Ini Kata Ekonom Soal Pemicu Gelombang PHK Startup Hingga Pabrik Sepatu
![Ini Kata Ekonom Soal Pemicu Gelombang PHK Startup Hingga Pabrik Sepatu](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/11/2e9375c1e6fe3831f32ca2619b2d5147.jpg)
GELOMBANG pemutusan hubungan kerja (PHK) di perusahaan rintisan atau startup ditengarai akibat seretnya dana dari investor. Hal tersebut diungkapkan Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah.
Selama dua tahun terakhir, kondisi ekonomi global terdampak oleh pandemi covid-19 dan juga perang Rusia-Ukraina. Likuiditas global pun mulai terbatas, yang mendorong investor melakukan peninjauan ulang terhadap investasi.
Konsekuensinya, jumlah pegawai juga mengalami penyesuaian, begitu juga dengan PHK yang sulit terelakkan. "Usaha di sektor ekonomi digital, khususnya di berbagai startup hingga unicorn, mengalami penyesuaian bisnis," ungkapnya kepada wartawan, Jumat (18/11).
Baca juga: GoTo PHK 1.300 Karyawan atau 12 Persen dari Total Karyawannya
Diketahui, perusahaan digital berbasis teknologi ternama, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo), mengumumkan langkah pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 1.300 karyawan.
Menurut Piter, program bakar uang atau promo yang dilakukan perusahaan startup atau e-commerce harus dikurangi, atau bahkan dihentikan. "Program sebaiknya diarahkan kepada yang benar-benar bisa memberikan keuntungan," imbuhnya.
Sementara itu, untuk sektor usaha lain, seperti alas kaki, yang juga dikabarkan melakukan PHK massal terhadap karyawan, dirnya menilai hal tersebeut disebabkan oleh penjualan yang merosot.
Baca juga: Soal Usulan Kenaikkan UMP 13%, Apindo DKI: Harus Ada Kajian
Berdasarkan pernyataan Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo), sejumlah pabrik sepatu di Indonesia telah melakukan PHK terhadap 25.700 karyawan.
Produsen sepatu terkemuka, seperti Nike, Reebok dan Adidas, yang merupakan importir produk sepatu terbesar di Indonesia, menurunkan 50% pesanannya karena mengalami kesulitan penjualan.
"Alas kaki yang utamanya berorientasi ekspor, mengalami penurunan permintaan karena gejolak global. Sehingga, harus menyesuaikan produksi dan juga jumlah pegawai," pungkas Piter.(OL-11)
Terkini Lainnya
Hanya Penumpang, Kejagung Pastikan Harvey Moeis Tidak Punya Jet Pribadi
Resmikan Sumber Air Bersih ke-9, Helldy Harap Bisa Bantu Masyarakat Gerem
Martin Setiawan Ditunjuk untuk Lanjutkan Tanggung Jawab Pengembangan Solusi Digital dalam Pengelolaan Energi dan Otomasi
Dukung Transformasi Digital di Indonesia, Pegadaian Hadir di Event Tech In Asia Product Development Conference 2024
Harita Nickel Bagikan Dividen Rp1,6 Triliun
Penyimpanan Darah Tali Pusat Penting bagi Kesehatan di Masa Depan
Pengembangan UMKM Butuh Strategi yang Tepat
Oasis Central Sudirman Diharapkan Gerakkan Perekonomian Nasional melalui FDI
Kontribusi Pasar Modal terhadap Ekonomi Indonesia
Kehadiran Kelapa Sawit di Tanah Papua Jadi Penopang Ekonomi Rakyat
Pemda Diharapkan Mampu Optimalisasi Belanja
Komitmen Terpercaya agar Tumbuh Optimal dan Berkelanjutan
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap