visitaaponce.com

Wall Street Terpuruk dua pekan Berturut-turut

Wall Street Terpuruk dua pekan Berturut-turut
Suasana pasar saham AS, Wall Street(Ant-reuters)

PASAR Bursa Amerika Serikat, Wall Street jatuh untuk sesi ketiga berturut-turut pada akhir perdagangan Jumat atau Sabtu pagi WIB (17/12/2022) dan mencatat kerugian minggu kedua berturut-turut karena kekhawatiran meningkat bahwa kampanye Federal Reserve (The Fed) untuk menahan inflasi akan mendorong ekonomi ke dalam resesi.

Indeks Dow Jones Industrial Average tergelincir 281,76 poin atau 0,85 persen, menjadi menetap di 32.920,46 poin. Indeks S&P 500 turun 43,39 poin atau 1,11 persen, menjadi berakhir di 3.852,36 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup merosot 105,12 poin atau 0,97 persen. menjadi 10.705,41 poin.

Untuk minggu ini indeks Dow kehilangan 1,66 persen, S&P 500 turun 2,09 persen dan Nasdaq jatuh 2,72 persen.

Semua 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor real estat dan konsumen masing-masing terpangkas 2,96 persen dan 1,74 persen, memimpin penurunan.

Ekuitas terhuyung-huyung sejak keputusan bank sentral AS menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps), seperti yang diharapkan. Tetapi komentar dari Ketua The Fed Jerome Powell mengisyaratkan lebih banyak pengetatan kebijakan, dan bank sentral memproyeksikan bahwa suku bunga akan melampaui angka 5,0 persen pada 2023, level yang tidak terlihat sejak 2007.

Komentar lebih lanjut dari pejabat The Fed lainnya memicu kekhawatiran. Presiden The Fed New York John Williams mengatakan pada Jumat (16/12/2022) bahwa masih ada kemungkinan bank sentral AS akan menaikkan suku bunga lebih dari yang diperkirakan tahun depan. Pembuat kebijakan menambahkan bahwa dia tidak mengantisipasi resesi karena pengetatan agresif The Fed.

Selain itu Presiden Bank Federal Reserve San Francisco Mary Daly mengatakan "masuk akal" untuk percaya bahwa begitu suku bunga kebijakan Fed mencapai puncaknya, suku bunga tersebut dapat bertahan di sana hingga 2024.

"Rasanya seolah-olah akhirnya pasar mulai memahami bahwa berita buruk adalah berita buruk, dan itulah yang mulai terjadi. Sejak titik terendah Oktober, pasar terus memperhitungkan apa yang saya anggap sebagai optimisme substansial pada fakta bahwa Fed dapat menavigasi dan melakukan soft landing yang sukses," kata Analis Ekuitas dan Manajer Portofolio Aptus Capital Advisors, Dave Wagner, di Cincinnati.

"Akhirnya, pasar mempertimbangkan bahwa berita buruk seharusnya berarti hal buruk bagi pasar."

Taruhan pasar uang menunjukkan setidaknya dua kenaikan suku bunga 25 basis poin tahun depan dan suku bunga terminal sekitar 4,8 persen pada pertengahan tahun, sebelum turun menjadi sekitar 4,4 persen pada akhir 2023.

Di sisi ekonomi, sebuah laporan menunjukkan aktivitas bisnis AS berkontraksi lebih lanjut pada Desember karena pesanan baru merosot ke level terendah hanya dalam waktu 2,5 tahun, meskipun pelonggaran permintaan membantu mendinginkan inflasi.

Nasdaq yang padat teknologi pada Kamis (15/12/2022) ditutup di bawah rata-rata pergerakan 50 hari, level teknis utama yang dilihat sebagai tanda momentum. Pada Jumat (16/12/2022), S&P juga ditutup di bawah rata-rata pergerakan 50 hari.

Prospek "reli Sinterklas", atau kenaikan akhir tahun, di pasar tahun ini telah meredup, karena mayoritas bank sentral global telah mengadopsi kebijakan pengetatan. Bank Sentral Inggris dan Bank Sentral Eropa adalah yang terbaru menunjukkan siklus kenaikan suku bunga yang diperpanjang pada Kamis (15/12/2022).

Meta Platforms Inc naik 2,82 persen setelah J.P. Morgan meningkatkan peringkat saham menjadi "overweight" dari "neutral", sementara Adobe Inc naik 2,99 persen setelah pembuat Photoshop itu memperkirakan laba kuartal pertama di atas ekspektasi.

Exact Sciences Corp melonjak 16,39 persen setelah tes kanker saingannya Guardant Health Inc meleset dari harapan, sementara General Motors Co kehilangan 3,91 persen setelah unit robotaxi-nya Cruise menghadapi penyelidikan keselamatan oleh regulator keselamatan mobil AS. (Ant/OL-13)

Baca Juga: Repower Optimistis Catat Penjualan Rp40 Miliar di 2023

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat