visitaaponce.com

Tren Kesehatan dan Kecantikan Tumbuh, Guardian Optimalkan Peluang

Tren Kesehatan dan Kecantikan Tumbuh, Guardian Optimalkan Peluang
Naresh K Kalani di gerai Guardian Lippo Mall Puri, Jakarta Barat.(Istv)

KEBUTUHAN akan produk kesehatan dan kecantikan terus meningkat. Sejumlah faktor menjadi pendorongnya. Pandemi Covid-19, misalnya, meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan.

Lalu, media sosial yang menampilkan para influencer mengulas tren make-up dan perawatan wajah, juga drama Korea dengan bintang-bintangnya yang tampil menawan, kesemuanya turut menginspirasi masyarakat, khususnya kaum perempuan, untuk lebih memperindah diri.

Ketika kecenderungan masyarakat untuk menjaga kesehatan dan penampilan terus meningkat, peluang di industri kesehatan dan kecantikan pun semakin terbuka lebar.

Tentu saja, banyak pihak berupaya menangkap peluang tersebut, termasuk Guardian Indonesia, retailer yang fokus menyediakan berbagai produk kesehatan dan kecantikan.

Sejauh ini, Guardian terbilang sukses memaksimalkan peluang tersebut. Terbukti, sejak hadir di Indonesia pada 1990, Guardian tak pernah berhenti berekspansi. Per Oktober 2022, jumlah gerainya mencapai 296, tersebar dari wilayah barat  hingga timur Indonesia. Apa saja strateginya?

“Sejatinya, apa yang kami lakukan selalu mengacu pada misi Guardian, yaitu membantu masyarakat indonesia memperoleh produk kesehatan dan kecantikan yang berkualitas dan terjangkau,” ujar Director of Guardian Indonesia, Naresh K Kalani, di Jakarta, baru-baru ini.

Berangkat dari misi tersebut, lanjutnya, Guardian berupaya menjangkau seluruh lapisan masyarakat Indonesia, dari kalangan ekonomi  bawah, menengah, hingga atas. Karena itulah,

Guardian menyediakan pilihan produk yang bervariasi dan lengkap, mencakup lebih dari 10.000 jenis produk dari berbagai merek lokal maupun internasional.

Guardian juga memastikan diri selalu hadir di lokasi yang mudah dijangkau masyarakat, di pusat perbelanjaan yang menyasar kalangan bawah-menengah, hingga di mal-mal premium. Bahkan, toko-toko Guardian kini juga hadir secara stand-alone di sejumlah tempat strategis.

Dari sisi harga, lanjut Naresh, Guardian sangat memperhatikan aspek keterjangkauan. Di 2010 mereka meluncurkan program promosi yang akhirnya menjadi trademark Guardian hingga kini, yaitu promo +Rp. 1,000 get 2 pcs, yang artinya cukup menambah Rp1.000 saja, pelanggan bisa mendapatkan 1 ekstra produk.

Sejak 2019 Guardian juga menggelar promosi Beauty Days dan Healthy Days yang memberikan diskon hingga 50% untuk berbagai produk kesehatan dan kecantikan. Di 2021, ketika dampak pandemi Covid-19 begitu signifikan dirasakan masyarakat,

Guardian meluncurkan program Kunci Terus Harga Mure. Dalam program ini, lebih dari 400 produk ‘dikunci murahnya’ sampai berbulan-bulan.

“Aspek keterjangkauan selalu menjadi fokus kami. Termasuk saat ini, ketika peningkatan inflasi terjadi di banyak negara di dunia, termasuk Indonesia, kami berkomitmen untuk tetap menjaga keterjangkauan harga,” kata Naresh.

Guardian juga terus mengembangkan produk private label. Langkah ini memangkas rantai panjang jalur distribusi sehingga Guardian mampu menghadirkan produk berkualitas dengan harga kompetitif.

Produk yang sebagian besar bermerek Guardian ini terdiri dari bermacam jenis seperti masker, kapas, sabun mandi, sampo, skincare, dan masih banyak lagi.

“Antusiasme pelanggan terhadap produk-produk ini sangat baik, sehingga menjadi top brand di Guardian. Ke depan, kami akan terus menambah jenis produk private label ini,” imbuh Naresh.

Kembangkan Omnichannel

Guardian paham benar bahwa kenyamanan pengunjung merupakan faktor yang sangat penting. Karenanya, pemilihan lokasi yang mudah dijangkau menjadi faktor pertimbangan utama dalam mendirikan gerai.

Tak hanya itu, desain interior, pencahayaan, media promosi, dan tata letak produk pun diatur sedemikian rupa sehingga nyaman dilihat, pengunjung pun mudah mencari barang yang mereka butuhkan, juga mendapat  informasi terkait promosi. Hal itu diterapkan secara konsisten di setiap gerai Guardian.

“Kami menyebutnya 3 seconds rule. Jadi, begitu pengunjung datang ke gerai, dalam sekejap mereka sudah bisa mengetahui letak barang yang mereka perlukan. Kami juga mengatur display sehingga pengunjung mudah melihat produk-produk yang sedang masuk dalam program promosi. Prinsipnya, dalam mengeksekusi strategi bisnis, kami hanya mengerjakan beberapa hal, tapi setiap yang kami kerjakan, kami lakukan secara big and bold (berskala besar dan berani),” tutur Naresh. 

Selain gerai fisik, Guardian juga terus mengembangkan toko online mereka baik melalui website maupun marketplace, serta layanan pesan antar melalui Whatsapp.

Layanan belanja via Whatsapp yang diluncurkan pada 2020 ini awalnya ditujukan sebagai respons atas pandemi Covid-19 yang membatasi pergerakan masyarakat. Kini, ketika pandemi mereda, layanan itu tetap dipertahankan. 

“Memang, seiring meredanya pandemi, saat ini semakin banyak pelanggan yang datang langsung ke toko fisik kami. Tapi, kami ingin hadir secara omnichannel, selain akan terus membuka toko baru, kami juga berencana meluncurkan sebuah aplikasi. Langkah ini untuk menjangkau pelanggan lebih banyak dan yang terpenting, pelanggan bisa nyaman berbelanja melalui berbagai touch point,” papar Naresh.

Ia optimistis, dengan terus berkembangnya tren di bidang kesehatan dan kecantikan,  meredanya pandemi, dan meningkatnya aktivitas masyarakat, Guardian yang kini masuk dalam jajaran top of mind brand akan terus berkembang.

Kuncinya, Memahami Pelanggan

Naresh sendiri bergabung dengan Guardian Indonesia sejak 2016. Sebelumnya, penyandang gelar sarjana Ilmu Ekonomi (Kehormatan) dari Ilmu Ekonomi dan Politik, London School, United Kingdom ini telah malang melintang di sejumlah perusahaan di bawah Jardine Matheson Holdings Limited di beberapa negara. 

“Saya bekerja di sebuah grup yang memiliki sejumlah bidang usaha sehingga memungkinkan saya untuk berkarier di beberapa perusahaan dengan bidang beragam, termasuk di sektor otomotif, engineering, dan ritel," jelasnya.

"Saya menikmati semua perjalanan karier saya. Saya senang bekerja, memberi support kepada tim, menyusun strategi bisnis dan menjalankannya untuk mencapai target yang telah ditetapkan,” tutur Naresh.

Menurutnya, satu hal yang terpenting dalam menjalankan usaha ialah memahami pelanggan. Termasuk menangkap perubahan yang terus terjadi dan secepat mungkin merespons perubahan tersebut.

Customer selalu berubah, karenanya bisnis juga terus berubah. Siapa yang bisa mengikuti perubahan dan paling cepat menyediakan solusi bagi customer, dialah yang akan jadi pemenang,” pungkas Naresh. (RO/OL-09)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat