surya di Indonesia," kataDionpius Jefferson, Chief Commercial Officer SUN Energy dalam keterangan, Minggu (23/10.

"Pertumbuhan minat pasar akan penyediaan energi bersih tentu harus dibarengi dengan peningkatan layanan dan inovasi yang dilakukan, teknik PV Roll Up yang dikembangkan pada kawasan industri pertambangan oleh SUN Energy merupakan salah satu wujud komitmen kami dalam memberikan pelayanan terbaik terhadap para pelanggan,” jelas Dionpius Jefferson.

“Inovasi yang terus kami lakukan kepada para pelanggan kami tentu diharapkan dapat menjadi referensi bagi pelaku industri lainnya tentang pengaplikasian energi surya yang dapat menyesuaikan dengan kebutuhan industri,” kata Dion.

Sebagai pengembang proyek sistem tenaga surya, lanjut Dion, model bisnis SUN Energy memberikan kemudahan bagi para konsumen dengan mempelopori instalasi sistem tenaga surya tanpa investasi apapun selama masa kontrak, serta turut mendanai investasi awal untuk proses pemasangan.

Hal ini dapat menguntungkan para pelaku industri melalui penghematan biaya listrik bulanan minimal 10% lebih rendah dari tarif listrik bulanannya.

Pemantauan Kinerja Berbasis IoT

Inovasi lain yang telah dilakukan SUN Energy ialah ruang pemantauan kinerja sistem energi surya yang terintegrasi berbasis Internet of Thing (IoT) yang dinamakan SUN Energy Tech Space.

Di ruangan tersebut, tim ahli dapat memantau serta mengontrol kinerja sistem PLTS SUN Energy yang tersebar di seluruh Indonesia
hingga Thailand.

Sistem perangkat yang dipasang mampu mengidentifikasi, menginformasikan, serta mendiagnosis masalah sehingga kegiatan operasi dan pemeliharaan sistem energi surya di lokasi pelanggan dapat dimonitor secara real-time selama 24/7.

Didukung oleh Huawei, fitur perangkat di SUN Energy Tech Space mengedepankan aspek keselamatan yang proaktif, memberikan pengalaman perkembangan teknologi dengan konektivitas (IoT), layanan cloud, serta kecerdasan buatan (AI) sehingga sistem PLTS bisa dipantau di mana pun dan kapan pun.

Tak dapat dimungkiri, energi surya menjadi salah satu energi terbarukan yang pengaplikasiannya dinilai paling mudah dan memiliki potensi yang luar biasa di Indonesia.

Hal tersebut turut meyakini SUN Energy sebagai pengembang energi surya untuk terus memperluas pemanfaatan energi bersih di Indonesia sebagai bagian dari akselerasi target bauran energi.
 
Teknologi sistem energi surya memiliki keunggulan dibanding sumber energi bersih lainnya, yaitu cocok dipasang di berbagai jenis bangunan termasuk bangunan skala kecil seperti rumah, perawatan peralatan yang mudah, serta kinerja sistem yang dapat dipantau melalui aplikasi di mana pun dan kapan pun.

Oleh karena itu, pemasangan sistem PLTS pada umumnya tidak menemukan kendala dan andal untuk digunakan bagi masyarakat pada umumnya. (RO/OL-09)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat