visitaaponce.com

Perbaikan Pelayanan Pelabuhan Dorong Transformasi Perekonomian

Perbaikan Pelayanan Pelabuhan Dorong Transformasi Perekonomian
Pelabuhan di Kendari. Perbaikan layanan pelabuhan tingkatkan transformasi ekonomi.(Antara/Jojon)

Rendahnya ongkos logistik akan membantu menyuburkan perdagangan dan menarik investasi yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.  Keberadaan pelabuhan yang efektif dan efisien menjadi penting. 

“Perbaikan layanan pelabuhan akan mendorong transformasi pada seluruh perekonomian,” kata Presiden Direktur PT Pelabuhan Indonesia   (Pelindo), Arif Suhartono dalam keterangan tertulisnya. 

Sejak penggabungan usaha (merger) setahun terakhir, Pelindo melakukan sejumlah langkah transformasi untuk meningkatkan kinerja pelabuhan. Peningkatan ini diharapkan dapat mengurangi waktu sandar (port stay), sekaligus mempersingkat waktu perlayaran yang pada akhirnya dapat mengurangi biaya logistik.

Transformasi Pelindo dilakukan secara bertahap, mulai dari perbaikan sistem dan tata letak pelabuhan, optimalisasi peralatan bongkar muat, peningkatan kapasitas dan kapabilitas pegawai, pembangunan akses dan fasilitas pelabuhan, hingga perbaikan sistem operasi dengan teknologi digital.

Melalui optimalisasi peralatan, Pelindo memindahkan alat bongkar muat, seperti derek dermaga (quay container crane - QCC) dan derek penumpukan (Rubber Tyred Gantry - RTG) ke pelabuhan dengan tingkat pertumbuhan tinggi.

Selain mempercepat proses bongkar muat, optimalisasi peralatan juga memangkas biaya operasi. Kebutuhan minimum peralatan dapat dipenuhi tanpa harus membeli alat baru yang mahal dan makan waktu. 

Sebagai gambaran, harga derek QCC-baru berkisar antara Rp140 milliar hingga Rp160 milliar, sedangkan RTG antara Rp40 milliar hingga Rp50 milliar per unit. Dengan optimalisasi alat, Pelindo dapat menghemat biaya hingga Rp500 miliar selama setahun terakhir.

Sejalan dengan itu, kapabilitas karyawan juga ditingkatkan. Para staf planner dan controller pelabuhan di daerah dikirim untuk belajar praktik kerja terbaik. Untuk penanganan di terminal peti kemas, misalnya, mereka dilatih di Jakarta International Container Terminal (JICT) di Tanjung Priok dan Pelabuhan Dwikora, Pontianak.

Karyawan juga dilatih di fasilitas Learning Center Pelindo. Mereka dibekali pemahaman tentang business process yang baru, serta gambaran tentang tahapan dan tujuan tranformasi yang dilakukan Pelindo.

Peningkatan akses dan kualifikasi pelabuhan
Untuk mempercepat arus barang, akses ke pelabuhan diperbaiki. Pelindo melalui anak usaha dibawah Sub Holdingnya, PT Pelindo Solusi Logistik ikut berinvestasi pada pembangunan Jalan Tol Cibitung – Cilincing. Jalan tol sepanjang 34,7 kilo meter ini akan mempercepat mobilitas logistik dari kawasan industri di timur Jakarta yakni Bekasi, Cibitung, Cikarang, dan Karawang menuju Tanjung Priok, dan
sebaliknya.

Pelindo juga memperbaiki integrasi antarmoda sehingga arus barang menuju dan keluar dari Pelabuhan menjadi lebih lancar, karena terdapat beberapa akses alternatif dalam kegiatan transportasi multimoda yakni menggunakan kereta api barang atau truk. Pelabuhan Kuala Tanjung di Kabupaten Batubara, Sumatra Utara kini terhubung dengan Tol Trans Sumatra dan kereta barang, sehingga memiliki akses
dengan pusat-pusat perekonomian, seperti Kuala Tanjung Industrial Estate dan KEK Sei Mangkei.

Pengembangan prasarana pelabuhan juga dikebut. Akhir Agustus 2022, Pelindo meresmikan pelabuhan barang terbesar di Kalimantan, yaitu Terminal Kijing di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. Terminal dengan proyeksi kapasitas ultimate hingga 1,95 juta TEUs peti kemas dan 28 juta ton barang ini dibangun untuk menggantikan Pelabuhan Dwikora, Pontianak. Diharapkan, Kijing dapat mempercepat akses dari kawasan industri menuju pelabuhan bongkar muat.

Pelindo juga mengembangkan kerja sama dengan operator global untuk mempercepat standar pelayanan internasional. Misalnya, dengan menggandeng konsorsium Indonesia Investment Authority (INA) dalam pengembangan Belawan New Container Terminal (BNCT).
Sementara itu, untuk mengatasi ketimpangan volume muatan di wilayah timur dan barat Indonesia, Pelindo memperkenalkan konsep hub (pelabuhan utama) dan spoke (pelabuhan pengumpan), agar kapal dapat bergerak efisien.

Berdasarkan data kapasitas pelabuhan serta sebaran dan volume muatan, Pelindo menentukan pelabuhan besar yang dapat menjadi hub, sebagai pusat pengiriman barang jarak jauh dengan kapalkapal besar; dan spoke, pelabuhan kecil dan menengah yang akan menyebarkan barang ke daerah tujuan.

"Dikumpulkan dulu di Surabaya, misalnya,” kata M. Adji, Dirut SPTP, “lalu dikirim ke satu pelabuhan di Indonesia Timur, baru kemudian ada loop kecil yang mendistribusikannya ke tempat-tempat terpencil.”

Penentuan hub dan spoke ini penting untuk penyetaraan tingkat layanan dari barat ke timur sehingga shipping line memiliki kepastian soal waktu sandar. (RO/E-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat