visitaaponce.com

Ekonomi Tiongkok Melambat, IMF Berdampak ke Kawasan Asia

Ekonomi Tiongkok Melambat, IMF: Berdampak ke Kawasan Asia
Foto udara aktivitas pelabuhan di wilayah Nanjing, Tiongkok.(AFP)

PELAMBATAN ekonomi Tiongkok dinilai akan berdampak besar bagi sejumlah negara di kawasan Asia. Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan bahwa pelambatan ekonomi 1% di Negeri Tirai Bambu akan berdampak pada pelemahan hingga 0,3% bagi negara-negara Asia.

"Ketika Tiongkok melambat satu poin persentase, ini mengarah pada perlambatan 0,3% di ekonomi Asia lainnya. Jadi ini diperhitungkan dalam perkiraan kami," jelas ekonom senior IMF untuk Asia dan Pasifik Yan Carriere-Swallow, Selasa (1/11).

Adapun kinerja ekonomi Tiongkok pada tahun ini diprediksi bakal tumbuh 3,2%. Angka yang dirilis pada Oktober itu lebih rendah dari proyeksi IMF, yang dikeluarkan pada Juli dan April, yakni 3,3% dan 4,4%.

Baca juga: Indonesia Berharap Pada Ekonomi Digital di Tengah Ancaman Resesi

Prakiraan pertumbuhan tersebut menjadi yang terendah ketiga sejak 1977. Kondisi itu tidak lepas dari sikap ketat Tiongkok terhadap kebijakan nol covid-19 di sejumlah wilayah. Berikut, adanya dampak guncangan ekonomi global.

Pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang rendah itu berimbas pada prakiraan pertumbuhan ekonomi wilayah Asia. Yan menyebut pada tahun ini, ekonomi wilayah Asia hanya akan mampu tumbuh 4%, atau jauh lebih rendah dari 2021 sekitar 6,5%.

Sementara pada 2023, ekonomi wilayah Asia diperkirakan tumbuh di kisaran 4,3%. Namun, pihaknya menegaskan bahwa proyeksi itu tidak merepresentasikan kemampuan setiap negara di kawasan Asia. Sebab, pertumbuhan tahun depan tertangkap dari analisis IMF pada perekonomian Tiongkok. 

Baca juga: Gubernur BI Tetapkan Sembilan Pemimpin Baru Di Bank Indonesia

"Sebagian besar negara di kawasan, termasuk Indonesia, kami memperkirakan benar-benar melihat perlambatan pertumbuhan lebih lanjut pada 2023," imbuh Yan.

Permasalahan ekonomi Tiongkok menjadi salah satu hambatan yang cukup menantang bagi negara Asia. Selain itu, ketatnya kebijakan likuiditas bank sentral di kawasan dan perang Rusia-Ukraina, turut menjadi hambatan.

Dalam laporan IMF, Indonesia diproyeksikan bakal memiliki pertumbuhan ekonomi hingga 5,3% pada tahun ini. Namun, lembaga tersebut memangkas prakiraan pertumbuhan Indonesia tahun depan dari 5,2%, kemudian menjadi 5%.(OL-11)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat