visitaaponce.com

Naik 19, Kebutuhan Biodiesel Tahun Depan Capai 13,15 Juta Kiloliter

Naik 19%, Kebutuhan Biodiesel Tahun Depan Capai 13,15 Juta Kiloliter
Kebutuhan biodiesel tahun depan naik 19%.(MI/Amir MR)

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan kebutuhan biodiesel atau bahan bakar alternatif pengganti diesel atau solar yang berasal dari minyak nabati menjadi 13,15 juta kiloliter (KL) di 2023. Jumlah tersebut naik 19% dibandingkan alokasi 2022 sebesar 11 juta KL.

Penambahan tersebut untuk mengakomodir arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Rapat Kabinet Paripurna pada 6 Desember 2022 terkait persentase pencampuran Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel ke dalam Bahan Bakar Minyak Jenis Solar ditingkatkan menjadi 35% atau B35.

"Estimasi kebutuhan biodiesel untuk mendukung implementasi B35 sebesar 13.148.594 kL, atau meningkat sekitar 19% dibandingkan alokasi tahun 2022 sebesar 11.025.604 KL," tulis rilis Kementerian ESDM, Jumat (16/12).

Ketentuan pentahapan kewajiban minimal pemanfaatan biodiesel sebagai campuran bahan bakar minyak diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri ESDM Nomor 32 tahun 2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain. Peraturan ini menyebutkan sejak Januari 2020 pemanfaatan biodiesel sebagai campuran bahan bakar minyak ditetapkan minimal sebesar 30% (B30).

Sehubungan hal tersebut, Kementerian ESDM menetapkan alokasi biodiesel 2023 melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 205.K/EK.05/DJE/2022 tanggal 15 Desember 2022 tentang Penetapan Badan Usaha Bahan Bakar Minyak dan Badan Usaha Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel serta Alokasi Besaran Volume untuk Pencampuran Bahan Bakar Minyak Jenis Minyak Solar Periode Januari-Desember 2023.

"Penyaluran program biodiesel 2023 ini didukung oleh 21 Badan Usaha Bahan Bakar Nabati/BU BBN, dengan kapasitas terpasang sebesar 16.653.821 KL," sebutnya.

Kementerian ESDM menjelaskan peningkatan pencampuran biodiesel menjadi B35 telah melalui serangkaian uji, baik yang dilakukan di laboratorium, maupun melalui pelaksanaan uji jalan B40. Kegiatan ini telah berlangsung sejak Juli 2022 hingga akhir Desember 2022, yang secara umum dikatakan memberikan gambaran performa yang baik.

Selain itu, implementasi B35 juga sudah mempertimbangkan kesiapan BU BBN dan BU Bahan Bakar Minyak/BBM, baik dari aspek kesiapan pasokan, distribusi, termasuk infrastruktur penunjang.

Sejalan dengan peningkatan persentase campuran biodiesel menjadi B35, juga telah dilakukan perbaikan mutu Biodiesel melalui Keputusan Dirjen Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Nomor: 195.K/EK.05/DJE/2022 pada 9 Desember 2022 tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel sebagai Bahan Bakar Lain yang Dipasarkan di Dalam Negeri. Hal ini dilakukan untuk memberikan keyakinan kepada konsumen bahwa peningkatan persentase ini tidak menganggu kinerja dari mesin diesel.

Pemerintah berharap penyaluran biodiesel di 2023 dapat dilakukan dengan lebih efisien dan meminimalkan terjadinya keterlambatan atau gagal supply (B0). Adapun beberapa upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi hal ini di antaranya, mengupayakan agar setiap tiap titik serah minimal ada 2 BU BBN untuk suplai, pemilihan BU BBN dan BU BBM berdasarkan optimalisasi rute sehingga ongkos angkut menjadi efisien dengan bantuan aplikasi GAMS. (Ins/E-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat