visitaaponce.com

Menuju Kemandirian Pangan di Permukiman Padat Bandung

Menuju Kemandirian Pangan di Permukiman Padat Bandung
Penanaman hidroponik.(Dok. ITB)

LAHAN pekarangan dan lahan tidur sesungguhnya sangat bermanfaat dalam membantu memenuhi kebutuhan pangan keluarga. Namun, pemanfaatannya belum optimal, termasuk di Kelurahan Cicadas, Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota Bandung, Jawa Barat.

Oleh karena itu, tim dosen ITB yang diketuai Dr Alfi Rumidatul dengan beranggotakan Dewi Larasati, Ph D dan Yani Suryani, MHum, melakukan pengabdian masyarakat di RW 10 kelurahan itu dengan gerakan optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan. Diharapkan kegiatan itu dapat memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga, mengembangkan ekonomi produktif, serta menciptakan lingkungan hijau baik berbasis tanaman pangan maupun tanaman obat untuk kebutuhan keluarga (Toga).

Diharapkan pula gerakan ini bisa mewujudkan baik kemandirian pangan maupun kesejahteraan keluarga dan pengembangannya ke depan menjadi Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (MKRPL). MKRPL merupakan salah satu program Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Bandung guna pengembangan program berbasis optimalisasi baik pemanfaatan lahan pekarangan maupun lahan tidur.

Di satu sisi, pemanfaatan lahan pekarang di wilayah Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota Bandung, ini harus memperhatikan kondisi lingkungan yang padat dan jalan yang berupa gang. Berdasarkan data statistik 2019, jumlah penduduk kecamatan ini sekitar 219 jiwa/ha. Ini berarti jauh di atas angka ideal kepadatan penduduk ialah 60-80 jiwa/ha.

Salah satu titik padat di kecamatan itu ialah Kelurahan Cicadas. Tidak hanya permukiman, di kelurahan ini juga terdapat Pasar Cicadas yang terletak di sisi Jalan Ahmad Yani. Peningkatan kegiatan ekonomi dan pertumbuhan penduduk di RW 10 Kelurahan Cicadas menyebabkan lahan yang produktif untuk kegiatan pertanian berubah fungsi menjadi permukiman yang padat akan penduduk. Dalam kondisi lingkungan ini, metode urban farming dan hidroponik dirasa tepat.

Dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini, tim dosen ITB bekerja sama dengan Salimah Jawa Barat yang diketuai Wiwi Hartanti, MPd, serta Dispangtan Kota Bandung. Selain itu, kegiatan pengabdian masyarakat ini juga melibatkan dua mahasiswa program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Lurah Cicadas Tjakra Irawan, ST, MM, serta Kasie Ekonomi Pembangunan dan Lingkungan Hidup (Ekbang dan LH) Cicadas Wiwi Wianti hadir dalam pembukaan kegiatan pengabdian masyarakat tersebut.

Pada 15 Agustus 2022, tim pengabdian dosen ITB memberikan pelatihan penanaman sayuran hortikultura secara hidroponik, dengan model penanaman dengan Dutch Bucket System (DBS) dan Organic Tower Garden (OTG). Beberapa jenis sayur yang ditanam ialah romain, selada, dan pakcoy.

DBS adalah teknik bercocok tanam hidroponik yang ditekankan pada sirkulasi dan efisiensi penggunaan air. Pada teknik hidroponik sistem DB ini, air nutrisi dialirkan dari tandon nutrisi ke media tanam secara terus-menerus dan sebagian air nutrisi tersebut kembali ke tandon. Air nutrisi tersebut dialirkan secara periodik selama waktu tertentu dan diatur sesuai dengan keinginan.

Sementara itu, OTG merupakan alat yang terbuat dari ember cat bekas dan paralon sebagai bahan utama. Sampah rumah tangga dibuang ke ember ini dan sekaligus menjadi pupuk pada media tanam di sekelilingnya.

Dari penanaman di RW 10 Kelurahan Cicadas itu masyarakat sudah dua kali melakukan panen, salah satunya pada 22 September 2022. Setelah memanen, masyarakat melakukan penanaman kembali agar dapat tumbuh dan kembali dipanen untuk panen berikutnya. Selain menanam tanaman pangan, di MKRPL ini juga ditanam apotek hidup, seperti salam, lengkuas, kencur, kunir putih, dan serai.

Panen sayuran. Dok. ITB

 

Meningkatkan gizi hingga pendapatan

 Hasil dari optimalisasi lahan pekarangan dari kegiatan PKM ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pemenuhan kebutuhan pangan rumah tangga. Penanaman tanaman yang semakin beragam dapat meningkatkan mutu konsumsi pangan pada rumah tangga. Lebih dari itu, apabila hasil dari pekarangan berlebih, dapat dijual atau diolah untuk meningkatkan nilai tambah hasil dan pendapatan rumah tangga.

Sebab itu, hingga saat ini kami terus melakukan sosialisasi dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait dengan program MKRPL. Kami mendorong pemanfaatan pekarangan dan lahan tidur. Diharapkan semangat mewujudkan MKRPL ini dapat tersebar luas ke masyarakat sekitar MKRPL sehingga akan hadir MKRPL-MKRPL mandiri lainnya.

Tidak hanya itu, kegiatan pengabdian masyarakat ini sesungguhnya juga memiliki banyak target luaran. Target luas itu termasuk hingga mengembangkan fungsi pendidikan menjadi konservasi pangan lokal, menjalankan fungsi kesehatan menjadi sumber peningkatan gizi masyarakat, dan melakukan fungsi agrobisnis dengan mendorong penumbuhan agrobisnis. (M-1)

 

 

 

 

 

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat